Di sebuah hotel tepatnya di dalam sebuah ruangan mewah,terlihat seorang wanita sedang duduk dan bercerita dengan seorang pria yang terlihat aneh dengan potongan rambut ala anak punk,mereka sedang merencanakan sesuatu yang sebenarnya sudah sangat lama.
"Arjun,kamu harus yakin kalau wanita bernama Elena itu harus kamu habisi,aku tak mau mendengar kalau kamu gagal lagi!" Ucap Wanita berambut merah juga berdandan seperti anak punk itu.
Wanita itu bernama Isna,ia adalah komplotan pengedar obat obatan terlarang yang sudah di larang oleh pemerintah negeri konoha.
"Aku mendengar pria yang membayar uang sewa perkebunan tembakau itu adalah Adrian Swan,Putra Tuan Swan orang paling pengaruh nomor satu di negeri konoha ini.
"Tapi Tuan Adrian itu adalah orang terpandang di kota ini,aku yakin dia tak akan pernah merampas hak orang orang kecil di bawahnya."Jawab wanita itu sedikit berbisik.
"Bukankah Perkebunan itu milik Tuan Swan?"Ucap wanita itu lagi.
"Ini hal aneh yang pernah kutemui,aku rasa ada konspirasi dibalik semua ini,"ucap wanita itu lagi
"Itu urusan mereka tapi ingat tugasmu belum selesai Arjun,aku mau wanita bernama Elena itu harus kamu habisi,baru aku merasa tenang."
"Baik Nona Isna,aku akan berusaha sekuat tenaga untuk menghabisi Elena!"Akhirnya Arjun menjawab dengan nada tegas walau dalam hatinya menolak.
****
Pria berparas tampan dan dingin itu sengaja pergi ke luar kota untuk memeriksa beberapa perusahaan kecilnya.
Ia berharap ia bisa berjumpa dengan gadis yang sudah membuat perasaan jatuh cinta yang telah ia kubur dalam dalam tumbuh lagi.
"Siapa dia yang sudah berani membuat hati ini gelisah?"Pertanyaan demi pertanyaan bercokol di otaknya.
Ia sangat frustasi dan tidak konsentrasi dalam melakukan pekerjaannya.
Dengan cepat ia meraih jasnyaa dan pergi entah kemana.
Tetlihat ia menuju ke sebuah club dan terlihat asistennya berjalan dengan cepat mengikutinya.
Langkah langkah dari kaki panjangnya itu membuat sang asisten setengah mati mengejarnya.
"Untung saja asistennya seorang pria,kalau perempuan pasti ia akan kesulitan karena mengejar langkah kaki tuannya yang sangat panjang dan lebar itu."Gumam Angga dalam hatinya.
"Apa kamu bilang?"Tanya pria dingin itu pada Angga dan sontak membuat Angga kaget bukan main.
"Aku tak bilang apapun Boss!"
Jawaban Angga tak membuatnya percaya.
"Kamu kira aku tak tahu isi hatimu kah?"Tanya pria itu sinis
"Aku ..
Aku maafkan aku Boss!!"
Jawab Angga terbata bata sambil terus melangkah mengikuti si boss yang penuh misterius itu.
"Kamu berpikir tentang wanita yang akan menjadi pendampingku nanti kan?"Ujarnya pada sang asisten.
"Maaf boss bukan seperti itu!!"Jawab Angga cepat.
"Lalu?" Tanya pria itu lagi sambil menghentikan langkahnya dan membalikkan tubuhnya menghadap ke arah sang asisten.
"Tuan!!Maaf aku hanya berpikir untung saja aku seorang laki laki bukan perempuan,andai saja perempuan yang jadi asisten tuan mungkinkah dia bisa berjalan dengan memakai high heelsnya mengejar Tuan yang nota bene memiliki kaki yang panjang dan langkah yang lebar?"Akhirnya Angga pun jujur pada Tuannya yang misterius itu.
"Apa yang kamu pikirkan?"Tanya Pria itu lagi.
"Asal kamu tahu saja,aku tak mungkin mempekerjakan wanita sebagai asistenku,karena aku alergi terhadap wanita!"Jawab pria misterius itu berbohong padahal ia setengah mati memikirkan caranya dekat dengan gadis yang ia temui di pesta jomblo beberapa waktu lalu.
Ray Adinata Moraga Sanjaya,begitulah nama panjang dari pria misterius itu,pria terkaya di kota itu,pria yang trauma dari hubungan cinta di masa lalunya yang membuat ia menjadi diam,dingin dan alergi pada makhluk Tuhan yang bernama perempuan itu.
Ray mencoba untuk menepis semua rasa yang ia miliki bahwa dihidupnya ia tak butuh yang namanya perempuan di sampingnya,tetapi mengapa dengan Rani ia merasa aneh dengan dirinya?
Ray mencobaa menepis rasa yang mengocok ngocok pikirannya itu,ia mencoba membuang semua yang berkaitan dengan perasaan jatuh cinta,perasaan sayang dan juga perasaan ingin memiliki dan melindungi seseorang yang sangat ia sayangi dan ia cintai namun sia sia,karena semakin ia mencoba melupakan segalanya ia semakin terpuruk dan membutuhkan vitamin cinta itu.
***
Ray melangkah menuju mobilnya yang berada di parkiran khusus presiden direktur sekaligus CEO perusahaannya itu untuk mengambil sebuah dokumen,entah mengapa dia tak mau menyuruh asistennya tetapi ada sebuah gerakan di hatinya yang menginginkan dia untuk mengambil sendiri dokumen yang tertinggal di dalam mobilnya itu.
Tak di sangka ia melihat lagi gadis yang menabraknya beberapa waktu lalu.
Ia melihatnya lagi dengan seksama,gadis itu sedang membawa banyak belanjaan entah apa yang ada di otaknya saat ini,ia terlihat sangat cepat mengayunkan langkahnya menuju lift di ruangan perusahaan itu.
"Apakah ia bekerja disini?"Ray mencoba bertanya pada dirinya.
Karena tak ada jawaban akhirnya Ray melangkah dan mendekati gadis itu.
Ketika lift terbuka, mereka berdua melangkah masuk ke dalam lift itu bersama sama.
Gadis itu adalah Rani, terlihat sangat manis dan anggun dan etikanya sangat baik.
"Maaf ya yang kemarin,"Ucap Ray membuka percakapan.
Sambil memandang ke arah pria itu,ia kaget karena kepalanya hampir mengenai dagu pria itu.
"Eh,yang kemarin?Maksudnya?"Rani grogi mendengar desahan nafas pria dingin itu yang menurutnyaa itu sangat macho dan sangat seksi.
"Saat kamu menabrakku,sudah ingat kan?"Ucap Ray sambil menatap tajam ke arah Rani dan saat itu juga pintu lift terbuka.
Tanpa perintah Rani langsung berjalan keluar dengan cepat dan bilang ke Ray,"Iya aku memaafkanmu!"Ucap Rani pada Ray.
"Apa?Dia memaafkanku?nggak salah ya?"Ucap Ray pada dirinya sendiri.
Ray tersenyum senyum sendiri mengingat tingkah laku gadis itu.
"Kamu sangat lucu dan menggemaskan!"
Ray merasakan getaran itu datang lagi dan sekujur tubuhnya seakan mendapat aliran listrik yang sangat besar kekuatannya.
"Kamu membuatku patut mencintaimu,aku akan mengejarmu kemanapun kamu pergi."
Ray merasa sangat senang walaupun respon yang di kasih Rani tidak sebagus yang ia terima tapi ia tetap pada hatinya kalau Rani bakal jadi miliknya seutuhnya.
Ray pun merogoh sakunya dan mengambil ponselnya dan menelepon seseorang.
"Tolong awasi dia,jangan sampai ada yang menyakitinya."Ucap Ray diakhir percakapannya.
Ia pun memutuskan hubungan telepon itu dan melangkah masuk ke ruangannya yang bersebelahan dengaan ruangan Rani di bagian publik relationship.
Ray kembali memasang wajah dingin dan angkuh kepada semua karyawan dan karyawati di ruangan itu.
Sementara itu....
Di Devisi tempat Rani dan Amira bekerja...
"Ran,lama banget belanjanya semua orang pada mengomel dirimu tahu gak?"Amira berkata pada sahabatnya itu sambil merapikan poni rambut Rani ke samping dekat telinganya.
"Iya maaf aku gak tahu kalau antriannya panjang banget."Ucap Rani sambil mengeluarkan semua pesanan dari tas belanja.
Akhirnya mereka semua menikmati makan siang mereka dengan tidak ke kantin di lantai empat.
Bagian Perencanaan di ketuai oleh Jihan dan wakilnya Rani dan anggotanya ada Lia dan juga Amira.
Lia adalah teman masa sekolah menengah atas dulu,mereka saling kenal tetapi tidak begitu akrab.
Lia juga senang bergaul dengan Amira dan Rani.
Lia sudah menyukai Rani dari sejak baru masuk bangku Sekolah Menengah Atas,Lia senang bergaul dengan mereka walaupun akhirnya mereka berpisah saat tamat sekolah dulu tetapi Lia tetap ingat siapa Rani dan Amira,Dua sahabat yang selalu kemana mana bersama.
°•°•☆☆☆°•°•☆☆☆
TBC
☆CallmeEsy06☆
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
𝖉𝔬𝓶✅
Alhamdulillah lia masih kenal mereka berdua walaupun sudah lama gak ketemu
2024-07-05
0
@Risa Virgo Always Beautiful
Ray sepertinya sudah ngga trauma lagi dengan masa lalunya dengan wanita
2024-04-27
1