bab 19 Axel yang gila

Satu bulan lagi ujian nasional, Shafeea benar benar mempersiapkan diri untuk ujian akhir ini.

Nilainya harus benar benar maksimal.

Ia ingin cepat pergi dari negara ini.

Pergi jauh dari jangkauan keluarganya.

Menurut perjanjian di awal dulu ketika ia masuk sekolah ini.

Pak Ridzwan mengatakan...ia akan mendapat beasiswa untuk berkuliah di luar negri jika mampu memenuhi semua syarat yang di ajukan sekolah.

Salah satunya ialah selalu mempersembahkan kemenangan dalam setiap lomba. Dan terakhir tentunya..lulus dengan nilai sempurna.

Hari harinya ia habiskan dengan belajar dan belajar, ia pun masih rutin mendapat bimbingan dari para dewan guru yang di percaya pak Ridzwan untuk membimbingnya.

Sebenarnya hal itu sangat di tentang oleh Axel, ia sangat tak suka setiap kali melihat Shafeea masuk ke ruang guru, namun apa boleh buat ia tak bisa berbut apa apa.

Semakin hari, tindakan Axel semakin gila. ia seolah semakin menasbihkan Shafeea adalah miliknya meski gadis itu tak kunjung pernah bersikap baik kepadanya.

Satu sikap yang selalu di berikan Shafeea kepada Axel.

Acuh ...

Hari ini Axel sedang tiduran di dalam kamarnya, ia memang tak masuk sekolah.

Ia merasa sakit hari ini. Namun sebuah pesan foto yang sengaja di kirim Aresh kepadanya masuk kedalam ponsel dan membuat hatinya terbakar.

Foto Shafeea sedang berboncengan dengan Agam membuat darahnya mendidih seketika.

Secepat kilat ia menyambar kunci motor di atas nakas kamarnya.

Sebenarnya jika di lihat dengan seksama tak ada yang aneh dengan foto Shafeea yang di bonceng oleh Agam.

Gadis itu duduk lumayan berjarak dengan Agam, namun agaknya rasa cemburu sudah membutakan Axel.

Thin thin thin.....

Berkali kali Axel membunyikan klakson motor sportnya kepada pengendara di depannya yang tak lain adalah Agam dan Shafeea, namun agaknya kedua orang itu tak menggubris Axel sedikitpun.

" siapa gam..kamu kenal ?! " tanya Shafeea yang tak bisa mengenali Axel karena ia yang memakai helm.

" tahu '...biarkan saja..." jawab Agam santai.

Sebenarnya Shafeea tak sengaja mau di antarkan oleh Agam, hanya saja..ketika keluar dari mall ia sempat melihat pamannya, Faritz keluar dari mobil.

Dan ia mengira, jika ada Farit tidak menutup kemungkinan pasti ada Farugh. Dan ia tak ingin bertemu dengan mereka.

Tak ada cara lain, ia menelpon Agam dan meminta bantuannya.

Tentu saja, tanpa banyak tanya Agam langsung meluncur menemui Shafeea.

Thin thin thin....kali ini Axel menyamakan posisi motornya di sisi motor Agam.

" minggir nggak....!! " teriak Axel dengan keras, kini ia membuka helm nya dan membuat Shafeea seketika membulatkan matanya demi melihat siapa yang meneriaki mereka.

Agam tak menggubrisnya, meski Axel terus menarik gasnya dengan kuat hingga suara motornya bagai ancaman untuk Agam.

Agam berniat menarik gasnya untuk bisa melalaju pergi meninggalkan Axel.

Tapi naas, beberapa meter dari tempatnya kini, nampak tiga buah motor sport berbaris di jalan.

Agam tak fokus, hingga ia tak sadar Axel mengarahkan motornya kearah lain.

Mau tak mau Agam menghentikan motornya.

" gam..." panggil Shafeea merasa tak enak pada Agam.

" nggak usah turun Fheea..." kata Agam pelan, matanya menatap tiga orang di atas motor sport mewah di depannya sana.

Siapa lagi jika bukan sahabat sahabat Axel.

Tak berapa lama Axel sampai di tempat itu, tanpa mematikan motornya ia langsung turun dari motornya dan melangkah ke arah Shafeea yang masih saja duduk di boncengan Agam.

Hatinya panas melihat itu, sejak kapan Shafeea bisa dekat dengan pria lain.

" turun..." Axel segera menarik Shafeea dari boncengan Agam.

" apa sich kamu..." Shafeea tak suka dengan sikap sok posesif Axel kepadanya.

" Lepas Xel...." Agam menghalangi niat Axel

Bughh.....

" bajingan kamu, berani kamu membawanya bersamamu ?! " Axel tak mampu lagi menahan diri, pukulan telak ia layangkan pada wajah Agam hingga meninggalkan bekas lebam di wajah pemuda tampan blasteran Indo Belanda itu.

" gam..." Shafeea terpekik, ia berniat hendak menolong Agam yang jatuh terjerembam ke tanah dari motornya akibat pukulan Agam.

Melihat hal itu semakin terbakarlah Axel,

" berani kamu menolongnya, mati dia..." ancam Axel kepada Shafeea sembari telunjuknya menuding Axel yang masih terjengkang di tanah dan ancaman Axel itu sukses menghentikan pergerakan gadis cantik berhijab itu.

Axel berdecih lirih, hanya karena ingin menolong Agam...sepertinya Shafeea hampir melupakan traumanya.

Segera ia menarik tangan Shafeea.

" lepas....kamu tidak punya hak apa apa untuk melarangku " teriak Shafeea, ia benar benar sudah jengah dengan sikap sok posesif Axel padanya.

Axel menatap tajam dan tak berkedip Shafeea yang berdiri di hadapannya.

" apa maksudmu ?! " tanya Axel kemudian masih dengan tatapan membunuhnya kepada Shafeea.

" apalagi maksudku, tidak ada yang lain...berhenti bersikap seolah kau memiliki diriku, aku berhak menentukan pilihanku. Dan pilihanku adalah Agam...kau dengar ?! " sekali lagi Shafeea berteriak di hadapan Axel.

Axel menatap Shafeea dengan menyeringai.

" kau yakin ?! " tanya Axel kemudian dengan tatapan yang sulit di pahami oleh Shafeea.

Dan tatapan itu cukup mengerikan.

" kau yakin...aku tanya, kau yakin...?! " Axel kembali bertanya kepada Shafeea dengan tatapan yang begitu tajam dan seolah sanggup membunuh siapa saja yang menghalanginya dan itu cukup membuat gadis itu bingung.

" ya...ten tentu saja aku yakin.." jawab Shafeea sedikit terbata.

Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, ia merasa gugup untuk menjawab.

Sekali lagi Axel tersenyum menyeringai, perlahan ia mendekati Agam dan....

Bugh....bugh....bugh....

Mata Shafeea melebar sempurna, Axel menghajar Agam membabi buta, memukul...menendang tanpa sedikitpun memberi kesempatan pemuda itu untuk melawan.

" aish...." Jacob dan Faris melempar pandangannya ketempat lain, begitupun dengan Aresh.

Axel benar benar kehilangan kewarasannya karena cemburu.

Agam bukan tandingan Axel, karenanya tak mungkin pemuda itu akan mampu melawan Axel sekalipun Axel memberinya kesempatan untuk melawan.

Shafeea menjerit melihat kekalapan Axel memukuli Agam.

" hentikan.....!! Kau sudah gila hah...." teriak Shafeea ketika Axel menghentikan pukulannya kepada Agam.

Agam sudah terkapar di tanah dengan darah yang mengalir di ujung bibir, pipi dan pelipis matanya.

" katakan sekali lagi dia pilihanmu...ayo katakan !! " hardik Axel kepada Shafeea. Gadis itu hanya diam saja.

Shafeea menggigit bibir dalamnya kuat kuat.

Apa ini....ia tak suka tunduk kepada orang lain, tapi, jika sikapnya membuat orang lain terluka...apa dia masih tak mau tunduk ?! Shafeea semakin bingung mendengar pertanyaan Axel padanya.

" kenapa diam...kau tidak berani ?! ayo katakan dengan lantang seperti tadi " teriak Axel kepada Shafeea.

Axel meraih pergelangan tangan Shafeea setelah sebelumnya menendang Agam untuk terakhir kalinya.

" berani sekali lagi kau membawanya bersamamu, bukan hanya kau yang akan ku buat mati...tapi juga keluargamu. camkan itu..." kata kata Axel mengultimatum Agam.

Kemudian ia menarik lengan Shafeea ke arah motornya.

" menolaklah jika kau ingin melihatnya ku hajar hingga mati " kata Axel kepada Shafeea dan sukses membuat gadis itu merasa kesulitan untuk sekedar menelan ludahnya sendiri.

Tak berapa lama, Axel meninggalkan tempat itu bersama Shafeea di boncengannya. Dan tak lama, teman temannya mengikuti.

Meninggalkan Agam yang masih terkapar ditanah.

Terpopuler

Comments

dina firara

dina firara

di cintai orang seperti Axel itu banyak adrenalin nya..
tapi itu luar biasa 🥰 ..
aku merasakan nya ..
cinta dan sayang LAKI² yg luar biasa

2024-05-03

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!