Di sebuah rumah besar, tepatnya di dalam sebuah ruangan di mana ruangan itu hanya di peruntukkan untuk bekerja.
Tuan besar Latief nampak mencengkeram kuat kuat sandaran sofa yang ada di ruangan itu.
Ia baru mengetahui kabar tentang Farugh yang masih menggila dalam mencari keberadaan Shafeea.
Awalnya dulu ia mengira, cinta yang di miliki Farugh untuk Shafeea hanyalah sekedar cinta monyet belaka. Namun nyatanya..semakin hari, ia justru di buat khawatir melihat kegilaan Farugh mencari Shafeea diam diam tanpa sepengetahuan keluarga.
Terutama dirinya dan kedua orang tuanya.
Ia memang telah menutupi segala akses yang akan membuat Farugh bisa menemukan Shafeea.
Ia benar benar tak ingin cucu satu satunya itu menemukan Shafeea.
" dia masih belum menyerah juga ?! " tanya nya kepada seseorang yang ia tugaskan diam diam mengikuti Farugh.
" belum tuan besar, tuan muda bahkan berkali kali masih mendatangi mall itu seperti orang gila " penjelasan orang itu membuat tuan Latief menggeram.
" terus awasi dia..."
" baik tuan besar...tuan besar..." pengawal itu seolah ingin mengabarkan sesuatu.
" apa lagi ?! " tanya tuan Latief
" nona muda..."
" cukup..aku tak ingin dengar apapun tentangnya..." jawab tuan Latief sembari mengibaskan tangan kanannya.
" baik tuan besar.." segera orang itu berlalu meninggalkan ruangan itu. Pengawal itu sebenarnya ingin mengabarkan perihal tentang Shafeea yang terlibat dengan dua orang pemuda yang nampaknya bukan dari kalangan biasa,
Hal itu tanpa sengaja ia ketahui ketika ia mengikuti Farugh yang diam diam kembali ke mall tempat Shafeea mengajar bimbel. Tapi nampaknya itu tak berarti bagi tuan besarnya.
Sepeninggal pengawalnya itu, tuan besar Latief menghela nafas berat.
Ia benar benar tak ingin mendengar apapun tentang Shafeea, perhatiannya hanya satu kini..yakni Farugh.
Satu satunya harapannya sebagai penerus keluarga Latief.
Perlaham pria tua itu menoleh kearah sebuah bingkai foto kecil yang berdiri di ujung meja panjang yang ada di ruangan itu.
Kembali pria tua itu menghela nafas dengan berat, ia melangkah maju mendekat ke arah bingkai foto itu kemudian ia menutupkannya dengan kasar.
" Zahira...kau benar benar sudah mengecewakan papa..."
" kau lihat...bahkan noda yang telah kau tinggalkan untuk kami sudah menjadi seperti parasit yang menggerogoti keluarga kita.
Kenapa tak kau bawa serta juga dia bersamamu, agar dia tak menjadi sandungan untuk Farugh " lanjut pria tua itu lagi.
Lihatlah....betapa tuan Latief menjatuhkan semua kesalahan hanya kepada Shafeea.
💦
Shafeea nampak tengah sibuk dengan buku buku di mejanya, ia kini tengah berada di ruang perpustakaan.
" minumlah...ck...ujian masih satu minggu lagi tapi kau sudah sesibuk ini " Axel tiba tiba datang dan meletakkan sebotol air mineral di hadapan gadis berhijab itu.
Shafeea tak menghiraukannya sedikitpun, ia nampak tak bergeming dari kegiatannya.
" buruan minum, aku haus..." kata Axel lagi meminta kepada Shafeea.
Shafeea mengangkat kepalanya menatap pemuda itu. Sungguh ia di buat jengah oleh kelakuan pemuda itu.
Sudah satu minggu sejak Axel menghajar Agam. Sahabatnya itu tak kunjung nampak di sekolah.
" kunjungilah dia jika kau ingin melihat aku membuatnya tak bisa berjalan seumur hidupnya " ancam Axel pada Shafeea suatu hari ketika ia terpegok ingin mendatangi Agam bersama dengan Luna.
" kau yang haus, kenapa aku yang kau suruh minum ?! " omel Shafeea. Entahlah..bersama dengan Axel, Shafeea seolah menjadi pribadi yang berbeda.
Ia yang biasanya irit bicara dan enggan merespon orang lain, kini tiba tiba menjadi suka mengomel. Entahlah, apa yang sudah terjadi.
Axel seolah merubah kepribadian Shafeea secara perlahan tapi pasti.
Axel tak menjawab, namun ia malah menyodorkan botol itu kepada Shafeea.
Malas untuk di paksa paksa lagi, Shafeea segera meraih botol air mineral itu kemudian menenggaknya hingga tinggal setengah, setelahnya ia meletakkannya begitu saja di meja.
Belum lama botol itu bertengger di meja, Axel sudah meraihnya untuk kemudian menenggaknya hingga habis.
Shafeea di buat tercengang oleh perbuatan Axel itu.
Apa barusan....ia minum bekasku, bekas bibirku ?! Rutuk Shafeea dalam hati.
" apa ?! " tanya Axel sembari mengangkat dagunya kearah Shafeea.
Sementara Shafeea mengerutkan keningnya menahan jengkel.
" itu bekasku..." kata Shafeea geram, rasanya sangat tidak terima Axel menyentuh bekas bibirnya dengan bibir pemuda itu.
" kenapa memangnya, biasakan dirimu berbagi denganku..." jawab Axel enteng semakin membuat Shafeea meradang.
" kau sudah gila..." omel Shafeea lagi.
Axel mencebikkan bibirnya juga dengan bahunya.
Shafeea tengah di sibukkan dengan bukunya ketika tiba tiba Axel yang tengah menelungkupkan kepalanya di meja tertidur terbangun karena sebuah panggilan di ponsel pintarnya.
" hmmm....." jawab Axel memulai jawabannya.
" lagi nungguin cewek ku...kenapa ?! " jawab Axel lagi yang seketika membuat Shafeea mengerutkan keningnya, ia menengok ke kanan dan ke kiri barangkali ada cewek yang di maksud Axel sebagai ceweknya.
Tapi Shafeea tak melihat siapapun di sana selain dirinya. Ada sich yang lain...tapi mereka agak jauh.
Akhirnya Shafeea memilih masa bodoh, ia kemudian melanjutkan membersihkan buku bukunya yang berserakan di meja karena ulah Axel tadi.
Pemuda itu sepertinya sengaja menggoda Shafeea dengan membolak balikkab buku bukunya untuk menarik perhatiannya, namun sepertinya tak berhasil. Shafee hanya menatapnya sekilas kemudian kembali pada kesibukannya lagi.
Usai dengan merapikan buku bukunya, gadis itu berdiri dengan membawa buku buku itu.
" mau kemana ?! " tanya Axel tiba tiba kepada Shafeea
" aku sudah selesai, permisi..." jawab Shafeea sembari berdiri kemudian melangkah meninggalkan Axel.
" nanti ku telpon lagi, cewekku sudah selesai..." sambung Axel lagi kepada seseorang di seberang sana.
Axel tergopoh gopoh turut berdiri kemudian setengah berlari menyusul Shafeea.
" mau kemana ?! Kenapa jalanmu cepat sekali ?! " tanya Axel kepada Shafeea setelah ia berhasil menyamai langkah gadis itu.
Shafeea hanya menatapnya sekilas kemudian melanjutkan langkahnya kembali.
" nggak usah cemburu..Aresh kok yang telphon " kata Axel dengan wajah datar membuat Shafeea menghentikan langkahnya sejenak kemudian menatap pemuda itu dengan tatapan aneh.
Axel turut menatapnya..
" kenapa...nggak peracaya ?! Nih liat sendiri di riwayat panggilan nggak aku hapus kok " kata Axel lagi semakin membuat Shafeea memberengut kesal.
" bodo...." jawab Shafeea kesal dan melanjutkan langkahnya lagi,
Siapa dia coba...kenapa aku harus cemburu, gak waras ni orang...oceh Shafeea dalam hati.
Sementara Axel justru tertawa lebar melihat tingkah Shafeea. Sungguh ia senang sekaligus gemas dengan ekspresi Shafeea itu.
" jangan manyun begitu, nanti ku cium mau...?! " goda Axel lagi semakin membuat Shafeea mempercepat langkahnya.
Tanpa Axel sadari..tawa di bibirnya menarik atensi banyak siswa yang memandangnya terheran heran.
Pasalnya selama ini Axel terkenal dengan cowok dingin yang super cuek.
Hampir sebelas dua belas dengan Shafeea. Jarang tersenyum.
keduanya terus melangkah melewati koridor sekolah menuju kelas keduanya.
Pelajaran akan segera di mulai lima menit lagi.
Keduanya tak menghiraukan tatapan tatapan berpasang pasang mata ke arah mereka.
Terutama tatapan sepasang mata yang mengawasi mereka dari balik jendela di ruangannya.
Pria itu menghela nafas berat.
" lindungi dia Tuhan ...sejak kapan mereka dekat, tak seharusnya mereka sedekat itu " bisik pria itu tertahan.
Bias kecemasan dan kekhawatiran terlukis jelas di wajah pria baya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Ita Mariyanti
sabar pak Ridzwan yg pdkt Axel kq
2024-11-17
0
Eemlaspanohan Ohan
nyesel nanti kakek tua berengsek
2024-06-07
1
dina firara
loh ..kenapa nih
2024-05-03
0