Beberapa jam kemudian...
Rani sedang nonton drama korea yang baru rilis di dalam kamarnya.
Sedang asyik asyik nonton,tiba tiba ponselnya berdering.
"Rani,kata Kak Adrian tadi kamu ke real estate juga ya tapi kok pas aku kesini kamu udah gak ada?"Tanya Amira dari seberang sana.
"Iya maaf aku dismenore Mir,"ucap Rani sambil memelas.
"Dismenore apa lagi nonton Drama korea Ran,otakmu aku tahu kamu penasaran kan sama drama korea terbaru itu?"Ucap Amira lagi.
"Kok kamu tahu,kamu buntuti aku terus ya?hayo ngaku!!"Rani berkata sambil terus menonton drama korea itu.
"Queen of Tears,aku suka banget tahu apa kamu Mir,mending kamu berkeliling saja di real estate itu siapa tahu kamu ketemu jodohmu!"Ucap Rani tanpa ba bi bu fan langsung mematikan ponselnya.
"Raniiiiiii....!!"Saking kesalnya tanpa sadar Amira berteriak sekencang kencangnya membuat semua orang menoleh ke arahnya.
"Ada apa lihat lihat?"Tanya Amira dengan nada kesal.
"Kamu gak apa apa kan?"Tanya sebuah suara di telinga Amira.
"Iya aku gak apa apa kok,"ucap Amira tanpa menoleh ke arah suara itu.
"Eh,bukannya kamu pegawai di kantorku ya?"Ucap Ray sambil memandang Amira penuh pertanyaan.
"Iya,Pak Ray maaf!"Ucapnya gugup.
"Oo lupakan,"ucap Ray langsung melangkah pergi tanpa menoleh ke arah Amira.
Ray gak tahu aja kalau jantung Amira serasa mau copot dari dalam rongga dadanya.
"Ah,si kulkas ini!"
Amira pun mencari ponsel di dalam tasnya dan ia pun kembali menghubungi Rani.
"Ran,please kamu kesini lagi aja ya aku tunggu,gak ada tapi tapi."Amira memberi ultimatum pada sahabatnya itu.
"Iya bentar,"jawab Rani sambil nyengir.
Ia pun kembali merapikan rambutnya yang awut awutan dan meraih tasnya dan pergi ke luar dan mencari gojek dan ia pun di antar oleh gojek ke real estate itu.
Sesampainya di sana ia kaget melihat Amira sudah menunggunya di sana.
Lain halnya dengan Ray,ia kembali merasakan sesuatu yang aneh dan bergejolak di dalam dirinya,rasa itu muncul lagi dan terus menggerogoti organ jantungnya.
Tanpa sadar ia mendesis...
"Please,siapapun kamu aku jatuh cinta sama kamu!"Ucapnya dalam hati.
Sedangkan di sana Rani sedang bercengkrama dengan Amira mereka berdua terlihat sangat bahagia,dan Rani pun kembali mencari ke empat orang kakaknya.
"Mir,yuk cari kakak kakakku!!"Ajak Rani pada Amira.
Rani pun menarik tangan Amira dan mereka berdua pun mulai berkeliling real estate itu dengan berjalan kaki.
Ketika itu Adrian sementara menjelasakan sesuatu pada klien klien yang berniat bekerja sama dengan Adrian.
Adrian sedang asyik asyiknya menjelaskan tujuan real estate ini di bangun,tiba tiba saja Rani datang dan memeluk tubuh Adrian dari belakang dan membuat Adrian kaget.
"Kakak,"ucap Rani pada Adrian.
Adrian pun meminta maaf pada orang orang itu.
"Maaf ya ini adik perempuanku yang paling kecil,"ucap Adrian lagi dan orang orang itu pun tersenyum dan bertepuk tangan.
"Rani,kok datang lagi?"Tanya Adrian penuh selidik.
"Iya Kak,tuh gara gara Amira,"ucap Rani sambil menunjukkan tangannya ke arah Amira,tetapi yang di tunjuk menyembunyikan dirinya sehingga tanpa sadar tangannya menunjuk tepat di sesorang yang sedang berbalik belakang dan orang tersebut adalah Ray.
Ray tak menyadari kalau Rani sedang menunjuk ke arahnya dan Adrian yang melihat itu jadi kaget begitu juga sebaliknya dengan Rani,dengan cepat ia mengurungkan niatnya dan menurunkan kembali tangannya da merasa malu dengan kejadian itu.
"O jadi itu yang adek maksud?"Tanya Adrian mengintimidasi adik perempuannya itu.
"Ya nggak lah Kak,maksud Rani itu Amira loh kak Amira udah kabur entah kemana?"Ucap Rani sedikit memelas membuat Adrian tersenyum melihat tingkah adiknya itu.
"Kakak sih dukung saja kalau adek suka sama Ray,dia kan teman kakak,"ucap Adrian lagi tapi tak di perdulikan oleh Rani.
Rani pun melangkah ke arah di mana Amira berada tadi dan ia tak tahu kalau Amira yang mengatur semua rencana itu agar sahabatnya bisa bertemu dengan si kulkas seratus pintu karena Amira sudah tahu kedua orang alias sahabat dan bosnya itu saling menyukai satu sama lain walaupun mereka tak ada yang mau mengalah untuk jujur.
Rani masih mencari cari dan akhirnya ia tak menyadari kalau Ray sudah berada tepat di hadapannya.
Ray melihatnya dengan jelas,ia tak menyangka kalau gadis itu telah mencuri hatinya karena semakin ia mendekati ke arah Rani,jantungnya semakin memberontak.
Dan suatu keajaiban terjadi,ketika Ray dekat sekali di samping Rani jantungnya langsung melambat detaknya alias kembali normal.
Apakah itu artinya Ray berjodoh dengan Rani?
Ray menjadi bingung karena perasaan yang selama ini menyiksa bathinnya adalah mencintai gadis yang berdiri tepat di hadapannya itu.
"Rani...!!"Ucapnya agak kikuk tetapi ia mencoba menjadi tenang setenang air yang mengalir agar bisa menyapa gadis itu.
Rani pun tertegun menatap mata elang milik Ray.
"Pak Ray...!!" Rani mengeja nama Ray,dan ia tak tahu jika Pak Ray sudah mencari carinya sejak awal baru memasuki kawasan real estate itu.
"Pak Ray...!!"Rani mengulang memanggil nama Ray membuat Ray salah tingkah dan menatap lurus ke arah Rani.
"Iya Dek Rani!"Jawab Ray sambil tersenyum lebar dan melihat sekelilingnya mungkin ada orang yang ia kenal yang memandanginya.
"Rani...aku boleh berbicara empat mata denganmu?"Tanya Ray sambil mengulurkan tangannya pada Rani.
"Hmm iya boleh...tapi aku ijin dulu ya sama Amira dan kakakku agar mereka tidak mencariku."Ucap Rani pada Ray.
"O iya silahkan,"ucap Ray pada Rani dan Ray belum saja tahu kalau Rani adalah adiknya Adrian rekan bisnisnya itu.
☆▪︎☆▪︎☆▪︎☆▪︎
Ray membawa Rani menuju ke sebuah taman yang tak jauh dari tempat mereka berdiri tadi.
Ray merasakan degub jantungnya perlahan lahan mulai membaik dan teratur.
Tanpa sadar tangan Rani menyentuh tangan Ray dan itu membuat mereka langsung kaget dan saling pandang,karena sejujurnya Rani merasakan adanya aliran darah yang menghangat di sekujur tubuhnya,bukan saja Rani tetapi Ray juga demikian.
"Pak Ray,maaf Rani lancang!"Ucap Rani membuka percakapan.
"Ada apa Rani."Tanya Ray sambil memegang dada sebelah kirinya.
"Apa mungkin aku sendiri yang merasakan ini?"Tanya Rani pada Ray.
"Rasakan apa Rani?"Tanya Ray penasaran.
"Tadi saat tangan kiga bersentuhan aku merasakan adanya aliran darah yang hangat menjalar ke seluruh tubuhku dan berpusat pada jantungku,"ucap Rani sambil menunjuk ke arah jantungnya.
"Rani apa yang kamu rasakan juga sama seperti yang aku rasakan,"Bisik Ray dalam hati.
"Tapi kenapa aku tak merasakan apa pun ya?"Ucap Ray menyangkal.
"Ooo lupakan saja kalau begitu..!!"Ucap Rani sambil membuang muka ke arah dimana orang orang masih saja menyicip makan siang di area real estate tersebut.
"Rani,maafkan aku sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama seperti yang kamu rasakan tapi ini terlalu cepat untuk aku mengungkapkan semua tentang isi hatiku ini."Ucap Ray masih dalam hatinya.
Entah apa yang merasukinya tanpa sadar ian membalikkan badannya dan langsung mendekap erat tubuh Rani dan mengecup kening Rani dengan penuh rasa sayang.
"Maafkan aku Rani...!!"Ucap Ray sambil membelai rambut panjang Rani.
"Pak Ray...apa yang kamu lakukan padaku?"Rani mencoba mengangkat wajahnya dan menatap raut wajah dingin itu.
"Please jangan bergerak,"pinta Ray pada Rani.
"Rani,aku menginginkan dirimu menjadi milikku seutuhnya,"ungkap Ray pada Rani sambil terus memeluk erat tubuh gadis itu.
"Tapi...!!"Ucap Rani terputus...
"Please dengarkan aku,"Ucap Ray lagi.
"Kamu satu satunya yang membuatku tenteram dan bahagia aku nyaman berada di dekatmu Rani."Ucap Ray sambil menatap wajah cantik itu.
Tanpa aba aba Ray pun mengec*p bi*** Rani dengan sangat lembut dan membawa Rani menembus langit.
"Pak Ray..."Panggil Rani membuyarkan lamunan Ray yang sudah sampai puncak kenikmatan tertinggi.
"Eh iya Rani ada apa?"Tanya Ray sedikit tersipu karena ketahuan menghayal.
"Ah..ternyata semua itu hanya dalam khayalanku saja,"umpat Ray kesal.
♡¤☆♡♡¤☆☆¤♡
TBC
CallmeEsy06
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
𝖉𝔬𝓶✅
bnr kan Ray suka sama Rani..
2024-07-05
0