Rival

Keesokan harinya saat berada di kantor, terlihat Dirgham sibuk dengan tumpukan dokumen di sebelah mejanya. Helaan napas panjang keluar dari bibirnya.

Pikirannya mulai kembali setelah Pak Agung bertemu dengan dirinya di lobi perusahaan.

"Ham! Setelah ini segera ikut aku ke kantor, bawa beberapa dokumen dan pelajari dengan baner, lalu catat hal yang penting dan dikirim lagi ke ruanganku," tegas Pak Agung dengan wibawa di hadapan banyak pasang karyawannya.

"Baik, Pak."

Dirgham mengikuti langkah kaki ayahnya dan menuju ruangan yang cukup melelahkan.

"Bawa semua dokumen ini dan catat kembali," ujar dingin pria paruh baya tersebut pada putranya.

"Yang benar saja, Dad, ini pekerjaan apa ngerjain sih," ketus Dirgham saat tumpukan dokumen tersebut seakan menertawakan dirinya.

"Kerjakan saja atau dad hukum kamu."

"Rupanya Dad masih dendam sama kejujuran aku sama Mon tadi malam 'kan? Aku bisa saja bilang sama Mom kalau Dad main perempuan lain, apa ya jadinya kalau semua karyawati Dad harus memakai daster ke kantor," ancam Dirgham kepada ayahnya.

"Ini suatu musibah atau keberuntungan ya, punya anak yang cerdas dan licik," ketus Pak Agung dengan wajah datar.

"Jangan kesal, Dad aku adalah kopian dari Dad di waktu muda," sahut Dirgham tenang.

"Sana pergi dan jangan lupa sama tugasmu," usir Pak Agung yang kalah debat dengan sang Anak.

Setelah itu Dirgham mulai membaca dan mengerjakan tugas, meski masih dibilang ringan untuk pemuda yang belajar bisnis dari usia dini, Dirgham sudah sangat ahli.

Hingga ketukan pintu membuat pemuda itu menghentikan kegiatannya.

"Masuk saja!" sahut Dirgham saat pintu ruangannya dibuka dari luar.

"Dirgham, Pak Agung bilang kalau kamu sulit memahami bisa bertanya kepada aku, jadi jangan sungkan jika kesulitan," terang Arsyila yang kini melihat kerja pemuda yang mengaku anak magang tersebut.

"Baik, Mbak kalau saya tidak mengerti akan bertanya sama Mbak."

Jari-jari Dirgham menari di atas keyboard komputer dengan lincah, Arsyila yang berada di samping Dirgham seakan terpana akan kemahiran pemuda di sampingnya.

"Kalau begitu aku permisi dulu ya!"

Saat Arsyila hendak berbalik keluar, Dirgham menghentikan kegiatannya, "Mbak! Bisakah kita berteman?"

Arsyila yang mendengar ucapan Dirgham lantas tersenyum, "Bisa saja jika sebatas teman."

"Kalau lebih tidak boleh ya, Mbak, misal jadi tunangan kamu gitu?" goda Dirgham yang tersenyum jenaka.

Arsyila menjawab dengan tersenyum, "Maaf untuk lebih jauh kita tidak bisa, aku sudah punya tunangan dan sebentar lagi akan menikah," jelas Arsyila dengan senyum lebar.

"Yah telat dong buat miliki, Mbak!"

"Lanjutkan pekerjaan kamu, semoga kamu mendapatkan gadis lain yang baik serta mencintai kamu dengan tulus," doa Arsyila tulus.

"Terima kasih, Mbak tapi aku juga berdoa kalau Mbak jodohnya hanya sama aku saja."

Arsyila tidak menjawab, dia segera keluar ruangan Dirgham dan kembali bekerja.

Pemuda tampan itu sendiri malah diam sesaat lalu meraih ponsel pintar miliknya dan menghubungi seseorang.

"Aku butuh datanya sekarang, jadi cari sampai dapat dan jangan lupa seperti biasa, kerja bersih tanpa jejak."

Setelah menutup panggilannya tersebut, Dirgham melanjutkan tugas dari ayahnya yang akan berusaha membuat anaknya itu mati kutu saat di kantor dan tidak bocor saat berada di rumah.

Beberapa jam setelah selesai menyalin dokumen, pemuda itu ingin pergi keluar karena jam sudah menunjukkan jam istirahat siang. Dirgham meminta izin ayahnya lewat chat untuk keluar makan siang. Namun saat dia ingin mengendarai skuternya, pemuda tampan itu melihat Arsyila sedang dijemput pria lain yang sepertinya tidak asing bagi Dirgham.

Awalnya pemuda itu cuek, karena memang hanya menggoda Arsyila saja, namun saat ponsel Dirgham berbunyi dengan begitu nyaring, akhirnya Dirgham mencoba membuka ponsel miliknya tersebut.

Sebuah chat berikut foto masuk ke dalam ponsel pintar Dirgham.

[Bos seperti Anda punya banyak kejutan hari ini, berikut hal yang sudah saya cari sesuai permintaan Anda.]

[Tunangan Nona Arsyila merupakan teman lama Anda, Bos dia yang pernah terlibat skandal perselingkuhan dengan kekasih Anda, dan baru-baru ini dia juga menjalin kisah asmara dengan beberapa karyawannya sendiri.]

Kurang ajar kamu Argo, harus aku cincang itu pusakamu sejak dulu, sudah berapa banyak wanita yang sudah kamu tiup perutnya batin Dirgham kesal.

Akhirnya Dirgham segera tancap gas mengikuti mobil yang ditumpangi oleh Arsyila. Bagaimanapun juga gadis cantik yang tegas itu masih polos dan juga baik menurut pandangan Dirgham. Karena tidak memiliki banyak waktu, pemuda tampan itu segera menepikan kendaraan roda duanya dan menghubungi salah satu anak buahnya.

"Cepat ke tempat saya berdiri sekarang, dan sebar beberapa bodyguard untuk menemukan titik lokasi Argo sekarang," titah Dirgham geram.

Tak menunggu lama sebuah mobil sport warna silver mendekat, salah satu bodyguard turun dan menunduk hormat.

"Kamu bawa motorku dan ikuti aku dari belakang," pinta Dirgham nyeleneh yang hanya diangguki saja oleh bodyguardnya.

Dirgham segera meninggalkan tempat dia menepikan skuternya lalu menuju hotel yang sudah dikirim lokasinya oleh bodyguardnya.

Dengan tergesa pemuda tampan itu memarkirkan kendaraannya sembarang, hingga melempar asal kunci mobil sport miliknya pada salah satu bodyguard yang sudah datang lebih dulu.

Tanpa meminta informasi resepsionis yang ada di hotel tersebut, Dirgham segera masuk tanpa hambatan, hotel mewah yang terkenal itu adalah milik Dirgham sendiri, tidak ada orang yang tahu kecuali orang tuanya dan karyawan yang bekerja di sana.

Hingga di ruangan bertuliskan nomor 202 pintu itu di dobrak dengan kencang.

"Hallo rival, apa kabarmu hari ini? Masih ingat wajah tampan yang sudah berhasil kamu hancurkan hatinya?"

Argo yang terbelalak mendengar suara familiar itu segera melihat wajah tampan Dirgham.

"D-Dirgham i-itu kamu?"

"Bagus sekali ya, bertahun-tahun lalu kamu merebut kekasihku karena kamu kaya, sekarang ingin menghancurkan wanita yang polos dan baik seperti Arsyila dengan begitu mudah, dasar penjahat," ujar dingin Dirgham pada Argo.

Arsyila yang shock karena bajunya dilepas paksa hanya bisa menangis, berusaha menutupi tubuhnya yang sebagian bajunya sudah koyak.

"Kamu mau jadi pahlawan! Dasar miskin, dia itu tunanganku dan sebentar lagi akan menikah denganku, gak ada salahnya jika aku unboxing dulu calonku ini, agar aku tahu dia masih bersegel atau tidak," ucap enteng Argo tanpa rasa berdosa.

Bruk dag buk buk buk

Dirgham yang geram segera menghajar Argo tanpa ampun, lawannya yang belum siap langsung terpukul mundur dengan bibir yang berdarah.

"Awas saja kamu, Dirgham, aku tak akan kalah dari orang miskin sepertimu," ancam Argo pada rivalnya.

Setelah kepergian Argo, Dirgham lalu melepas jasnya dan menyuruh Arsila untuk memakai jas yang kebesaran di tubuh rampingnya tersebut.

"Apa kamu terluka?" tanya ramah Dirgham sesudah Arsyila memakai jasnya.

Saat Arsyila hendak berjalan tubuhnya terhuyung dan badannya lemah.

"Astaga!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!