Axel membiarkan Shafeea yang berlalu begitu saja meninggalkan dirinya di sana.
namun matanya terus mengikuti pergerakan gadis itu.
Saat ekor matanya tak mampu menjangkau bayangan Shafeea, Axel melangkah menuju pagar pembatas lantai.
Matanya kembali melihat kearah Shafeea dan terus mengikuti pergerakan Shafeea dengan matanya.
Shafeea yang terus melangkah menuruni anak tangga Eskalator yang sebenarnya juga sudah bergerak ke bawah.
Dan tentu saja tangga itu mampu membawanya ke bawah meski ia tak harus menuruninya.
Tapi nampaknya gadis itu tak sabar.
Shafeea masih terlihat menuruni anak tangga eskalator dengan terburu buru.
Sampai ketika ia melihat gadis itu di lantai dasar, mata Axel menyipit dan keningnya mengerut melihat Shafeea yang terlihat kecil di bawah sana namun masih bisa tertangkap oleh matanya terlihat berhenti di pintu masuk karena ada seseorang yang menghentikan langkahnya.
Kemudian keduanya nampak melangkah dan keluar bersama dari area mall ini.
" siapa dia... ?! " tanya Axel kepada tiga orang yang tiba tiba sudah berada di sekitarnya.
Sebenarnya sudah sejak Axel menarik Shafeea ke dalam lorong tadi ketiga teman Axel itu sudah berada di sana,
hanya saja mereka lebih memilih menyingkir dan tak tak mau ikut campur urusan Axel.
Mereka bertiga juga sebenarnya cukup terkejut melihat spontanitas Axel terhadap Shafeea tadi.
Baru kali ini mereka melihat sahabat mereka yang tipe kulkas enam pintu dan batu tak bertelinga itu merasa tertarik dengan urusan orang lain bahkan mau terlibat langsung.
Astaga astaga astaga.....mungkin hanya itu satu kata yang bisa mereka ucapkan untuk mengapresiasi spontanitas Axel itu.
" Agam Willson...." jawab Jacob, pemuda yang mempunyai darah keturunan yang sama dengan nya yakni Asia.
Ya...Axel adalah warga negara Indonesia yang memiliki darah keturunan China.
Ayahnya seorang pengusaha dari China bernama Edgar William Tan, sementara ibunya seorang warga negara Indonesia dari Aceh bernama Laila Mora.
Setelah menikah tuan Edgar lebih memilih tinggal di Indonesia dan menjadi warga negara Indonesia mengikuti sang istri. Namun sayang..di usia Axel 2 tahun kecelakaan pesawat merenggut nyawa kedua orang tuanya ketika keduanya tengah melakukan perjalanan bisnis.
Hingga akhirnya ia di bawa kembali ke China oleh sang nenek dari pihak ayahnya.
Ketika usianya 13 tahun, ia kembali ke Indonesia.
" mereka pacaran ?! " tanyanya lagi dengan mata masih menatap ke bawah. Ia masih bisa melihat pergerakan Shafeea dan pria yang kata Jacob bernama Agam Wilson itu karena dinding mall itu yang terbuat dari kaca.
Hingga Shafeea dan Agam benar benar hilang dari jangkauan matanya. Axel masih menatap ke bawah.
" entahlah, siapa yang tahu...tapi sepanjang yang terlihat. Hanya Agam yang selalu bersama gadis itu selain Luna " jawab Jacob lagi.
" aku dengar mereka dekat setelah sama sama menjadi perwakilan sekolah kita di olimpiade esay tentang Korea beberapa waktu yang lalu. Kemudian keduanya sering di pasangkan setiap kali sekolah mengirim perwakilan untuk ikut dalam ivent ivent olimpiade " kali ini Ares yang menjawab. Teman Axel yang satu ini memiliki darah campuran Indonesia Inggris.
Axel mengerutkan keningnya. Bagaimana teman temannya begitu banyak tahu tentang gadis itu tapi dia tidak...
Siapa gadis itu hingga mampu membuat teman temannya merasa perlu mengetahui hal tentangnya.
" apa yang dia lakukan di sini ?! " tanya Axel lagi tanpa menyampaikan apa yang ia pikirkan.
Ia juga masih setia menatap kebawah dengan kedua tangannya yang berpegangan pada realling besi pembatas lantai sebagai penyanggah tubuhnya.
" mengajar bimbel...." jawab Jacob, Axel melirik sejenak kepada Jacob. Entahlah..ada rasa tak nyaman ketika Jacob terdengar lebih banyak tahu tentang Shafeea.
" kudengar dia seorang cabutan.." terdengar Faris bersuara. Faris adalah satu satunya teman Axel yang pure berdarah Indonesia.
Ayahnya adalah salah satu pemegang saham 15 % dalam perusahaan keluarga Axel yang bergerak dalam bidang pertambangan.
Sementara ayah Jacob dan ayah Ares adalah rekan bisnis keluarga Axel. Dan tidak ada yang tahu siapa sebenarnya jati diri seorang Axel selain ketiga sahabtanya itu di sekolah.
Para siswa hanya tahu, jangan sampai terlibat masalah dengan empat orang itu. Terutama Axel.
Ketiga orang teman Axel itu memang terkenal sangat loyal dengan Axel.
" kurasa itu hanya omong kosong, dia memang sering keluar masuk mall..tapi itu karena ia yang sibuk mengajar di kelas bimbel " lagi lagi Jacob menjelaskan dan terkesan sangat banyak tahu tentang Shafeea.
Axel yang mendengarnya seketika menolehkan wajahnya pada Jacob. Raut wajahnya terlihat tak suka.
" apa kau selalu menguntitnya...kau menyukainya ?! " serang Axel. Jacob mencebikkan bibirnya.
" rasanya jika aku menyukainya sekalipun itu bukanlah hal yang aneh, dia cantik,pintar dan..." Jacob tak sempat melanjutkan keburu di sambar oleh Faris.
" aneh....!! " potong Faris membuat tiga pemuda tampan itu menoleh kepadanya.
" tentu saja aneh..coba kalian perhatikan, pernah kah kalian melihat ia tertawa, tidak...tidak tawa, senyum saja....gadis itu benar benar sudah seperti mayat hidup saja yang bahkan untuk sekedar tersenyum saja dia tidak bisa " cibir Faris.
" kau juga menguntitnya ?! " Sekali lagi Axel bertanya dengan nada aneh kepada temannya itu.
Kini giliran Axel yang menjadi pusat perhatian tiga sahabatnya itu.
Ketiga orang pemuda tampan dengan pembawaan yang berbeda itu menatap Axel penuh selidik.
" kami tahu tentangnya bukan karena kami yang menguntitnya Xel...tapi karena dia memang sudah menjadi pusat perhatian sejak kehadirannya. Apapun tentang dia akan menjadi hal yang menarik untuk di perbincangkan " Aresh menimpali.
Aresh memang yang paling dewasa di antara teman temannya dalam segi pemikiran.
Axel terdiam, bersamaan dengan itu matanya melihat Pria dewasa yang tadi sempat berdebat dengannya di bawah sana dengan di ikuti beberapa orang di sekitarnya.
" ada hubungan apa gadis itu dengan tuan muda keluarga Latief ?! " kata Axel pelan, ketiga temannya ikut mengikuti arah pandangan Axel.
" mungkinkah dia kurang puas dengan pelayanan gadis itu...?! " jawab Faris.
" Faris...jaga bicaramu " Jacob tak terima dengan ucapan Faris.
Sekali lagi, kata bantahan Jacob terhadap ucapan Faris membuat Axel sukses menoleh kepadanya.
Axel menatap lekat wajah sahabatnya yang nampak sangat jengkel itu.
" katakan padaku, kau menyukainya ?! " tanya Axel
Jacob menghela nafas.
" mungkin nanti..tapi tidak saat ini, aku hanya kasian padanya..." jawab Jacob.
" sudahlah...itu bukanlah hal yang penting untuk kita perdebatkan. Sekarang kita harus fokus pada yang lain saja " Aresh menengahi.
Aresh merasa tiba tiba ada yang aneh pada Axel.
Keempat pemuda tampan itu berlalu meninggalkan tempat itu dan menuju sebuah kafe di sana.
" kau tahu dari mana kalau dia adalah tuan muda Latief ?! " Aresh mengawali perbincangan dengan pertanyaan itu.
Ia cukup heran bagaimana Axel tahu tentang siapa pria dewasa tadi.
" tentu saja, beberapa kali nenek membawa ku dalam urusan bisnisnya. Di sana aku melihatnya. Seperti diriku.. dia juga di bawa keluarganya dan di perkenalkan sebagai tuan muda pertama Latief " jelas Axel dan Ares pun mengangguk paham.
" kalau begitu keluarga itu adalah rival bisnis keluargamu ?! " tanya Jacob
" kurasa begitu...beberapa kali kami memang terlibat dalam perebutan tender " jawab Axel lagi.
" lalu bagaimana gadis seperti Shafeea bisa terlibat dengannya...tentu laki laki itu bukan orang sembarangan bukan ?! " terdengar suara Faris yang seketika mendapat tatapan tajam dari Jacob.
Sementara Jacob mendapat tatapan penuh selidik dari Axel dan Axel sendiri, tanpa ia sadari jika perubahan mimik wajahnya menjadi pusat perhatian Ares.
" ada apa dengan Axel...tidak biasanya dia terlihat begitu tertarik dengan perasaan orang lain ?! " bisik Ares dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Yusria Mumba
mukin sudah jatuh cinta exel,
2024-07-05
0
Sue Salmi
event* not ivent
2024-03-23
0
Purnama Pasedu
axel cinta x
2024-02-20
0