bab 18 mendekat ( revisi )

Waktu terus berlalu tanpa terasa....lomba olimpiade sains telah terlewati satu minggu yang lalu, dan hasilnya begitu sangat memuaskan.

Kolaborasi antara Shafeea dan Axel sungguh di luar ekspektasi. Keduanya sungguh menjadi pasangan yang tak terbantahkan.

Otak encer Shafeea berpadu dengan kecerdasan Axel yang sebenarnya di atas rata rata membuat semua dewan juri berdecak kagum.

Tak ada satu pun soal yang tidak dapat di selesaikan oleh keduanya dengan mudah dan dengan hasil yang tak memuaskan.

Keduanya mampu menyelesaikan dengan hasil yang begitu baik bahkan mampu mencapai nilai di atas rata rata.

puncaknya...keduanya menjadi pemenang mutlak lomba itu dengan membawa tropi kemenangan sebagai juara pertama.

Tentu saja, kemenangan itu semakin mengukuhkan nama Shafeea dan Axel sebagai kandidat penerima beasiswa dengan peluang tertinggi.

Namun, apa sebenarnya maksud Axel di balik ikut sertanya dirinya dalam kompetisi ini....tak ada yang tahu, selain dari pada sahabat sahabat Axel.

Yang sebenarnya adalah Axel mencoba mengambil alih atau sekedar meringankan beban prestasi yang di letakkan yayasannya di bahu Shafeea.

Dan bagaimana selama ini hingga kini Axel memperlakukan Shafeea.

Sungguh itu pun hanya sahabat sahabat Axel yang tahu.

Sejak keduanya di jadikan pasangan dalam lomba itu, Axel seolah memperlakukan Shafeea bagai miliknya.

Tak ia hiraukan tatapan sinis gadis itu kepada dirinya.

tak ada yang ia bolehkan mendekat kepada Shafeea apalagi Agam.

Ia sungguh membatasi ruang gerak Shafeea untuk bisa bersama dengan Agam dengan cara selalu mengekorinya kemanapun ia pergi.

Di mata siswa lain, mereka menganggap Shafeea tengah bermasalah dengan Axel hingga sekarang gadis itu di intimidasi oleh Axel dan kawan kawannya.

Siang itu, Shafeea bari saja keluar dari ruang laboratorium komputer.

Namun tiba tiba ia dikejutkan dengan keberadaan Axel yang langsung memakaikan tasnya yang tadi sengaja ia tinggal di kelas.

" apa saja yang kau lakukan di dalam...kenapa lama sekali ?! " tanya Axel sembari memakaikan tas di punggung Shafeea.

Rupanya pemuda itu membawakan tas Shafeea dari kelas hingga ruang Laboratoriun komputer ini.

" jangan bilang kau pacaran dulu dengan guru itu " imbuh Axel lagi tanpa mendapat jawaban apapun dari Shafeea.

Gadis cantik itu hanya terdiam dengan wajah datarnya.

" ayo....!! " sekali lagi, tingkah Axel membuat Shafeea terkejut.

" ada apa ?! Kenapa kau diam saja...buruan, aku sudah sangat lapar. Kau lama sekali di dalam. Hampir saja aku mendobrak pintu jika kau tidak segera keluar tadi " Axel masih mengoceh.

" lepaskan tanganmu.... !! " suara Shafeea terdengar bergetar.

Ya..gadis itu telah ketakutan akan perbuatan Axel yang tiba tiba menggandeng tangannya.

Meski ia sudah berusaha menghentakknya tapi Axel tetap tak mau melepaskan.

" kenapa ?! " tanya Axel tak kalah dingin. Ia bukan tak tahu dengan apa yang terjadi pada tubuh Shafeea.

Ia bisa merasakan tubuh gadis itu yang bergetar hebat dan jemari tangannya yang terasa dingin tiba tiba.

Sebenarnya Axel tahu Shafeea tengah mengalami trauma hebat hingga berdampak pada tubuhnya.

Bukan tanpa alasan Axel tahu hal itu. Beberapa kali ia melihat gelagat aneh pada diri Shafeea.

Gadis itu selalu saja terlihat pucat pasi, dan gemetar tiba tiba.

Dan soal bis, dia pun kini tahu....Shafeea sengaja menungguh bis terakhir untuk naik, ia sengaja menunggu agar bis sepi penumpang dan ia tak perlu berdesak desakkan dengan penumpang lain.

Jika ingat pikirannya dulu..Axel berdecak kesal pada dirinya sendiri.

Ia bertanya pada dokter pribadi keluarganya tentang keadaan Shafeea. Dan dokter itu mengatakan...kemungkinan seseorang itu mengalami trauma hebat karena sesuatu hal yang menyakitkan dalam hidupnya dan ia belum bisa berdamai dengan itu.

Dan bagaimana cara mengobatinya....tentu saja dengan terapi, dan biasakan diri kita kepadanya.

Itulah yan kini tengah coba di lakukan Axel. Ia ingin Shafeea terbiasa dengan dirinya dan di awali dengan sentuhannya seperti ini.

Karena mengajaknya terapi, rasanya itu tidak mungkin. jangankan terapi yang artinya Shafeea sudah percaya kepadanya...mendekat kepada gadis itu saja ia sudah harus nekat bukan main.

Ia harus rela menjadi sosok yang bukan dirinya.

Demi Shafeea ia menjadi orang yang seakan tak punya harga diri.

Apa namanya jika tak punya harga diri, meski sudah tahu tak pernah di hiraukan...tapi ia masih saja mengikuti gadis itu.

Dan satu lagi....ia menjadi seorang penguntit untuk Shafeea.

Ia tahu...keyakinan Shafeea tak membenarkan hal ini, tapi apa boleh buat. Ia tak ingin Shafeea tak terbiasa dengannya.

" aku tak nyaman..." jawab Shafeea ketus.

" lalu siapa yang membuatmu nyaman ?! Agam...?! Atau tuan muda Latief itu ?! " jawaban sarkas Axel membuat Shafeea melotot kepadanya.

" sudahlah...ayo cepat, aku sudah sangat lapar karenamu.." kata Axel kemudian menggeret tangan Shafeea.

" jangan menolak...atau kalau tidak...?! " Axel menghentikan langkahnya sejenak dan berbalik menatap Shafeea.

Satu langkah ia maju ke hadapan Shafeea dengan jemari yang masih bertaut.

" mau apa kau...?! " bentak Shafeea merasa cemas melihat gelagat Axel seperti tak asing baginya.

Di matanya...wajah Axel mengingatkannya pada wajah Farugh malam itu.

" menciummu jika kau terus melawan " kembali kata kata Axel terdengar sarkas di telinga Shafeea.

Gadis itu benar benar di buat mati kutu oleh pemuda itu.

Postur tubuh dan kenekatan Axel serta tatapan pemuda itu yang seolah mampu membunuh lawannya tanpa berbuat apa apa diam diam membuat Shafeea tunduk.

Tak butuh waktu lama, Axel dan Shafeea telah berada di kantin sekolah.

Kantin tentu saja sudah sepi, karena jam sekolah sudah berakhir hampir dua jam lalu.

" makan apa kamu ?! " tanya Axel

" tidak usah, aku masih kenyang..." jawab Shafeea asal, sungguh ia malas berada di kantin ini, apalagi bersama Axel.

Mendengar jawaban Shafeea, Axel menatapnya dengan tajam.

" kenyang makan apa kamu...jangan bilang kalau kau tadi makan bersama guru sialan itu " kata Axel dengan mata memerah. Segera ia bangun dari duduknya dan hendak berlalu dari sana.

" mau kemana kamu ?! " tanya Shafeea, tiba tiba ia merasa khawatir dengan sikap Axel ini.

" menghajar guru itu karena sudah berani mengajakmu makan " jawab Axel, dan itu benar benar serius. Ia benar benar berniat menghajar guru pembimbing It itu.

Shafeea berdecak kesal.

" aku belum makan, pak Lewis tidak memberiku apa apa..." kata Shafeea kemudian dengan kesal.

" lalu...?! " tanya Axel menatap kepada Shafeea.

Dengan kesal Shfeea mengusap wajahnya.

" samakan saja dengan mu " jawab Shafeea kemudian dengan kesal.

" tidak...kau saja, samakan dengan pesananmu " jawab Axel kepada Shafeea dengan kembali duduk di kursinya.

Sekali lagi Shafeea melotot kepadanya.

" kau yang mengajakku ke sini bukan...?! " omel Shafeea dan di jawab Axel dengan mengangkat bahunya.

" minumnya juga samakan, atau satu gelas berdua itu tidak masalah....oh ya...jangan coba coba kabur.." kata Axel membuat Shafeea semakin jengkel bukan main di buatnya.

Axel tersenyun tipis di buatnya.

Tak lama Shafeea datang dengan membawa nampan berisi dua mangkok soto dan dua es cincau.

Axel mengerutkan keningnya melihat minuman yang di bawa Shafeea.

" apa ini...?! " tanya Axel pada Shafeea, ia memang tak pernah membeli minuman dengan gelas seperti ini. Ia hanya membeli minuman dalam kemasan.

" es cincau..." jawab Shafeea malas kemudian ia langsung menyuap makanannya tanpa menunggu Axel atau sekedar pamit makan dulu.

" ckk....apa seenak itu, kau bahkan lupa menawari aku " decak Axel dan tak di gubris sedikitpun oleh Shafeea.

Terpopuler

Comments

Tuti Tyastuti

Tuti Tyastuti

enak tuh xel es cincau😂😂😂

2024-02-20

1

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2 bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4 bab 4 tertolong ( revisi )
5 bab 5 otak encer ( revisi )
6 bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9 bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10 bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11 bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12 bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14 bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih ( revisi )
17 bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18 bab 18 mendekat ( revisi )
19 bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20 bab 20 penyesalan ( revisi )
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22 bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23 bab 22 putus asa ( revisi )
24 bab 24 Farugh ( revisi )
25 bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26 bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27 bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28 bab 28 strata sosial ( revisi )
29 bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30 bab 30 berlalu ( revisi )
31 bab 31 pergi ( revisi )
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33 bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34 bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36 bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38 bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41 bab 41 harapan kosong ( revisi )
42 bab 42 perdebatan ( revisi )
43 bab 43 kenangan ( revisi )
44 bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46 bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47 bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48 bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49 bab 49 dejavu ( revisi )
50 bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51 bab 51 mengalah ( revisi )
52 bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53 bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54 bab 54 sah ( revisi )
55 bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56 bab 56 memiliki ( revisi )
57 bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59 bab 59 kekacauan ( revisi )
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61 bab 61 aku menerima ( revisi )
62 bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67 bab 67 hati yang luka ( revisi )
68 bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69 bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70 bab 70 memprovokasi ( revisi )
71 bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72 bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73 bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74 bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75 bab 75 gusar ( revisi )
76 baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78 bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80 bab 80 Axel.... ( revisi )
81 bab 81 hidup baru ( revisi )
82 bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2
bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4
bab 4 tertolong ( revisi )
5
bab 5 otak encer ( revisi )
6
bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9
bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10
bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11
bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12
bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14
bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih ( revisi )
17
bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18
bab 18 mendekat ( revisi )
19
bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20
bab 20 penyesalan ( revisi )
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22
bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23
bab 22 putus asa ( revisi )
24
bab 24 Farugh ( revisi )
25
bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26
bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27
bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28
bab 28 strata sosial ( revisi )
29
bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30
bab 30 berlalu ( revisi )
31
bab 31 pergi ( revisi )
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33
bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34
bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36
bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38
bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41
bab 41 harapan kosong ( revisi )
42
bab 42 perdebatan ( revisi )
43
bab 43 kenangan ( revisi )
44
bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46
bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47
bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48
bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49
bab 49 dejavu ( revisi )
50
bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51
bab 51 mengalah ( revisi )
52
bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53
bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54
bab 54 sah ( revisi )
55
bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56
bab 56 memiliki ( revisi )
57
bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59
bab 59 kekacauan ( revisi )
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61
bab 61 aku menerima ( revisi )
62
bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67
bab 67 hati yang luka ( revisi )
68
bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69
bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70
bab 70 memprovokasi ( revisi )
71
bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72
bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73
bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74
bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75
bab 75 gusar ( revisi )
76
baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78
bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80
bab 80 Axel.... ( revisi )
81
bab 81 hidup baru ( revisi )
82
bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!