Tak lebih indah dari Arsyila

Dirgham segera masuk setelah menggandeng erat tangan istrinya, dia langsung ke ruangan khusus yang dia bangun untuk para donatur yang akan menyumbangkan donasi kepada panti tersebut.

"Eh ada Tuan Dirgham," sapa wanita paruh baya yang menyambut kedatangan pemuda itu.

"Iya, saya datang setiap tanggal yang sama, tetapi kali ini saya datang bersama istri tercinta saya, jadi langsung saja, Bu untuk mempersingkat waktu," jelas pemuda tampan itu tegas.

"Oalah, ini istri Tuan Muda, sangat cantik," puji wanita paruh baya itu kepada Arsyila.

Dirgham menyerahkan sebuah amplop coklat untuk wanita paruh baya itu.

"Jika kurang hubungi saya lagi, kami permisi," ucap Dirgham yang tidak ingin lama di sana, akan tetapi setelah pintu terbuka ada wanita muda yang ingin masuk. Sontak saja wanita muda itu segera memeluk Dirgham dengan erat.

"Aku rindu kamu, Tuan Muda, sudah berbulan-bulan kamu tidak mengunjungi panti," cecar wanita muda itu yang diberikan tatapan tajam Dirgham.

"Minggir dari tubuhku, Zara atau kamu mau aku paksa?" gertak Dirgham yang suaranya berubah meninggi seiring tangan Arsyila yang lepas dari genggamannya.

"Tuan muda kenapa kasar sama aku, bukankah tuan adalah kekasihku?" ucapan dari bibir wanita muda itu membuat Arsyila mematung.

Kekasih batin Arsyila kaget.

"Sejak kapan aku memiliki kekasih yang mengumbar tubuhnya untuk om-om di luar sana, bahkan lihat saja aku muak," sindir Dirgham emosi.

"Ma-Maksud tuan muda apa, tuan muda jangan fitnah," gugup Zara yang kini melihat sekitar, lalu melihat Arsyila yang berdiri di samping pemuda tampan itu.

"Apa karena wanita ini, tuan muda tidak mau bersama aku!" tuding wanita muda itu dengan nada tinggi, "Dia bahkan tidak lebih cantik dan juga seksi dari aku," imbuh Zara mengejek Arsyila.

"Tutup mulutmu, Zara."

Dirgham yang marah karena Zara menjelekkan Arsyila memegang dagu wanita muda itu dengan kencang.

"Dia bahkan lebih cantik daripada kamu, dia juga lemah lembut serta masih suci, jangan pernah merendahkan istriku di depanku," geram Dirgham yang kesal pada Zara yang terobsesi untuk memiliki dirinya.

"Ai sudah kita pulang sekarang, kamu jangan marah di sini, aku mohon," pinta Arsyila dengan nada bergetar. Dia juga takut ketika suaminya itu marah di depan dirinya.

"Jangan pernah mengusikku atau mengusik istriku, aku tidak segan kepada lawan seperti kamu meskipun kamu itu wanita."

Setelah membuang kasar wajah Zara, Dirgham memegang erat tubuh Arsyila dengan posesif.

Mereka keluar dari panti hingga menyisakan jeritan dan tangisan dari Zara.

"Aku akan balas kamu tuan muda, aku tidak terima kamu menolakku, jika kamu bukan untukku, aku pastikan orang yang kamu cintai juga tidak akan mendapatkan kamu selain aku."

"Jangan menoleh ke belakang, Ai dia gila!" jelas Dirgham santai.

"Kamu percaya kepada aku 'kan?" tanya pemuda tampan itu kepada istrinya.

Arsyila hanya mengangguk saja, dia masih tidak terima direndahkan di depan suaminya sendiri, meskipun dibela langsung oleh Dirgham.

"Pak Sopir segera ke villa," ucap Dirgham membuat manik coklat Arsyila melihat dirinya.

"Bukankah kita akan ke pantai, kenapa ke villa?" protes Arsyila kepada suaminya.

"Aku lebih tahu apa yang kamu butuhkan sayang, setelah dari panti hati dan pikiranmu akan berkecamuk bahkan ragu kepada diriku yang statusnya adalah suami," ucap Dirgham enteng.

Arsyila mengesah pelan, tetapi ucapan Dirgham memang benar adanya.

Mobil mewah tersebut langsung menuju villa yang Dirgham sebutkan, iris coklat itu takjub dengan villa tersebut, ternyata tempat tersebut dekat dengan pantai membuat rona bahagia muncul dari wajah Arsyila.

"Ini cantik sekali pemandangannya, Ai kenapa kamu tidak bilang jika view-nya secantik ini."

"Aku hanya ingin kamu menilai sendiri apa yang aku lakukan, kalau aku bilang begini begitu kamu tidak akan bisa menilai diriku."

Arsyila memeluk erat pinggang Dirgham, dia terisak dalam tangisnya yang lirih.

"Maaf kamu benar, aku sempat ragu kepada kamu, Ai, maafkan aku," tutur Arsyila yang menangis dalam diam.

Dirgham mengelus puncak kepala istrinya lembut, "Karena Mom pernah seperti itu kepada, Dad dan aku mendirikan apa yang Dad lalukan pada pasangannya hingga saat ini," tutur pemuda itu dengan nada lembut.

"Sekali lagi terimakasih, Sayang!"

Dirgham terhenyak lalu tersenyum, "Panggilan yang cantik, tapi lebih cantik lagi Arsyila-istriku."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!