bab 9 mulai memperhatikan...

Axel membiarkan Shafeea yang berlalu begitu saja meninggalkan dirinya di sana.

namun matanya terus mengikuti pergerakan gadis itu.

Saat ekor matanya tak mampu menjangkau bayangan Shafeea, Axel melangkah menuju pagar pembatas lantai.

Matanya kembali melihat kearah Shafeea dan terus mengikuti pergerakan Shafeea dengan matanya.

Shafeea yang terus melangkah menuruni anak tangga Eskalator yang sebenarnya juga sudah bergerak ke bawah.

Dan tentu saja tangga itu mampu membawanya ke bawah meski ia tak harus menuruninya.

Tapi nampaknya gadis itu tak sabar.

Shafeea masih terlihat menuruni anak tangga eskalator dengan terburu buru.

Sampai ketika ia melihat gadis itu di lantai dasar, mata Axel menyipit dan keningnya mengerut melihat Shafeea yang terlihat kecil di bawah sana namun masih bisa tertangkap oleh matanya terlihat berhenti di pintu masuk karena ada seseorang yang menghentikan langkahnya.

Kemudian keduanya nampak melangkah dan keluar bersama dari area mall ini.

" siapa dia... ?! " tanya Axel kepada tiga orang yang tiba tiba sudah berada di sekitarnya.

Sebenarnya sudah sejak Axel menarik Shafeea ke dalam lorong tadi ketiga teman Axel itu sudah berada di sana,

hanya saja mereka lebih memilih menyingkir dan tak tak mau ikut campur urusan Axel.

Mereka bertiga juga sebenarnya cukup terkejut melihat spontanitas Axel terhadap Shafeea tadi.

Baru kali ini mereka melihat sahabat mereka yang tipe kulkas enam pintu dan batu tak bertelinga itu merasa tertarik dengan urusan orang lain bahkan mau terlibat langsung.

Astaga astaga astaga.....mungkin hanya itu satu kata yang bisa mereka ucapkan untuk mengapresiasi spontanitas Axel itu.

" Agam Willson...." jawab Jacob, pemuda yang mempunyai darah keturunan yang sama dengan nya yakni Asia.

Ya...Axel adalah warga negara Indonesia yang memiliki darah keturunan China.

Ayahnya seorang pengusaha dari China bernama Edgar William Tan, sementara ibunya seorang warga negara Indonesia dari Aceh bernama Laila Mora.

Setelah menikah tuan Edgar lebih memilih tinggal di Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia mengikuti sang istri. Namun sayang..di usia Axel 2 tahun kecelakaan pesawat merenggut nyawa kedua orang tuanya ketika keduanya tengah melakukan perjalanan bisnis.

Hingga akhirnya ia di bawa kembali ke China oleh sang nenek dari pihak ayahnya.

Ketika usianya 13 tahun, ia kembali ke Indonesia.

" mereka pacaran ?! " tanyanya lagi dengan mata masih menatap ke bawah. Ia masih bisa melihat pergerakan Shafeea dan pria yang kata Jacob bernama Agam Wilson itu karena dinding mall itu yang terbuat dari kaca.

Hingga Shafeea dan Agam benar benar hilang dari jangkauan matanya. Axel masih menatap ke bawah.

" entahlah, siapa yang tahu...tapi sepanjang yang terlihat. Hanya Agam yang selalu bersama gadis itu selain Luna " jawab Jacob lagi.

" aku dengar mereka dekat setelah sama sama menjadi perwakilan sekolah kita di olimpiade esay tentang Korea beberapa waktu yang lalu. Kemudian keduanya sering di pasangkan setiap kali sekolah mengirim perwakilan untuk ikut dalam ivent ivent olimpiade " kali ini Ares yang menjawab. Teman Axel yang satu ini memiliki darah campuran Indonesia Inggris.

Axel mengerutkan keningnya. Bagaimana teman temannya begitu banyak tahu tentang gadis itu tapi dia tidak...

Siapa gadis itu hingga mampu membuat teman temannya merasa perlu mengetahui hal tentangnya.

" apa yang dia lakukan di sini ?! " tanya Axel lagi tanpa menyampaikan apa yang ia pikirkan.

Ia juga masih setia menatap kebawah dengan kedua tangannya yang berpegangan pada realling besi pembatas lantai sebagai penyanggah tubuhnya.

" mengajar bimbel...." jawab Jacob, Axel melirik sejenak kepada Jacob. Entahlah..ada rasa tak nyaman ketika Jacob terdengar lebih banyak tahu tentang Shafeea.

" kudengar dia seorang cabutan.." terdengar Faris bersuara. Faris adalah satu satunya teman Axel yang pure berdarah Indonesia.

Ayahnya adalah salah satu pemegang saham 15 % dalam perusahaan keluarga Axel yang bergerak dalam bidang pertambangan.

Sementara ayah Jacob dan ayah Ares adalah rekan bisnis keluarga Axel. Dan tidak ada yang tahu siapa sebenarnya jati diri seorang Axel selain ketiga sahabtanya itu di sekolah.

Para siswa hanya tahu, jangan sampai terlibat masalah dengan empat orang itu. Terutama Axel.

Ketiga orang teman Axel itu memang terkenal sangat loyal dengan Axel.

" kurasa itu hanya omong kosong, dia memang sering keluar masuk mall..tapi itu karena ia yang sibuk mengajar di kelas bimbel " lagi lagi Jacob menjelaskan dan terkesan sangat banyak tahu tentang Shafeea.

Axel yang mendengarnya seketika menolehkan wajahnya pada Jacob. Raut wajahnya terlihat tak suka.

" apa kau selalu menguntitnya...kau menyukainya ?! " serang Axel. Jacob mencebikkan bibirnya.

" rasanya jika aku menyukainya sekalipun itu bukanlah hal yang aneh, dia cantik,pintar dan..." Jacob tak sempat melanjutkan keburu di sambar oleh Faris.

" aneh....!! " potong Faris membuat tiga pemuda tampan itu menoleh kepadanya.

" tentu saja aneh..coba kalian perhatikan, pernah kah kalian melihat ia tertawa, tidak...tidak tawa, senyum saja....gadis itu benar benar sudah seperti mayat hidup saja yang bahkan untuk sekedar tersenyum saja dia tidak bisa " cibir Faris.

" kau juga menguntitnya ?! " Sekali lagi Axel bertanya dengan nada aneh kepada temannya itu.

Kini giliran Axel yang menjadi pusat perhatian tiga sahabatnya itu.

Ketiga orang pemuda tampan dengan pembawaan yang berbeda itu menatap Axel penuh selidik.

" kami tahu tentangnya bukan karena kami yang menguntitnya Xel...tapi karena dia memang sudah menjadi pusat perhatian sejak kehadirannya. Apapun tentang dia akan menjadi hal yang menarik untuk di perbincangkan " Aresh menimpali.

Aresh memang yang paling dewasa di antara teman temannya dalam segi pemikiran.

Axel terdiam, bersamaan dengan itu matanya melihat Pria dewasa yang tadi sempat berdebat dengannya di bawah sana dengan di ikuti beberapa orang di sekitarnya.

" ada hubungan apa gadis itu dengan tuan muda keluarga Latief ?! " kata Axel pelan, ketiga temannya ikut mengikuti arah pandangan Axel.

" mungkinkah dia kurang puas dengan pelayanan gadis itu...?! " jawab Faris.

" Faris...jaga bicaramu " Jacob tak terima dengan ucapan Faris.

Sekali lagi, kata bantahan Jacob terhadap ucapan Faris membuat Axel sukses menoleh kepadanya.

Axel menatap lekat wajah sahabatnya yang nampak sangat jengkel itu.

" katakan padaku, kau menyukainya ?! " tanya Axel

Jacob menghela nafas.

" mungkin nanti..tapi tidak saat ini, aku hanya kasian padanya..." jawab Jacob.

" sudahlah...itu bukanlah hal yang penting untuk kita perdebatkan. Sekarang kita harus fokus pada yang lain saja " Aresh menengahi.

Aresh merasa tiba tiba ada yang aneh pada Axel.

Keempat pemuda tampan itu berlalu meninggalkan tempat itu dan menuju sebuah kafe di sana.

" kau tahu dari mana kalau dia adalah tuan muda Latief ?! " Aresh mengawali perbincangan dengan pertanyaan itu.

Ia cukup heran bagaimana Axel tahu tentang siapa pria dewasa tadi.

" tentu saja, beberapa kali nenek membawa ku dalam urusan bisnisnya. Di sana aku melihatnya. Seperti diriku.. dia juga di bawa keluarganya dan di perkenalkan sebagai tuan muda pertama Latief " jelas Axel dan Ares pun mengangguk paham.

" kalau begitu keluarga itu adalah rival bisnis keluargamu ?! " tanya Jacob

" kurasa begitu...beberapa kali kami memang terlibat dalam perebutan tender " jawab Axel lagi.

" lalu bagaimana gadis seperti Shafeea bisa terlibat dengannya...tentu laki laki itu bukan orang sembarangan bukan ?! " terdengar suara Faris yang seketika mendapat tatapan tajam dari Jacob.

Sementara Jacob mendapat tatapan penuh selidik dari Axel dan Axel sendiri, tanpa ia sadari jika perubahan mimik wajahnya menjadi pusat perhatian Ares.

" ada apa dengan Axel...tidak biasanya dia terlihat begitu tertarik dengan perasaan orang lain ?! " bisik Ares dalam hati.

Terpopuler

Comments

Sue Salmi

Sue Salmi

event* not ivent

2024-03-23

0

Purnama Pasedu

Purnama Pasedu

axel cinta x

2024-02-20

0

lihat semua
Episodes
1 bab 1 Shafeea.....
2 bab 2 kepergian sang ibu
3 bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4 bab 4 tertolong
5 bab 5 otak encer
6 bab 6 gadis tak bernasab
7 bab 7 mengambil keputusan yang salah
8 bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9 bab 9 mulai memperhatikan...
10 bab 10 tabir yang terkuak
11 bab 11 ada rasa tak suka
12 bab 12 cari perhatian
13 bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14 bab 14 siapa kau sebenarnya...
15 bab 15 sebuah ancaman
16 bab 16 terpilih
17 bab 17 terpilih 2
18 bab 18 mendekat
19 bab 19 Axel yang gila
20 bab 20 penyesalan
21 bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22 bab 22 kacaunya Axel
23 bab 22 putus asa
24 bab 24 Farugh
25 bab 25 semakin sakit...
26 bab 26 semakin sakit 2
27 bab 27 Shafeea yang rapuh
28 bab 28 strata sosial
29 bab 29 pergi dan menghilang
30 bab 30 berlalu
31 bab 31 pergi
32 bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33 bab 33 harus bagaimana
34 bab 34 keputusan Axel
35 bab 35 dokter Nameera Izhayana
36 bab 36 Tang Healthy Hospital
37 bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38 bab 38 hati yang berdesir
39 bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40 bab 40 dunia yang terasa runtuh
41 bab 41 harapan kosong
42 bab 42 perdebatan
43 bab 43 kenangan
44 bab 44 kembalilah..
45 bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46 bab 46 dokter Nameera
47 bab 47 keyakinan
48 bab 48 keyakinan 2
49 bab 49 dejavu
50 bab 50 keputusan Shafeea
51 bab 51 mengalah
52 bab 52 mulai memaksa
53 bab 53 rencana Axel....
54 bab 54 sah
55 bab 55 karena aku mencintaimu...
56 bab 56 memiliki
57 bab 57 memiliki 2
58 bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59 bab 59 kekacauan
60 bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61 bab 61 aku menerima
62 bab 62 kepanikan Axel
63 bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64 bab 64 kepergian untuk kebebasan
65 bab 65 keberhasilan yang gemilang
66 bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67 bab 67 hati yang luka
68 bab 68 masih mempertahankan...
69 bab 69 mulai menjalankan misi
70 bab 70 memprovokasi
71 bab 71 memprovokasi 2
72 bab 72 penyesalan tuan Latief.
73 bab 73 " di mana ayahku....
74 bab 74 tak tinggal diam
75 bab 75 gusar
76 baba 76 memperkenalkan Shafee..
77 bab 77 tragedi di hari pertunangan
78 bab 78 kekacauan dan pencarian
79 bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80 bab 80 Axel....
81 bab 81 hidup baru
82 bab 82 hidup baru yang bahagia
83 bab 83 menyenangkan
84 bab 84 terealisasi
85 bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86 bab 86 proyek...
87 bab 87 pertemuan
88 bab 88 keterkejutan Shafea
89 bab 89 hati yang gamang
90 bab 90 Axel yang pemaksa
91 bab 91 yakin...
92 bab 92 membuat perhitungan
93 bab 93 Axel dan Agam....
94 bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95 bab 85 bersikap tegas
96 bab 95 ketegasan Axel
97 bab 97 menggoda
98 bab 98 masih mereka
99 bab 99 tidur bersama
100 bab 100 Sosok baru Shafeea
101 bab 101 lagi.....
102 bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103 bab 103 hanya kita
104 bab 104 bertemu kembali
105 bab 105 menemui
106 bab 106 klaim Faritz
107 bab 107 tidak pernah meragukan
108 bab 108 menenangkan Shafeea...
109 108 membuat perhitungan.
110 bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111 bab 111 kompromi
112 bab 112 Axel yang Arrogant
113 bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114 bab 114 sang nenek buyut
115 bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116 bab 116 menjelang kelahiran
117 bab 117 baby boy
118 bab 118 moment bahagia
119 bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120 bab 120 memperbaiki hubungan
121 bab 121 kebahagiaan
122 bab 122 potret keluarga kecil Axel
123 bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124 bab 124 peresmian
125 bab 125 sebuah permohonan
126 bab 126 Dzakiya
Episodes

Updated 126 Episodes

1
bab 1 Shafeea.....
2
bab 2 kepergian sang ibu
3
bab 3 " aku mencintaimu Shafeea....
4
bab 4 tertolong
5
bab 5 otak encer
6
bab 6 gadis tak bernasab
7
bab 7 mengambil keputusan yang salah
8
bab 8 pertemuan setelah 3 tahun
9
bab 9 mulai memperhatikan...
10
bab 10 tabir yang terkuak
11
bab 11 ada rasa tak suka
12
bab 12 cari perhatian
13
bab 13 salah sangka Kenalan dulu yuk sama Shafeea dan teman temannya....
14
bab 14 siapa kau sebenarnya...
15
bab 15 sebuah ancaman
16
bab 16 terpilih
17
bab 17 terpilih 2
18
bab 18 mendekat
19
bab 19 Axel yang gila
20
bab 20 penyesalan
21
bab 21 Farugh, Shafeea dan Axel....
22
bab 22 kacaunya Axel
23
bab 22 putus asa
24
bab 24 Farugh
25
bab 25 semakin sakit...
26
bab 26 semakin sakit 2
27
bab 27 Shafeea yang rapuh
28
bab 28 strata sosial
29
bab 29 pergi dan menghilang
30
bab 30 berlalu
31
bab 31 pergi
32
bab 32 kebenaran yang menyakitkan
33
bab 33 harus bagaimana
34
bab 34 keputusan Axel
35
bab 35 dokter Nameera Izhayana
36
bab 36 Tang Healthy Hospital
37
bab 37 ulang tahun nyonya Tang
38
bab 38 hati yang berdesir
39
bab 39 selamanya air tak sebanding dengan susu
40
bab 40 dunia yang terasa runtuh
41
bab 41 harapan kosong
42
bab 42 perdebatan
43
bab 43 kenangan
44
bab 44 kembalilah..
45
bab 45 pertemuan setelah 10 tahun
46
bab 46 dokter Nameera
47
bab 47 keyakinan
48
bab 48 keyakinan 2
49
bab 49 dejavu
50
bab 50 keputusan Shafeea
51
bab 51 mengalah
52
bab 52 mulai memaksa
53
bab 53 rencana Axel....
54
bab 54 sah
55
bab 55 karena aku mencintaimu...
56
bab 56 memiliki
57
bab 57 memiliki 2
58
bab 57 kebahagiaan yang masih di rajut
59
bab 59 kekacauan
60
bab 60 waktu tak mengubah apapun padaku...
61
bab 61 aku menerima
62
bab 62 kepanikan Axel
63
bab 63 kepergian untuk kesekian kalinya
64
bab 64 kepergian untuk kebebasan
65
bab 65 keberhasilan yang gemilang
66
bab 66 nyonya Tang dan dokter Nameera
67
bab 67 hati yang luka
68
bab 68 masih mempertahankan...
69
bab 69 mulai menjalankan misi
70
bab 70 memprovokasi
71
bab 71 memprovokasi 2
72
bab 72 penyesalan tuan Latief.
73
bab 73 " di mana ayahku....
74
bab 74 tak tinggal diam
75
bab 75 gusar
76
baba 76 memperkenalkan Shafee..
77
bab 77 tragedi di hari pertunangan
78
bab 78 kekacauan dan pencarian
79
bab 79 kehancuran tuan besar Latief
80
bab 80 Axel....
81
bab 81 hidup baru
82
bab 82 hidup baru yang bahagia
83
bab 83 menyenangkan
84
bab 84 terealisasi
85
bab 85 berdiri di bawah langit yang sama.
86
bab 86 proyek...
87
bab 87 pertemuan
88
bab 88 keterkejutan Shafea
89
bab 89 hati yang gamang
90
bab 90 Axel yang pemaksa
91
bab 91 yakin...
92
bab 92 membuat perhitungan
93
bab 93 Axel dan Agam....
94
bab 94 masa kecil yang menyakitkan
95
bab 85 bersikap tegas
96
bab 95 ketegasan Axel
97
bab 97 menggoda
98
bab 98 masih mereka
99
bab 99 tidur bersama
100
bab 100 Sosok baru Shafeea
101
bab 101 lagi.....
102
bab 102 senyum Shafeea hanya untuk Axel
103
bab 103 hanya kita
104
bab 104 bertemu kembali
105
bab 105 menemui
106
bab 106 klaim Faritz
107
bab 107 tidak pernah meragukan
108
bab 108 menenangkan Shafeea...
109
108 membuat perhitungan.
110
bab 110 ancaman Axel untuk keluarga Latief
111
bab 111 kompromi
112
bab 112 Axel yang Arrogant
113
bab 113 kemesraan dan kehangatan Axel Shafeea
114
bab 114 sang nenek buyut
115
bab 115 nyonya Tang yang posesif.
116
bab 116 menjelang kelahiran
117
bab 117 baby boy
118
bab 118 moment bahagia
119
bab 119 penyesalan tuan besar Latief
120
bab 120 memperbaiki hubungan
121
bab 121 kebahagiaan
122
bab 122 potret keluarga kecil Axel
123
bab 123 waktunya untuk dady dan momy
124
bab 124 peresmian
125
bab 125 sebuah permohonan
126
bab 126 Dzakiya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!