Dengan wajah pucat pasi dan tubuh yang masih bergetar hebat Shafeea berlari dengan cepat menuju lantai atas di mana kamarnya berada ketika ia sampai di asrama.
Tadi ketika terburu buru hendak keluar dari pintu mall, tanpa sengaja ia bertemu dengan Agam, teman satu sekolahnya itu bermaksud mengantarnya namun dengan tegas ia menolak di antar pulang pemuda itu.
Bukan sekali ini Agam menawarkan diri mengantarnya pulang, tapi selalu saja gadis cantik berhijab itu menolaknya.
Cklek...
Shafeea membuka pintu kamarnya dengan tangan yang gemetar. Punggung tangannya hingga terlihat memutih karena ia yang memucat.
" mommy....tolong aku " desisnya pelan dengan suara yang bergetar penuh ketakutan, gadis itu kini duduk di bawah sisi pembaringannya sem. Ia meremat dengan erat seprai tempat tidurnya.
" apa yang harus aku lakukan sekarang.." cicitnya bingung. Nampak jelas jika ia sangat tertekan kini.
Hingga cukup lama gadis itu setia dengan posisinya dan kemudian tertidur karena lelahnya yang disertai kecemasan dan ketakutan yang berlebih.
Sementara itu, di sebuah kamar hotel berkelas vvip, Farugh nampak menyugar rambutnya dengan kasar.
Dadanya terasa begitu sesak bagai terhimpit batu besar.
Sudah tiga tahun lamanya ia terus mencari keberadaan Shafeea namun selalu berujung kebuntuan.
Seolah memang ada yang sengaja menutup segala akses informasi tentang gadis itu.
" akh....Shafeea....." jeritnya.
" apa sekarang kau tinggal di sini, kau lari sejauh ini Shafeea....?! " rintih Farugh dalam penyesalannya
" jangan khawatir Shafeea...aku pasti akan membawamu kembali kedalam rumah kita. Aku pasti akan menemukanmu... " ucapnya lagi penuh penekanan.
Cklek....
Pintu kamar Farugh terbuka dan menampilkan pria paruh baya yang tak lain adalah ayahnya.
" apa ini Farugh...apa yang sudah kamu lakukan, kamu ingin kakekmu mencekikku dengan kau meninggalkan klien kita begitu saja ?! Itukah yang sudah ku ajarkan padamu ?! " Faritz berkata dengan menahan amarah kepada putra satu satunya itu.
" sadarlah farugh....kau adalah satu satunya harapan kami " lanjut Faritz lagi penuh penekanan.
" maaf papi...." jawab Farugh sembari menundukkan kepalanya.
" apa yang terjadi...kemana kamu tadi, apakah itu adalah hal yang sangat penting hingga kau pergi begitu saja...?! " Faritz kembali bertanya kepada Farugh dengan tatapan mata yang tegas.
Farugh semakin menundukkan kepalanya dalam dalam, ia akui ia salah...meninggalkan kliennya dan membiarkan mereka cukup lama menunggunya. Itu adalah kesalahan yang fatal.
Beruntung ia masih bisa mengendalikan keadaan hingga penjelasannya bisa di terima oleh kliennya itu.
" katakan pada papa...apa yang sebanarnya terjadi...?! " Faritz masih berusaha mengorak penjelasan dari sang putra.
Ia yakin, pasti ada yang tak beres hingga Farugh melakukan hal yang sebenarnya tak bisa ia percaya bisa di lakukan oleh seorang Farugh Abdullah Nasser Latief.
Selama ini, Faritz sangat tahu...putranya itu adalah pria yang sangat perpegang teguh pada prinsip dan juga sangat bertanggung jawab pada pekerjaannya.
" aku melihatnya papi..." akhirnya Farugh menjawab.
Sebuah jawaban yang membuat seorang Faritz Abdullah Nasser Latief bahkan turut terkejut bukan main.
ia hingga termundur beberapa langkah kebelakang demi mendengar jawaban sang putra.
" dia di sini papi....Shafeea di sini..." jawab Farugh lagi.
Faritz terdiam membisu seribu bahasa.
Dengan langkah gontai ia melangkah ke arah sofa yang ada di kamar itu.
" keponakanku yang malang.....maafkan aku nak " bisiknya dalam hati.
Berawal dari foto yang di temukan Faritz di laci meja rias sang istri yang biasanya selalu terkunci.
Hari itu tanpa sengaja ia bisa membukanya karena hendak mencari kunci mobil yang ia lupa di mana meletakkannya. Mungkin Samira lupa menguncinya.
Namun bukannya menemukan kunci mobil, ia justru menemukan sesuatu yang bahkan bisa mengguncang biduk rumah tangganya yang telah ia bangun hampir 25 tahun lamanya.
Di sana, di laci itu ia menemukan sebuah foto yang ada sang istri bersama seorang pria yang ia kenal selanjutnya sebagai ayah biologis Shafeea.
di balik foto itu tertulis Air Rumi my heart, dan sungguh ia sangat hafal..tulisan tangan itu adalah tulisan tangan sang istri.
Faritz akhirnya meminta seseorang untuk menyelidiki foto itu.
Dan sebuah kenyataan yang mencengangkan ia dapatkan.
Sebelum menjadi istrinya, sang istri pernah menjalin kedekatan dengan pria itu. Namun sayang pria itu justru menikahi wanita lain yang tak lain adalah adiknya sendiri, Zahira..secara diam diam karena takut tidak direstui oleh ayah Zahira.
Status Air saat itu masih seorang mahasiswa, ia bekerja paruh waktu sebagai pelayan bar untuk bisa memenuhi kebutuhan kuliahnya.
Air hanya anak dari seorang guru SMA Negri biasa, yang jika di bandingkan dengan keluarga Zahira. Keluarga Air tidak ada apa apa nya.
Zahira dan Air menyembunyikan pernikahan mereka, namun naas...Zahira justru hamil.
Samira yang merasa sakit hati kepada Air dan Zahira diam diam mengabarkan kehamilan Zahira kepada keluarga Zahira melalui pelayan yang ia bayar sengaja untuk mengabarkan berita itu.
Samira bisa dengan mudah mengabarkannya karena saat itu ia telah bertunangan dengan Faritz melalui perjodohan keluarga.
Al hasil, Tujuan Samira berhasil...
Sang ayah mengamuk dan mengira Zahira telah berbuat zina. Seberapa kuat Zahira membantah tuduhan itu ia tak bisa membuktikan apa pun,
Tak ada surat nikah, karena pernikahannya hanya siri, sementara memberi tahukan tentang sang suami itu juga sulit karena sang ayah yang berniat akan membunuh siapa saja laki laki yang telah berani menyentuh putri kesayangannya.
Bencana berawal...lagi lagi Samira berhasil membakar api yang telah terbakar.
Tuan Latief yang marah besar dan memerintahkan seseorang untuk mencari tahu siapa laki laki yang dekat dengan putrinya itu dan ia berhasil.
Hari itu ia benar benar melakukan niatnya, menghajar habis habisan Air Rumi tanpa mau mendengar penjelasan sedikitpun dari pemuda itu.
Setelah hari itu, tak ada satupun yang pernah melihat Air lagi.
Faritz sudah mengklarifikasikan semua temuannya berikut buktinya.
Samira tak bisa berbuat apa apa apalagi mengelak, semua bukti sudah jelas mengarah kepadanya.
" tega kau memfitnah adikku Samira...inikah alasanmu yang sebenarnya begitu membenci Shafeea ?! Karena dia adalah putri dari laki laki yang telah menolak cintamu ?! " rutuk Fatitz kepada Samira suatu hari setelah ia tahu kebenarannya.
Samira...wanita yang masih terlihaf cantik di usia 40 tahunnya itu hanya terdiam, tak ada bantahan atau pembelaan diri.
" sejak awal kau sudah tahu bukan, jika Shafeea sebenarnya bukanlah anak haram...tapi tetap saja kau perlakukan dia dengan begitu kejamnya. Dia keponakanku Samira..." Faritz semakin berang.
Apalagi Samira masih saja diam membisu.
Selama ini memang hanya Faritz yang mempunyai sikap agak lunak kepada Shafeea selain para pelayan dan penjaga.
" sekarang terserah padamu... ! " lanjut Faritz yang sukses membuat Samira mengangkat wajahnya.
" apa maksudmu ?! " tanyanya kemudian
" apa kau ingin berpisah dariku karena kau masih mencintai laki laki itu ?? " kata Faritz,
" tidak....maafkan aku, itu hanya masa lalu. Aku sudah melupakannya " jawab Samira lagi.
" melupakannya tapi kau masih menyimpan fotonya.."
" maafkan aku..." cicit wanita cantik itu.
" lalu bagaimana dengan Shafeea, jika kukatakan semua kepada papa, apa kau sanggup menanggung resikonya ?! " bentak Faritz lagi.
" tak kusangka...kau berasal dari keluarga terhormat, tapi kelakuanmu sungguh sangat memalukan " kata kata Faritz kali ini benar benar menohok hati seorang Samira
Faritz menghela nafas berat, ia mengusap peluh yang tiba tiba sudah membasahi keningnya.
" papi..." panggil Farugh membuat Faritz bangun dari ingatannya beberapa tahun lalu.
" dia saudara mu Farugh..kubur dalam dalam perasaanmu, itu adalah salah..." katanya kemudian kepada Faritz.
" tidak papi, tidak ada yang salah dengan perasaanku kepada Shafeea. Meski kami bersaudara....pernikahan di antara kami di perbolehkan dalam agama bukan ?! " Faritz masih bersih keras.
" nikahilah dia..kemudian setelah itu makamkan aku..." tiba tiba suara sang mamy membuat Farugh terlonjak dari tempatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Mimi Suparmi
lah farug 7th lebih tua dari safeea,tapi pas xahira hamil safeea,sarima baru tunangan ini gimana thoor???apa farug bukan anak samira???bingung aku
2024-07-06
1
Al Fatih
nikah koq yaa,, berarti Safeea binti air rumi. Samira tuh Mak lampir beneran deh
2024-02-20
1
khitara
makasih kakak, komen kakak bakar semangat aku banget🙏🏻🙏🏻
2024-02-02
1