bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )

Farugh terus melangkah maju mendekat kepada Shafeea yang kini nampak berdiri dengan cepat dari duduknya. Entah mengapa ia seakan mempunyai feeling menakutkan pada sosok pemuda tampan di hadapannya itu.

Shafeea hendak berlari menghindar ketika tangan pemuda tampan berusia 20 tahun itu berhasil meraih lengannya.

Farugh menghentak lengan itu sedikit kuat hingga tubuh ringkih Shafeea tertarik dengan cepat dan kemudian menghantam dadanya yang bidang.

Segera Farugh memeluk tubuh itu dengan erat seakan ia ingin melepaskan kerinduan yang selama ini telah ia tahan sekian lama dan sukses menjadi beban dalam jiwanya.

Shafeea memang masih kecil, namun entah....di mata Farugh, Shafeea bahkan terlihat sebagai seorang wanita yang telah mampu menarik perhatiannya hingga mengalihkan setengah dunianya kepadanya sejak hampir dua tahun lalu.

Pernah Farugh mencoba menepis perasaan itu, namun apa daya...perasaan itu kian kuat menguasai relung hatinya.

Ia mencintai gadis itu...dirinya mencintai saudara sepupunya sendiri.

Di hirupnya dalam dalam aroma wangi tubuh gadis dalam dekapannya itu.

" Shafeea....." Farugh mendesiss pelan menyebut nama Shafeea dengan menahan sesuatu yang begitu kuat dalam hatinya.

Tak mampu lagi menahan gejolak dalam jiwanya, ia memagut bibir tipis Shafeea dengan begitu dalam, tak ia hiraukan lagi bahwa gadis dalam dekapannya itu begitu masih belia.

13 tahun, tak seharusnya gadis seusia Shafeea menerima perlakuan seperti itu. apalagi orang yang melakukannya adalah saudaranya sendiri.

Sungguh hancur rasanya hati gadis itu. Ia merasa hidupnya begitu miris dan menyedihkan. Awalnya Farugh merasa sangat sulit mencium bibir gadis itu karena Shafeea yang melakukan perlawanan begitu kuat kepadanya.

Berkali kali Shafeea menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri berusaha menghindari bibir Farugh.

Tapi Farugh tak mau kalah, usia keduanya terpaut hampir tujuh tahun dengan diriya yang lebih tua. Dengan sedikit memaksa dan bertindak kasar dengan sedikit meremas bahu Shafeea yang berada dalam dekapannya, Farugh berhasil meraih bibir itu.

tangan kanannya merengkuh kedua bahu Shafeea juga kedua lengan gadis itu dengan sedikit meremasnya agar gadis itu berhenti melawannya,

sementara tangan kanannya menahan tengkuk Shafeea agar ia bisa leluasa mencium bibir gadis dalam dekapannya itu...dan pemuda tampan itu berhasil.

Ia berhasil meraup bibir tipis semerah cerry milik adik sepupunya itu.

Lama Farugh melakukan ciuman itu meski tetap dengan tubuh Shafeea yang terus meronta.

Puas dengan ciumannya ia beralih ke leher jenjang gadis itu, meninggalkan bebarapa jejak kepemilikan disana.

Shafeea semakin menjerit histeris ketika tangan seseorang yang seharusnya meringankan bebannya dan menghibur dirinya malah melakukan hal memalukan dan menjijikkan itu kepadanya.

Suara Shafeea tertahan dalam kamar itu, seberapa kuat dan keras ia berteriak. Seseorang di luar sana tak akan bisa mendengarnya. kamarnya di desain kedap suara.

Shafeaa hampir putus asa ketika Farugh berhasil menindihnya di atas tempat tidur juga berhasil menyingkirkan pakaian atasnya.

Farugh benar benar telah menggila dan seakan kehilangan akal sehatnya, ia benamkan wajahnya dalam dalam pada dada Shafeea.

Di tengah keputusasaannya Shafeea berhasil menjernihkan otaknya.

Ia gigit kuat kuat bahu sang kakak sepupu hingga berdarah dan suskses membuat pemuda itu melepaskannya.

" Shafeea....akh !! " jerit Farugh sembari melompat dari atas tubuh setengah telanjang Shafeea ke pojok ruangan saking ia menahan sakitnya bekas gigitan Shafeea setitik bening air mengalir di ujung matanya.

Tangannya memegang bahunya yang berdarah.

Sementara Shafeea, ia tak menyia nyiakan kesempatan. dengan cepat ia menarik selimut dan menutupi tubuh bagian atasnya dengan selimut itu.

Kemudian ia segerah meraih kursi tunggal di depan meja riasnya dan menghantamkannya pada dinding kamarnya kuat kuat.

pyarrr.....

Suara pecahan kaca terdengar cukup keras

" hentikan Shafeea...kau bisa terluka, Shafeea..." teriak Farugh histeris seakan baru sadar dengan apa yang tengah di lakukan Shafeea.

Tapi terlambat...Shafeea telah lebih dulu melompat keluar dengan tak perduli akan banyaknya pecahan kaca yang berhamburan karena ulahnya.

Akibatnya ...kakinya yang tak memakai alas banyak tertancap pecahan pecahan kaca. Darah seketika mengalir dari telapak kakinya.

Dengan terus berlari ia mencabuti pecahan pecahan kaca di kakinya itu.

Shafeea tak menghiraukan teriakan dan panggilan Farugh, satu yang ia pikirkan..pergi menjauh dan menyelamatkan kehormatannya dari sosok Farugh.

" shit..." Farugh mengumpat karena gagal menghentikan Shafeea

Segera ia berbalik dan cepat cepat membuka pintu kamar yang terkunci olehnya sendiri.

Farugh berlari dengan cepat mengejar Shafeea yang telah hampir sampai di halaman depan rumah besar itu.

Farugh tanpa sadar terus berlari sembari meneriakkan nama Shafeea.

" berhenti kalian berdua...!! " suara menggelegar segera menghentikan gerak kaki Shafeea juga Farugh seketika.

" lihat dirimu Farugh..apa yang kau lakukan, memalukan... !! " lanjut suara itu lagi.

Farugh terdiam membisu, matanya nanar menatap kearah sumber suara.

Sang kakek yang barusan bersuara dengan lantang telah berdiri di teras rumah dengan di kelilingi anggota keluarga yang lain.

Juga kedua orang tuanya yang kini tengah menatapnya tajam.

" hei anak haram...apa yang sudah kamu lakukan, kamu pasti telah berniat menggoda putraku dengan tubuh itu bukan ?! Menjijikkan..dasar kamu memang gadis binal " hardik nyonya Samira ibunda Farugh yang juga istri Faritz.

Selama ini, wanita itulah yang paling frontal memusuhi dan memperlakukannya dengan buruk.

Namu kali ini, ia tak dapat meneruskan kata kata kotornya untuk gadis itu kaena yang entah kenapa, tuan besar Latief meliriknya tajam ketika tadi ia tengah bersuara.

Shafeea terdiam tertunduk.

mata semua orang tertuju padanya juga Farugh.

Farugh yang kini bertelanjang dada, sementara dirinya terbalut selimut hingga kepalanya.

Farugh berkali kali menggeleng mendengar hinaan sang ibu kepada Shafeea.

" aku sangat tidak menyangka di usiamu yang masih sekecil ini kelakuanmu sudah semenjijikkan ini. Sepertinya kau berbakat menjadi wanita jalang " kata Samira lagi dengan begitu lantang dan tetap nekat melanjutkan kata katanya.

" Samira...!! " Faritz berteriak menghentikan ucapan sang istri.

Jauh di dasar hatinya....bagaimanapun juga, gadis itu adalah anak dari adiknya.

Shafeea menatap kearah pria gagah berusia paruh baya yang berdiri paling depan.

Sejenak mata keduanya bertemu, ada secercah harapan di mata Shafeea kepada pria itu.

Namun...tuan besar Latief justru membuang muka ke tempat lain.

Seketika hati Shafeea bagai di sayat sembilu. Jemarinya meremas kuat kuat selimut di bawah dagunya. Bagaimanapun...pria itu adalah satu satunya harapan baginya.

Ia berharap, pria itu akan sedikit meringankan bebannya dengan sedikit membelanya.

Usai melihat sang kakek yang tak pernah mau mengakuinya itu membuang muka darinya, dengan cepat Shafeea memutar tubuhnya dan berlari dengan cepat meninggalkan tempat itu menembus gelapnya malam dan derai air hujan yang deras hingga derai derainya bagai tirai putih yang menghalangi pandangan mata.

Melihat Shafeea berbalik kemudian berlari dengan kencang meninggalkan mansion, seketika Farugh berteriak menjerit memanggil nama Shafeea.

" tidak tidak Shafeea..tidak " Farugh berteriak histeris dan panik.

" Shafeea...berhenti Shafeea, kumohon berhenti Shafeea " jerit Farugh, ia ingin berlari mengejar gadis itu namun segera sang ayah meminta beberapa orang memeganginya.

" tidak Shafeea...tidak, kumohon berhenti jangan pergi, aku mencintaimu Shafeea..aku mencintaimu !! " teriak Farugh lagi yang sontak membuat semua mata menatap terperangah menatap tak percaya kepadanya.

plakkk....!!

Terpopuler

Comments

gita fafa

gita fafa

masih keren dibab ini

2024-07-23

0

Nurul Huda

Nurul Huda

untung shafeea masih suci........

2024-02-12

0

Lia

Lia

Shafeea.... km wanita hebat......

2024-01-28

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2 bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4 bab 4 tertolong ( revisi )
5 bab 5 otak encer ( revisi )
6 bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9 bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10 bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11 bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12 bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14 bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih ( revisi )
17 bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18 bab 18 mendekat ( revisi )
19 bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20 bab 20 penyesalan ( revisi )
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22 bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23 bab 22 putus asa ( revisi )
24 bab 24 Farugh ( revisi )
25 bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26 bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27 bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28 bab 28 strata sosial ( revisi )
29 bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30 bab 30 berlalu ( revisi )
31 bab 31 pergi ( revisi )
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33 bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34 bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36 bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38 bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41 bab 41 harapan kosong ( revisi )
42 bab 42 perdebatan ( revisi )
43 bab 43 kenangan ( revisi )
44 bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46 bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47 bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48 bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49 bab 49 dejavu ( revisi )
50 bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51 bab 51 mengalah ( revisi )
52 bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53 bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54 bab 54 sah ( revisi )
55 bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56 bab 56 memiliki ( revisi )
57 bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59 bab 59 kekacauan ( revisi )
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61 bab 61 aku menerima ( revisi )
62 bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67 bab 67 hati yang luka ( revisi )
68 bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69 bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70 bab 70 memprovokasi ( revisi )
71 bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72 bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73 bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74 bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75 bab 75 gusar ( revisi )
76 baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78 bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80 bab 80 Axel.... ( revisi )
81 bab 81 hidup baru ( revisi )
82 bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea..... ( revisi )
2
bab 2 kepergian sang ibu ( revisi )
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....( revisi )
4
bab 4 tertolong ( revisi )
5
bab 5 otak encer ( revisi )
6
bab 6 gadis tak bernasab ( revisi )
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah ( revisi )
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun ( revisi )
9
bab 9 mulai memperhatikan... ( revisi )
10
bab 10 tabir yang terkuak ( revisi )
11
bab 11 ada rasa tak suka ( revisi )
12
bab 12 cari perhatian ( rrvisi )
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya.... ( revis
14
bab 14 siapa kau sebenarnya... ( revisi )
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih ( revisi )
17
bab 17 terpilih 2 ( revisi )
18
bab 18 mendekat ( revisi )
19
bab 19 Axel yang gila ( revisi )
20
bab 20 penyesalan ( revisi )
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel.... ( revisi )
22
bab 22 kacaunya Axel ( rrvisi )
23
bab 22 putus asa ( revisi )
24
bab 24 Farugh ( revisi )
25
bab 25 semakin sakit... ( revisi )
26
bab 26 semakin sakit 2 ( revisi )
27
bab 27 Shafeea yang rapuh ( revisi )
28
bab 28 strata sosial ( revisi )
29
bab 29 pergi dan menghilang ( revisi )
30
bab 30 berlalu ( revisi )
31
bab 31 pergi ( revisi )
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan ( revisi )
33
bab 33 harus bagaimana ( rrvisi )
34
bab 34 keputusan Axel ( revisi )
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana ( revisi )
36
bab 36 Tang Healthy Hospital ( revisi )
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang ( revisi )
38
bab 38 hati yang berdesir ( revisi )
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu ( revisi )
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh ( revisi )
41
bab 41 harapan kosong ( revisi )
42
bab 42 perdebatan ( revisi )
43
bab 43 kenangan ( revisi )
44
bab 44 kembalilah.. ( revisi )
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun ( revisi )
46
bab 46 dokter Nameera ( revisi )
47
bab 47 keyakinan ( rrvisi )
48
bab 48 keyakinan 2 ( revisi )
49
bab 49 dejavu ( revisi )
50
bab 50 keputusan Shafeea ( revisi )
51
bab 51 mengalah ( revisi )
52
bab 52 mulai memaksa ( rrvisi )
53
bab 53 rencana Axel.... ( revisi )
54
bab 54 sah ( revisi )
55
bab 55 karena aku mencintaimu... ( revisi )
56
bab 56 memiliki ( revisi )
57
bab 57 memiliki 2 ( revisi )
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut ( revisi )
59
bab 59 kekacauan ( revisi )
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku... ( revisi )
61
bab 61 aku menerima ( revisi )
62
bab 62 kepanikan Axel ( revisi )
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya ( revisi )
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan ( revisi )
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang ( revisi )
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera ( revisi )
67
bab 67 hati yang luka ( revisi )
68
bab 68 masih mempertahankan... ( revisi )
69
bab 69 mulai menjalankan misi ( revisi )
70
bab 70 memprovokasi ( revisi )
71
bab 71 memprovokasi 2 ( revisi )
72
bab 72 penyesalan tuan Latief. ( revisi )
73
bab 73 " di mana ayahku.... ( rrvisi )
74
bab 74 tak tinggal diam ( revisi )
75
bab 75 gusar ( revisi )
76
baba 76 memperkenalkan Shafee.. ( revisi )
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan ( revisi )
78
bab 78 kekacauan dan pencarian ( Revisi )
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief ( revisi )
80
bab 80 Axel.... ( revisi )
81
bab 81 hidup baru ( revisi )
82
bab 82 hidup baru yang bahagia ( revisi )
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!