Sore hari itu sepulang kerja,Ray menyempatkan diri ke ruang kerjanya Rani untuk berbasa basi.
"Rani,kok belum pulang?"Tanya Ray pada Rani.
"Nggak Pak Ray,aku masih menyelesaikan draft untuk pertemuan besok,"jawabnya seperti biasa tanpa menoleh ke arah Pak Ray tetapi matanya tetap awas dengan keadaan sekitar.
"Bukannya draft ini harus di kerjakan oleh kelompok ya,masa kamu sendiri yang mengerjakan?"Tanya Ray lagi.
"Tadi aku kerja bareng Amira tapi Amira sakit perut makanya aku suruh dia pulang istirahat."Jawabnya lagi tanpa menoleh.
"Rani,seharusnya kamu menolak pekerjaan yang tidak seharusnya kamu kerja,ini bukan bagianmu Rani."Tegas Ray lagi
"Tapi,aku...aku terlanjur menerimanya karena ancaman Bu Jihan."ucapnya jujur.
"Ancaman apa yang membuatmu takut?"Tanya Ray lagi
"Mengepel semua toilet di kantor ini,aku mana bisa?"Jawab Rani sambil menghetikan ketikkannya can berbalik pada Ray.
"Kan kamu bisa lawan sayang?"Ucap Ray sambil mendekati Rani.
Rani seperti terhipnotis dan tanpa sadar tangan Ray mengelus rambut panjang Rani.
"Pak Ray...!!" Panggil Rani lembut dan menatap wajah tampan di depannya itu.
"Iya Rani,kamu kenapa?"Tanya Ray pada Rani.
"Ada apa?"Sambung Ray lagi.
"Aku nggak apa apa kok Pak Ray."Jawab Rani sambil tersenyum tipis.
"Rani...!! Kamu tahu nggak?"Ucap Ray pada Rani.
"Tahu apa Pak Ray?"
"Kamu tahu nggak kalau seseorang menyayangimu?"Ucap Ray lagi
"Biarin saja,aku mana tahu!!"Jawab Rani cuek
"Rani...!!"Panggil Ray lagi.
"Iya Pak Ray ada apa?"Tanya Rani
"Tapi aku merasa kamu menyembunyikan sesuatu dari aku,please jangan buat aku bingung."Ucap Ray lagi.
Tiba tiba ponsel Ray berdering dengan nyaring dan pangggilan itu datang dari sang ibunda di mana saat itu Ray tersadar dari lamunannya.
"Ah ternyata hanya khayalanku saja."Ucap Ray sambil tersenyum.
*°•○■□■□°•○°○°
Ray pun memberanikan dirinya untuk mendekati ke arah Rani.
"Rani...!!" Panggil Ray
"Iya ada apa Pak Ray?"Tanya Rani sambil membereskan dokumen dokumen diatas mejanya yang masih berserahkan.
"Apa kamu sibuk?"Tanya Ray lagi.
"Lumayan sibuk,"ucap Rani lagi.
"Pulang kantor aku ingin mengajakmu makan boleh?"Tanya Ray memberanikan diri.
"Hmm,bagaimana ya?"Ucap Rani mencoba menolak ajakan Ray.
Rani masih saja merapikan dokumen dokumen itu dan tanpa sadar ia melihat raut wajah sedih di air muka Ray,dan hatinya tak tega melihat hal itu.
"Baiklah Pak Ray,tapi sekarang ijinkan aku menyelesaikan pekerjaanku dulu."Ucap Rani pada Ray.
"Sesekali makan bareng boss tak apalah!!"Ucap Rani menghibur dirinya sendiri.
Ray tersenyum dan sangat bersukacita.
Waktu begitu sangat lamban,hal itu membuat Ray tidak fokus pada pekerjaannya ia menganggap waktu sengaja memperlambat dirinya sehingga ia merasa sangat jenuh dengan keadaannya saat ini.
Ia pun menelepon seseorang dan memerintahkan orang itu untuk mereservasi restoran di mana ia dan Rani akan makan bersama.
Selang beberapa menit kemudian ia kembali menelepon orang itu lagi dan meminta membatalkan reservasi itu karena ia akan minta persetujuan dari Rani untuk memilih tempat makan sesuai kemauan Rani.
Waktu yang di tunggu pun tiba,dengan cepat Ray keluar dari ruangannya dan berjalan menuju ke arah Rani yang sedang merapikan rambutnya.
"Rani...!!"Panggil Ray dan seketika jantung Ray nyaris melompat keluar dari rongga dadanya.
"Iya Pak Ray...!!" Jawab Rani sambil menyisir rambutnya dengan jemari tangannya yang lentik.
"Sudah siap untuk makan?"Tanya Ray pada Rani.
"Iya sudah,aku sudah sangat lapar Pak Ray...!!"Ucap Rani sedikit memelas membuat Ray gemas dengan penampakan manja wajah Rani.
"Ayo berangkat..!!"Ajak Ray sambil menunjuk arah jalan kepada Rani.
Keduanya pun masuk ke dalam lift yang hanya boleh dilewati CEO.
"Ini kan lift khusus CEO...??"Ucap Rani sedikit sarkas membuat semu wajah Ray.
"Rani juga boleh kok memakai lift ini."Ucap Ray lagi.
"Ya nggak boleh dong Pak Ray,"jawab Rani
"Kalau aku bolehkan apa Rani mau?"Tanya Ray sambil memegang tangan Rani secara tiba tiba karena lift bergerak dengan sangat cepat.
"Ada apa dengan lift ini?"Tanya Rani pada Ray.
"Mungkin ada sedikit masalah teknis."Jawab Ray sambil mencoba menekan tombol darurat tetapi tidak bisa.
Ray pun tersadar dari lamunannya.
" Untungnya hanya khayalanku saja."Ucap Ray dalam hati.
"Ayo berangkat...!!"Ajak Ray
Mereka pun masuk ke dalam mobil Ray yang sudah terparkir rapi di depan.
Sepanjang jalan dalam mobil itu kedua anak Adam dan Hawa itu terlihat sangat canggung,keduanya tak saling cerita karena sama sama saling berharap siapa di antara mereka yang akan membuka percakapan.
Sampai akhirnya Ray memulai percakapan.
"Rani,apa boleh aku bertanya sesuatu?"Tanya Ray pada Rani.
"Iya boleh...!!"Jawab Rani yang sedari tadi sudah sangat berdebar.
Pernafasannya seakan tercekat membuatnya nyaris tak bisa menahan rasa dalam dirinya itu.
"Mau tanya apa Pak Ray?"Rani balik tanya.
Jalanan terlihat sangat macet,sehingga Ray merasa ini suatu dukungan dari semesta untuk mendekatkan dirinya dengan gadis di sampingnya itu.
"Ehmmm...!!"Belum selesai ia berkata tiba tiba ia melihat ambulance berjalan menuju ke arah depan mereka dan mereka tidak tahu kalau jalanan macet karena ada kecelakaan.
Karena macet banget akhirnya Rani memutuskan untuk turun dari mobil,dan Ray pun tidak tinggal diam ia juga turun dari mobil dan membiarkan Angga sendiri di dalam mobil.
"Tunggu Rani...!!"Ucap Ray sambil tangannya meraih tangan gadis itu.
"Iya ada apa?"Tanya Rani yang tak sadar kalau tangan Ray telah menggenggam tangannya.
Ray pun mengangkat genggaman tangannya dan menunjukkan pada Rani sambil tersenyum.
"Biar kamu nggak hilang..!!"Ucap Ray sambil menahan gejolak dalam dada.
"Iya makasih ya Pak Ray,perhatian banget aku nggak mungkin hilang lah orang sebesar ini masa hilang?"Goda Rani sambil tersenyum.
Ray merasakan jantungnya sudah tidak sanggup menahan segala beban rasa itu lagi sehingga pada saat seseorang berlari dianatara mereka tanpa sadar Ray mendekap Rani erat sehingga pria yang berlari itu tidak menabrak Rani.
Rani menatap Ray,seperti terhipnotis dan lidahnya kelu tak bisa berkata kata,ia merasakan debaran jantung Ray sangat cepat.
Ray masih saja mendekap erat tubuh gadis itu tanpa sadar kalau banyak orang melihat ke arah mereka.
"Bukannya itu CEO dingin itu ya?"Bisik sesorang yang sedang berdiri sambil berjinjit agar bisa melihat apa yang terjadi di depan sana tapi terhalang oleh kepalanya orang orang.
Saat Ray mendengar ucapan orang itu ia hanya diam sambil tersenyum dan dalam hati mengutuk orang itu.
"Sial kenapa aku sepopuler itu...!!"Gumamnya dalam hati.
°•☆°°•☆°•☆°•☆°•☆
TBC
"CallmeEsy06"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
𝖉𝔬𝓶✅
buset ancaman Jihan ke Rani kalau gak dikerjakan pekerjaan nya !!!!
2024-07-05
0