Ternyata itu hanya sebuah mimpi Ray,ia pun bangun dari tempat tidurnya dan berdiri menghadap kaca cermin besar itu sambil berkata"Sekalipun dalam mimpi jangan sampai aku membuatmu terluka,aku takkan pernah mengijinkan diriku membuatmu sakit hati sedikitpun Rani,kita akan hidup bahagia bersama selamanya."Ucap Ray lantang di depan cermin.
Kenapa dalam mimpi aku begitu tega membuatmu terluka?Aku tak tahu apa arti mimpi itu...
Ya Tuhan aku menyukai bahkan menginginkan gadis itu jadi milikku seutuhnya,jodohkan dia denganku.
Ray masih bermonolog di dalam kamarnya tepatnya di depan cermin besar itu.
¤¤¤¤¤¤
Di rumah Rani...
"Adek....!! Sepatu kakak yang pantofel mana dek?"Tanya Aryn pada Rani.
"Ya elah kak,Rani nggak tahu ada di mana kan itu sepatu kakak pasti di kamar kakak lah...masa di Rani?"Sahut Rani dari dalam kamarnya.
"Kata bibi kamu yang menjemur semua sepatu dalam rumah ini,punya kakak mana?"Aryn bersikeras meminta sepatunya di Rani sang adik.
"Oh iya betul Rani lupa."Ucap Rani langsung berlari keluar dari kamarnya menuju lantai empat dan mengambil sepatu sepatu yang ia jemur kemarin.
"Nih sepatu kakak,"ucapnya sambil memberikan sepatu itu pada Aryn.
"Terima kasih ya dek?"Ucap Aryn dan berlalu ke kamarnya.
Rani pun masuk ke dalam kamarnya dan berniat untuk tidur lagi.
Tiba tiba pintu kamar di ketuk dari luar,ia sudah tahu kalau yang mengetuk itu Adam.
"Apalagi sih Rani masih ngantuk tau,"ucap Rani sambil menguap.
"Adek,tuh papa dan mama sudah menunggu di ruang makan,adek nggak ikut sarapan kah?Papa mama mau ke eropa lho?"Ucap Adam lagi sambil mengetuk pintu kamar Rani dengan keras.
"Iya orang gila,ketuk pintunya pelan pelan dong pekak nih telinga Rani."Sahut Rani dari dalam selimutnya.
Terpaksa ia pun bangun dan langsung menuju ke kamar mandi dan melakukan ritual paginya dan ia pun memakai pakaian santainya dan pergi ke ruang makan. Sesampainya di sana semua orang sudah duduk berkumpul untuk makan bersama pagi ini.
"Pagi mama, Papa,dan kakak kakak Rani semuanya."Ucap Rani langsung mengambil tempat duduk di samping mama.
"Adek,rambut adek kok berantakan banget sih dek,jadi anak perempuan itu harus perhatikan kebersihan dan kerapihan rambut dan harus selalu tampil cantik walaupun kita tak harus memakai pakaian baru."Ucap Kak Adrian sambil tersenyum.
Mereka pun berdoa dan mulai makan,tanpa ada yang bersuara hanya terdengar suara sendok beradu dengan piring.
Selesai sarapan,Rani melihat jam dinding dan ternyata sudah jam delapan pagi.
"Tumben si bungsu nggak semangat,ada apa sih dek?"Tanya Ahaz sambil merangkul bahu adik bungsunya itu.
"Rani lagi malas banget hari ini Kak,apa boleh Rani ikut ke kantor kakak?"Tanya Rani pada Ahaz
"Boleh boleh saja asal tidak mengganggu pekerjaan kakak di sana ya?"Ucap Ahaz pada Rani.
"Lho dek bukannya kamu harus berangkat kerja ya sekarang ini?"Tanya Adam yang tiba tiba muncul di hadapan mereka.
"Hari ini Rani nggak mood pengen bobo aja sepanjang hari."Jawab Rani
"Lho katanya mau jadi wanita karir yang mandiri tanpa bantuan mama papa?"Sambung Adrian juga.
"Awalnya sih begitu tapi akhirnya Rani sadar Rani butuh asupan dana dari mama papa dan kakak kakak sekalian."Rani berkata sambil terbahak.
"Kok ketawa dek?"Tanya Adam lagi.
"Masa Rani harus nangis?"
"Papa mama hari ini mau ke eropa ada pertemuan dengan kolega bisnis papa di sana,kalian yang akur ya anak anakku..."Ucap papa sama mama bersama sama.
"Bagaimana kalau Rani ikut papa mama?"Ucap Rani tiba tiba.
"Kapan tunggu adek siap,lain kali aja ya mama papa ke sana cuma satu minggu dek,"Ucap Aryn sambil berpamitan mau pergi kerja.
"Papa dan mama hati hati ya di jalan?"Ucap Rani sambil mengecup pipi mama dan papanya.
Papa pun mengeluarkan uang segepok dan memberikannya pada Rani.
"Ini buat adek ya,kalau mau minta uang minta aja sama papa dan mama kenapa harus pakai drama drama segala sih sayang?"Ucap Papa Abraham sambil memeluk erat putri kesayangannya itu.
Akhirnya mereka semua pun mengantarkan papa dan mama mereka ke halaman depan di sana sopir keluarga mereka sudah menunggu.
"Kakak,jaga adik adikmu ya terutama si bungsu dek,"ucap Mama pada Adrian dan mengecup pucuk kepala anak sulungnya itu.
Papa dan mama mengecup semua anak anaknya dan masuk ke dalam mobil.
°♡°♡°♡♡°°♡○♡○♡○♡○■□■□♤♤♤
"Angga,kenapa Rani belum saja datang kerja?"Tanya Ray pada Angga.
"Yah boss aku belum tahu apa yang menyebabkan Bu Rani belum datang."Ucap Angga membela diri.
"Kamu punya nomor ponselnya tolong hubungi Rani sekarang aku butuh asupan senyuman darinya kalau nggak hatiku sungguh merasa hampa dan merana hari ini Angga??"Pinta Ray pada Angga.
"Baik Tuan segera!!"Jawab Angga sambil melangkah keluar dari ruangan Ray dan menuju ke divisi di mana tempat Rani bekerja.
Di sana ia hanya melihat Amira dan Reagan,kedua makhluk itu sedang mengerjakan pekerjaan mereka tanpa menoleh ke arah Angga.
"Pagi Pak Reagan dan Bu Amira,Bu Rani kok belum datang?Apakah Bu Rani sakit atau bagaimana?"Tanya Angga pada Reagan dan Amira.
"Mana mungkin orang sekuat dia sakit,nggak mungkinlah."Ucap Reagan dan Amira bersama sama.
"Terus kemana dia?"Tanya Angga lagi.
"Pak Angga telepon langsung Rani saja ya?"Ucap Amira sambil memberikan nomor ponsel Rani pada Angga.
Angga pun menerima dengan sukacita dan mengucapkan"Terima kasih ya Bu Amira?"Ucap Angga dan akhirnya ia pun pamit keluar dari ruangan itu kembali ke ruangan Ray.
"Pak Boss,ini nomor ponselnya Rani tadi di berikan oleh Amira."Ucap Angga sambil memberikan selembar kertas berisikan tulisan angka nomor ponselnya Rani.
Ray menerima dengan sukacita dan bahagia,ia pun segera menyalin nomor ponsel itu ke ponselnya di sana ia memberikan nama "Bidadari surgaku"
Tanpa menunggu lama Ray langsung menelepon nomor yang di berikan oleh Angga tadi.
Ketika ia menelepon ternyata nomor itu adalah nomor milik Adam.
"Ya hallo...??"ucap suara bariton dari seberang sana dan hal itu membuat Ray kaget bukan main.
"Lho kok suara laki laki sih?"Ucap Ray pada Angga tapi yang di ajak ngomong sudah hilang tanpa kabar.
"Lho di mana Angga?"Ucapnya sendiri.
Sedangkan di ruang divisi Rani,terlihat Amira sedang tertawa terbahak bahak karena berhasil mengerjai Angga dan Ray.
"Kamu bisa aja Amira...!!"Ucap Reagan sambil terbahak
"Kalau Angga tahu kalau itu bukan nomornya Rani apa yang akan terjadi Mir?"Tanya Reagan pada Amira.
"Ya kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi."Ucap Amira pada Reagan.
"Angga....!!"Terdengar Ray berteriak memanggil Angga dengan suara keras.
"Eh jangan jangan si Angga kasih nomor tadi ke si Boss ya Mir?"Tanya Reagan pada Amira.
"Ya mana gue tahu...!!"Jawab Amira santai.
Amira baru saja chat dengan Rani dan memberitahu hal yang baru saja terjadi dan apa yang Rani bilang?Rani tertawa terbahak bahak karena berhasil mengerjai pria itu.
♡○♡○♡○♡○○♡•♡•♡•♡•♡•°♡°♡°♡°♡°
TBC
"CallmeEsy06"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Hiatus
alurnya bagus banget..
nanti tak lanjut lagi baca nya
2024-07-24
2
𝖉𝔬𝓶✅
insyaallah Ray jodoh gak akan kemana ko
2024-07-05
1