bab 11 ada rasa tak suka

Dua hari sudah berlalu sejak kejadian di mall itu, Shafeea tak masuk sekolah sudah dua hari. Dan selama dua hari ini juga Axel datang ke sekolah tak seperti biasanya.

Ia datang jauh lebih pagi dari biasanya. Entahlah...apa yang sebenarnya sedang dia pikirkan.

Namun yang jelas..sejak hari di mall itu, ia seakan selalu tercium wangi tubuh Shafeea.

Pagi ini ia berdiri di atas balkon depan ruang laboratorium komputer, kedua tangannya ia letakkan pada realling pagar besi yang ia jadikan tumpuan tubuhnya yang sedikit ia lengkungkan ke bawah.

Sebersit senyum tipis tersungging di bibirnya manakala matanya menangkap siluet tubuh seorang gadis yang sudah selama dua hari ini mengganggu pikirannya.

Penampilannya yang berbeda membuat gadis itu sangat mudah untuk di kenali.

Shafeea yang di lihat oleh Axel.

Axel terus menatap Shafeea dari atas balkon, tangan kiri gadis itu menenteng sebuah tote bag yang ia yakini berisi jaket hodienya kemaren.

Shafeea terus melangkah, hingga langkahnya terhenti oleh seseorang dan membuat Axel mengerutkan keningnya di atas sana.

Tiba tiba ada yang berdesir di hatinya melihat Shafeea cukup lama bicara dengan orang itu yang tak lain adalah seorang guru muda pembimbing kelas IT.

Guru itu memang masih sangat muda, juga terkenal cukup berada.

senyum kecut terlukis di bibir Axel kini.

" aku dengar dia cabutan...atau mungkin ia sedang berupaya menyelamatkan masa depannya.."

Tiba tiba saja Axel teringat dengan kata kata Faris beberapa waktu lalu di mall.

Meski kata kata itu mendapat bantahan dari Jacob, tetap saja..sepertinya kata kata Faris mampu mempengaruhi pemikirannya tentang Shafeea.

" murahan...." tanpa sadar Axel bergumam lirih dengan tatapan penuh kemarahan yang seoalah tak ia sadari.

Kemudian ia melangkah berlalu meninggalkan tempat itu.

Beberapa menit kemudian ia telah sampai di kelasnya dan melihat Shafeea juga baru masuk ke dalam kelas.

Dengan wajah muram Axel melewati begitu saja Shafeea yang berjalan di depannya.

Dengan angkuhnya pemuda itu duduk di bangkunya dan langsung mengutak atik ponselnya.

Shafeea yang memang sengaja mencari Axel sejak awal dia datang tadi sedikit mengerutkan keningnya melihat pemuda itu duduk tepat di belakang tempat duduknya.

Namun kemudian gadis itu melanjutkan langkahnya dan berhenti tepat di samping Axel duduk.

" aku mau mengembalikan jaketmu, maaf agak lama " kata Shafeea pelan sembari tangan kanannya mengulurkan sebuh tote bag pada Axel.

Cukup lama tangan Shafeea mengulur kepada Axel hingga mungkin karena lelah ia kembali menjatuhkan tangannya kebawah, karena Axel yang tak kunjung menerima tote bag itu.

Axel malah terkesan mengabaikan Shafeea.

Interaksi Shafeea dan Axel menjadi pusat perhatian beberapa siswa yang kebetulan juga sudah datang sejak pagi.

Namun tak ada yang berani bersuara sedikitpun, ini menyangkut seorang Axel. Seseorang yang sebenarnya tak mereka ketahui siapa sebenarnya dia.

Namun melihat para dewan guru yang juga seolah enggan hanya sekedar bersinggungan dengannya. Maka mereka pun menarik kesimpulan yang sama.

Jangan berurusan apalagi bermasalah dengan pemuda itu.

Termasuk juga perhatian tiga pasang mata yang ada di seberang bangku Axel tepatnya di belakang Shafeea berdiri. Yang kini juga tertuju kepada Axel dan Shafeea.

Terutama Axel.

Jacob, Aresh dan Faris. Ketiga teman Axel itu ternganga melihat tingkah Axel yang cenderung seperti orang yang tengah merajuk.

Mereka tentu sangat hafal dengan perangai teman mereka satu itu karena mereka sudah berteman sejak di bangku SMP.

Seolah tak mendengar perkataan Shafeea, Axel terus mengutak atik ponselnya.

Hatinya benar benar sedang bad mood saat ini gara gara melihat Shafeea berbincang cukup lama dengan guru muda pembimbing IT tadi.

Sebenarnya jauh di lubuk hatinya, Axel sendiri tak paham, ia sendiri tak tahu kenapa tiba tiba ia merasa begitu kesal pada gadis itu hanya karena gadis itu bicara dengan orang lain.

Sementara ia tak mampu menahan perasaan tak sukanya melihat itu kepada Shafeea.

" buang saja...aku tak suka memakai bekas orang lain " katanya kemudian dengan ketus membuat Shafeea semakin mengerutkan keningnya.

Bukannya kemaren dia sendiri yang memakaikan kepadaku ?! Tanya Shafeea dalam hati.

" jangan terlibat masalah apapun dengan siapapun..." pesan pak Ridzwan menggema dalam ingatannya. Shafeea menghela nafas.

" baiklah...maaf membuatmu membuang jaketmu " kata Shafeea kemudian,

Selanjutnya ia kembali ke tempatnya duduk sembari membawa tote bag yang di tolak Axel tadi dan meletakkannya ke dalam laci mejanya.

Dan hal itu sungguh membuat hati Axel semakin meradang.

Ia merasa seolah di abaikan begitu saja oleh Shafeea.

Dan tentu saja setiap gerakan Shafeea tak luput dari sorot mata Axel yang entah sejak kapan sudah beralih kepadanya.

Baru saja gadis cantik berhijab itu akan duduk, dari pintu kelas Agam memanggilnya.

Shafeea segera mendekat kepada Agam tanpa menyadari tatapan seseorang yang nampak mematikan kepadanya.

Shafeea berbicara di depan pintu kelas agak ke samping agar tak menghalangi siswa lain yang akan masuk.

Setiap siswa yang masuk selalu menengok kepadanya kembali setelah melihat tatapan Axel yang menikam terarah kepadanya. Dan sayangnya...Shafeea seolah tak paham itu

Gadis itu masih saja terlihat santai bicara dengan Agam.

" bagaimana keadaanmu...kau baik baik saja ?! " tanya Agam nampak cemas.

" aku baik baik saja, terima kasih.." jawab Shafeea singkat.

Memang selalu seperti itu, Shafeea selalu menjawab singkat pertanyaan seseorang kepada dirinya.

" syukurlah kalau begitu, aku sangat khawatir padamu. Dua hari kamu tak masuk sekolah..sementara nomor mu sulit ku hubungi " kata Agam lagi

" iya maaf, aku lupa mengecashnya " kata maaf yang terucap dari bibir Shafeea membuat Agam tersenyum.

Ia merasa Shafeea tengah menjelaskan sesuatu kepadanya dan ia merasa dirinya cukup penting bagi Shafeea hingga gadis itu seolah butuh memberinya suatu penjelasan.

Dan senyum di bibir Agam itu sungguh membuat hati seseorang di sana bagai terbakar api. Ia tak suka melihat interaksi Shafeea dan Agam.

" sudahlah tak apa...yang penting kamu baik baik saja, nanti aku tunggu di kantin " kata Agam sebelum pamit dan di angguki oleh Shafeea.

Baru saja ia mendudukkan bokongnya di bangkunya, ketika tiba tiba ia mendengar Axel bersuara yang entah di tujukan kepada siapa ia tak tahu dan tak ingin tahu.

Mode masa bodoh kembali Shafeea lakukan.

" sepertinya apa yang aku dengar tentang status sosial seseorang adalah cerminan jati diri seseorang itu adalah benar. Semakin rendah status sosial seseorang itu, maka akan semakin rendah pula harga diri seseorang itu " kata Axel yang tertangkap gendang telinga Shafeea. Dan membuat siapa saja yang mendengarnya membulatkan mata.

Pasalnya tak pernah mereka mendengar Axel berkata sebanyak itu sebelumnya.

Apalagi kini..mata Axel tengah menatap Shafeea dengan tajam.

Sementara Shafeea diam tak bergeming, ia hanya fokus dengan aktifitasnya mengeluarkan buku buku pelajaran,

 tak ia hiraukan tatapan Luna yang penuh kebingungan.

Gadis berponi itu berkali kali menatap Axel dan Shafeea secara bergantian.

Shafeea yang nampak tetap tenang seolah tak terusik sedikitpun dengan kata kata Axel barusan.

Sementara Axel, ia terus menatap aktifitas Shafeea dengan tatapan tajam.

" ada apa ini..apa Shafeea terlibat masalah dengan Axel, oh astaga astaga astaga...apa yang sudah aku lewatkan " bisik Luna dalam hati,

Terpopuler

Comments

Lily

Lily

adakah yang bisa menjelaskan padaku apa arti "cabutan" disini?

2024-03-24

0

Al Fatih

Al Fatih

axel....,hati hati lho,, mulutmu harimaumu....,, kalo cemburu,, agak berkelas gitu,, jgn mulutnya yg ngomong ngawur,, ntar bingung pas mau minta maaf

2024-02-20

2

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!