bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis

Izhayana Nameera Shafeea

Gadis cantik berusia 26 tahun yang di anggap sebagai gadis yang tak berhak atas nasab ayahnya. Hidupnya sungguh pilu manakala ia kehilangan sosok satu satunya orang yang begitu mengasihinya. Yakni sang ibu...

Dia yang dasarnya adalah tipikal gadis introvert, semakin menjadi gadis yang tertutup setelahnya. Senyum hampir tak pernah singgah di bibir mungilnya. Namun siapa yang tahu....seseorang diam diam begitu sangat mengagumiya dan begitu mencintainya hingga melakukan hal hal nekat untuk bisa memilikinya.

Cinta mulai tumbuh di hati keduanya...namun, sekali lagi. Latar belakangnya yang tak memiliki nasab sang ayah membuat dirinya kembali terhina.

Siapa yang akan benar benar mampu memilikinya....

Axel William Edgar Tang

Pemuda tampan berwajah dingin dan berdarah oriental. Ia berusia 28 tahun, pewaris utama Tang Group. Diam diam menaruh hati pada sosok Shafeea yang ia anggap begitu misterius.

Segala cara ia lakukan untuk mampu menaklukkan cinta gadis itu.

Usahanya hampir berhasil. Namun tanpa ia tahu....Shafeea di buat pergi untuk bisa tidak bersamanya.

Mampukah ia kembali meraih cinta gadis itu, ketika di sisi gadis itu telah berdiri seseorang yang juga menjadi salah satu anggota keluarganya.

Farugh Abdullah Nasser Latief.

Pria dewasa berusia 36 tahun yang sebenarnya adalah kakak sepupu Shafeea sendiri. Namun diam diam dia menyimpan perasaan yang begitu dalam kepada sang adik sepupu.

Cinta yang begitu besar kepada Shafee hingga mampu membuatnya seakan kehilangan arah, ketika ia sadar....sulit baginya mewujudkan mimpinya memiliki gadis itu.

Mampukah Farugh mewujudkan harapannya, hidup bersama wanita impiannya.

💦

Shafeea turun dari angkutan yang membawanya ke sebuah alun alun kota.

Senja di alun alun itu terlihat begitu indah dan anggun. Semburat warna jingganya dengan pesonanya menghiasi cakrawala.

Alun alun kota ini terlihat ramai di sore hari karena kehadiran keluarga keluarga kecil dengan potret bahagia mereka.

Seulas senyum tipis tersungging di bibir mungil gadis berkulit putih dengan pipi sedikit tembem itu.

Sekaligus perih bak teriris sembilu di dasar hatinya terdalam.

Ia tak pernah merasakan memiliki sebuah keluarga bahagia meski sebenarnya ia tumbuh di lingkungan keluarga besar ibunya,

Apalagi kasih sayang dan kebersamaan bersama keluarga yang sebenarnya, iapun tak perah merasakannya, ia bahkan tak pernah tahu siapa ayahnya.

Apalagi merasakan kasih sayangnya...selama ini hanya kasih sayang sang ibu yang ia kenal.

Dan jangan lupakan perlakuan buruk yang selama ini selalu ia terima.

Matanya yang bulat berhias bulu mata yang lentik dan alis yang melengkung indah di atas kelopak matanya menatap kearah anak anak kecil yang berlarian ke sana kemari dengan tawa lebar dan teriakan khas mereka.

Sementara orang tua mereka sesekali memanggil dan memperingatkan untuk berhati hati.

Langkah kakinya terus menyusuri jalan setapak yang memang di sediakan untuk pejalan kaki di taman alun alun kota itu.

Pasir batu kassa menjadi media yang menghiasi jalan setapak taman kota di alun alun itu. Semakin menampilkan kesan rapi dan bersih jalan setapak itu.

Seulas senyum yang begitu tipis kembali terukir di bibirnya.

Ia berjongkok dan menyiratkan jagung yang tadi sempat ia beli di depan pintu masuk alun alun kearah burung burung dara yang tengah berkerumun disana.

Kerumunan burung yang agak jauh darinya segera menghambur ke arah ia menyiratkan biji biji jagung itu.

Shafeea menatap kerumunan burung burung itu dengan tatapan yang entah.

Puas dengan kesibukannya memberi makan burung burung itu kemudian memperhatikannya cukup lama... Ia berdiri...

Perlahan gadis itu melangkah ke arah bangku yang terlihat kosong di area taman itu. Gadis itu duduk di sebuah bangku besi yang sengaja di sediakan di taman alun alun itu.

Pandangannya menatap ke atas langit yang masih berwarna jingga karena biasan cahaya senja.

" mamy...apa kabar, aku sangat merindukanmu " bisiknya pelan. Matanya nampak begitu sendu ketika menatap kumpulan awan bewarna cenderung orange di atas sana.

Tak berapa lama kumandang adzan maghrib terdengar di seantero alun alun dari arah masjid jami' yang ada masih di area alun alun kota itu.

Taman di alun alun ini berada di pusat kota, dan kota tempat ia tinggal ini tidak hanya di tinggali oleh warga dengan mayoritas keyakinan muslim saja.

oleh sebab itu, tak hanya ada masjid besar yang ada di area alun alun ini. Ada juga gereja besar dan sebuah wihara di sana.

semua orang bebas melakukan ibadahnya dengan nyaman, sementara kerukukan hidup beragama sangat terpelihara.

Tak jarang di hari hari besar dari salah satu agama itu berniat menjalankan ibadahnya di hari raya mereka sementara parkiran penuh, mereka akan saling membuka pintu lebar lebar untuk sekedar meminjamkan tempat parkir.

Sungguh potret kerukunan hidup beragama yang layak di apresiasi.

Shafeea melangkah ke arah masjid jami'. Ia berniat melaksanakan shalat maghribnya disana.

untuk pulang ia sedikit lelah dan masih ingin sedikit berlama lama di taman alun alun kota ini.

Hampir setengah jam berlalu, dan Shafeea telah melaksanakan ibadahnya.

Ia terlihat melangkah ke arah luar masjid.

Namun baru saja ia sampai di pelataran teras masjid, matanya menangkap sesosok tubuh nampak celingak celinguk seolah mencari sesuatu.

Mata Shafeea membulat sempurna saat ia menyadari, dirinya sangat mengenal sosok itu.

Shafeea segera memutar tubuhnya hendak berbalik masuk ke dalam masjid ketika sebuah suara menghentikan langkahnya.

" maaf bisa tunjukkan tempat kamar mandi dan wundlu ?! " tanya seseorang itu kepada Shafeea.

Shafeea terdiam membisu,tubuhnya tiba tiba gemetar

 lidahnya tiba tiba terasa kelu untuk sekedar memberitahu.

" maaf...saya baru sekali datang ke masjid ini, dan rasanya sangat rumit untuk sekedar menemukan kamar mandi dan tempat wudlu " seseorang itu kembali bertanya kepada Shafeea.

" pergilah ke samping kiri dan berjalanlah lurus, di sana kau akan temukan yang kamu cari "

Bukan Shafeea yang menjawab pertanyaan itu. Tapi seorang pemuda berwajah oriental yang tiba tiba berdiri di belakang Shafeea dan menjadi penghalang antara Shafeea dan seorang pria penanya itu.

Meski sebenarnya jarak mereka juga tak begitu dekat.

Namun kehadiran pemuda itu cukup menghalangi pandangan seseorang itu kepada Shafeea.

" Farugh...sudah kau tanyakan tempatnya ?! " tanya Seorang pria tua yang tiba tiba sudah berada di belakang Farugh.

Mendengar suara pria tua itu, tubuh Shafeea semakin bergetar hebat. Jemarinya tiba tiba meremat ujung hijabnya dengan kuat.

Sungguh tingkahnya itu menarik perhatian seseorang yang kini berdiri di belakangnya dengan matanya yang terus tanpa lepas menatap kepada Shafeea yang berdiri membelakanginya.

" ya kakek...." jawab Farugh sambil melihat ke arah belakang di mana sang kakek tengah berdiri saat ini.

Kemudian perhatiannya ia kembalikan kepada dua orang di hadapannya.

Khususnya seorang gadis di depan sana.

" kalau begitu ayo cepatlah, tunggu apa lagi....waktu maghrib sebentar lagi akan segera habis " perintah pria tua itu yang tak lain adalah kakek Latief.

" baik kakek...." jawab Farugh tanpa mengubah arah pandanannya dari Shafeea.

" terimakasih atas infonya " kata Farugh lagi kepada orang yang kini masih berdiri dengan membelakanginya itu.

Keningnya sedikit berkerut demi melihat perilaku dua orang di hadapannya itu.

" hmm..." jawab pemuda di belakang Shafeea yang tak lain adalah Axel itu.

Sekali lagi Farugh menatap ke arah dua orang itu, sangat tidak sopan jawaban pemuda itu. Ia hanya bertanya soal tempat wudlu...lalu kenapa ia seolah seposesif itu.

" Farugh...cepatlah !! "

" ya kakek..." jawab Farugh kemudian segera berlalu menuju tempat yang Axel tunjukkan setelah sebelumnya ia masih ngeyel melihat sosok yang tertutup tubuh pemuda itu.

Sembari melangkah Farugh menggelengkan kepalanya beberapa kali.

Entah mengapa...ia seolah melihat sosok Shafeea pada diri wanita tadi sebelum pemuda itu menghalangi pandangannya.

Postur tubuh wanita itu dan gaya berdiri wanita itu sungguh membuatnya teringat akan sosok wanita yang sangat ia cintai itu.

Terpopuler

Comments

Zila Aziz

Zila Aziz

2x axel selamat kan mu shafea

2024-03-23

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2 bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4 bab 4 tertolong ( revisi )
5 bab 5 otak encer ( revisi )
6 bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9 bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10 bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11 bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12 bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14 bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih ( revisi )
17 bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18 bab 18 mendekat ( revisi )
19 bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20 bab 20 penyesalan ( revisi )
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22 bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23 bab 22 putus asa ( revisi )
24 bab 24 Farugh ( revisi )
25 bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26 bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27 bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28 bab 28 strata sosial ( revisi )
29 bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30 bab 30 berlalu ( revisi )
31 bab 31 pergi ( revisi )
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33 bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34 bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36 bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38 bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41 bab 41 harapan kosong ( revisi )
42 bab 42 perdebatan ( revisi )
43 bab 43 kenangan ( revisi )
44 bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46 bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47 bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48 bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49 bab 49 dejavu ( revisi )
50 bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51 bab 51 mengalah ( revisi )
52 bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53 bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54 bab 54 sah ( revisi )
55 bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56 bab 56 memiliki ( revisi )
57 bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59 bab 59 kekacauan ( revisi )
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61 bab 61 aku menerima ( revisi )
62 bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67 bab 67 hati yang luka ( revisi )
68 bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69 bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70 bab 70 memprovokasi ( revisi )
71 bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72 bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73 bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74 bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75 bab 75 gusar ( revisi )
76 baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78 bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80 bab 80 Axel.... ( revisi )
81 bab 81 hidup baru ( revisi )
82 bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2
bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4
bab 4 tertolong ( revisi )
5
bab 5 otak encer ( revisi )
6
bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9
bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10
bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11
bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12
bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14
bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih ( revisi )
17
bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18
bab 18 mendekat ( revisi )
19
bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20
bab 20 penyesalan ( revisi )
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22
bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23
bab 22 putus asa ( revisi )
24
bab 24 Farugh ( revisi )
25
bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26
bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27
bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28
bab 28 strata sosial ( revisi )
29
bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30
bab 30 berlalu ( revisi )
31
bab 31 pergi ( revisi )
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33
bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34
bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36
bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38
bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41
bab 41 harapan kosong ( revisi )
42
bab 42 perdebatan ( revisi )
43
bab 43 kenangan ( revisi )
44
bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46
bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47
bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48
bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49
bab 49 dejavu ( revisi )
50
bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51
bab 51 mengalah ( revisi )
52
bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53
bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54
bab 54 sah ( revisi )
55
bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56
bab 56 memiliki ( revisi )
57
bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59
bab 59 kekacauan ( revisi )
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61
bab 61 aku menerima ( revisi )
62
bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67
bab 67 hati yang luka ( revisi )
68
bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69
bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70
bab 70 memprovokasi ( revisi )
71
bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72
bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73
bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74
bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75
bab 75 gusar ( revisi )
76
baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78
bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80
bab 80 Axel.... ( revisi )
81
bab 81 hidup baru ( revisi )
82
bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!