9

"Oke, tungguin gw make sepatu dulu"

Ucap lia berbalik kerumah untuk mengambil sepatunya.

Ia bergegas mengikat tali sepatunya, tak lupa ia ijin terlebih dahulu kepada bunda.

Lia pun keluar rumah, dilihatnya gavin yang sudah menunggu sambil memainkan ponsel miliknya.

Tak lama gavin menoleh sambil tersenyum, ia menatap lia yang sudah siap dengan sepatu sneakers nya.

"ayokk"

Ajak gavin.

Mereka pun mulai berjalan bersisian sekali kali mereka berlari lari kecil.

Gavin tertawa kecil melihat lia yang mulai kewalahan menyusul nya, lia tidak biasa melakukan aktivitas jogging di hari libur.

Jadi ketika melihat gavin berlari ia sedikit susah untuk mengimbanginya karena stamina gavin sangat baik dalam berlari.

Mereka jogging dari mulai komplek perumahan, taman, hingga ke dekat warung dan pasar pasar di sekitarnya.

Gavin menoleh kebelakang melihat lia yang kini berhenti sambil mengatur nafasnya, keringat bercucuran dari dahinya.

"hahh"

Helaan nafas lia, berusaha menetralkan nafas dan degup jantungnya yang cepat sehabis berlari.

Gavin menghampiri lia, lalu mengajaknya untuk duduk di sebuah bangku dekat taman.

"pin lo bawa minum?"

Tanya lia.

"astaga gw lupa li"

balas gavin sambil menepuk jidatnya, ia tidak ingat untuk membawa botol minum sama sekali. Ia sedikit khawatir melihat lia yang mengerutkan wajah sambil menunduk dan mencoba menetralkan nafasnya.

Gavin merasa bersalah kepada lia, ia cukup tahu bahwa stamina lia tidak sekuat dirinya, mereka sudah berlari hampir sejauh 2 kilometer.

"tunggu bentar li gw mau beli minum"

Ujar gavin lalu lia pun mengangguk.

Tak lama gavin kembali dengan dua botol air mineral, ia menyodorkan satu untuk lia dan langsung dirampas oleh lia dan meminum nya hingga tandas.

Gavin merasa lucu melihat lia yang sedang kehausan begitu, ia pun terkekeh pelan.

"disana ada yang jualan bubur sesuai janji, gw mau neraktir lo makan bubur"

Akhirnya mereka pun pergi ke salah satu angkringan disana, mereka pun duduk bersisan.

"Pak buburnya dua porsi"

Ujar gavin.

"Siap dek"

Balas si tukang bubur.

Tak lama mereka menunggu, bubur pun sudah tersaji. Sudah lama lia tak makan bubur diluar biasanya bunda yang selalu membuatkan untuknya.

lia tergiur ketika melihat toping bubur yang sangat melimpah, bubur hangat dengan toping suwiran ayam, kacang tanah, daun bawang, bawang goreng tak lupa dengan kerupuknya.

Benar benar komplit.

Lia melirik gavin yang kini sudah lebih dahulu menyantap buburnya, lia meringis melihat melihat gavin mengaduk buburnya.

lihatlah bubur milik gavin yang seperti muntahan kucing, lia tidak suka bubur diaduk.

"lo pasti tim bubur di aduk"

Ucap lia membuat gavin yang tengah menikmato buburnya menoleh.

"yaiyalah biar lebih berasa"

Jawab gavin singkat lalu melanjutkan makannya.

lia memilih untuk segera menyantap buburnya selagi masih hangat, mereka berdua benar benar menikmati makan di pinggir jalan seperti ini.

Rasa buburnya gurih dan asinnya pas ditambah rasa kriuk dari kerupuknya membuat lia merasa melayang.

Tak terasa sendokan terakhir lia sudah ludes, gavin pun mengeluarkan uang receh 20 ribuan lalu membayar total bubur mereka berdua.

Mereka berdua pun memutuskan untuk pualng namun sebelum pulang mereka memilih untuk berjalan jalan sebentar di sekitar taman komplek perumahan.

Mereka berjalan beriringan di taman, taman ini cukup bagus banyak fasilitas permainan outdoor seperti bola basket dan voli, tempatnya cukup ramai banyak anak anak dan orang dewasa yang menghabiskan waktunya disini.

Lia menatap kesal gavin yang terus menghimpitnya ketika berjalan, gavin dengan keisengannya selalu membuat lia mengelus dada.

keisengan gavin yang menghimpitnya bahkan hampir membuat lia tercebur ke kolam kecil yang ada di taman.

Gavin tertawa kecil melihat ekspresi lia yang menahan amarah. Tak terima lia pun membalas balik ia dengan sengaja mengambil air di kolam itu dengan tangannya lalu mencipratkannya ke wajah gavin.

"rasain lo, sini gw tambah lagi"

ucap lia menantang.

Gavin yang tak terima pun kini melawan balik ia mencipratkan air ke wajah lia yang membuat lia semakin murka, sedangkan gavin kini malah tertawa.

Kini mereka benar benar seperti anak kecil sekarang, lihatlah aksi balas membalas mereka yang mencipratkan air ke satu sama lain.

Bahkan orang orang di sekitar mereka ikut heran menyaksikan kelakuan dua remaja itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!