7

"Biasalah bund lia kan punya pacar"

Belum sempat menjawab sang abang sudah nyerocos duluan.

Ingin sekali lia mencakar cakar muka abang nya yang menyebalkan itu. Lihatlah tawa tak berdosa nya. Ibunya hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sang anak sulung.

"nggak bun abang bohong lia tadi pulangnya sama gavin kok, lia lama tadi karna mampir jajan bentar"

Ujar lia menangkis tuduhan sang abang, abang lia menunjukkan wajah mengejek seolah olah tidak percaya. membuat abangnya mendapat tendangan sayang dari kaki lia di bawah meja.

Wajah abangnya langsung meringis kesakitan belum sempat membalas sang adik bunda pun langsung menengahi.

"kalian ini gak siang gak malem ribut aja, ini meja makan loh setidaknya ada adab sedikit"

Ucap sang bunda sambil menggeleng kepala.lalu tatapan sang bunda beralih ke lia.

"nak, kalau misalnya nanti jalan sama cowok selain gavin kabarin bunda ya, karena bunda cuma percaya sama nak gavin"

Ucap bunda mewanti wanti sang anak, bundanya bahkan mempercayai gavin. tidak heran sebenarnya selain karna gavin memang sudah dekat dengan mereka sedari kecil ditambah lagi orang tua mereka yang berteman baik.

"iya bund, lia mah gak pernah jalan sama cowok selain gavin".

ujar lia.

"bilang aja kalian pacaran apa susah nya sih"

Orang yang sedari tadi diam setelah di tegur bunda kini menyaut kembali, lia memandang sengit sang abang yang resek kambuh kembali.

"siapa juga yang mau sama gavin"

Ujar lia membela diri.

"dihh emang gavin mau sama lo?"

jawaban sang abang seperti menusuk ulu hatinya yang menyebabkan lia dikuasai rasa getir, seketika pikirannya membayangkan apa jadinya jika ia confess duluan ke gavin? Pasti gavin akan memandangnya dengan jijik dan mengucapkan kata kata yang menusuk dan lelaki itu sudah pasti akan ilfil kepadanya. Dirinya yang upik abu ini tidak pantas bersanding dengan pangeran berkuda putih.

"iya, emang gavin mau sama orang jelek kayak gw? Udah jelek dekil bodoh"

Ucap lia membuat abang nya terdiam, bunda yang sedari tadi menyimak tidak menyangka ketika sang anak mengucapkan kata kata yang merendahkan dirinya sendiri, bunda memandang sang abang dengan tatapan tajam lalu beralih ke lia yang nampak mengaduk ngaduk lauknya dengan wajah tertunduk.

"nak, mau tambah lauk nya lagi? Oh iya di kulkas juga ada pudding nanti habis makan bunda ambilin ya?"

Bundanya mencoba mengalihkan topik untung menghalau mood lia yang anjlok. Lia hanya melirik sekilas lalu menggeleng ia beranjak dari tempat duduk.

"lia udah kenyang, lia mau langsung ke kamar aja"

lia menyudahi acara makannya ia menuju washtafel untuk mencuci piring dan tangannya, lalu bergegas menaiki tangga tanpa menoleh sekalipun.

Bunda dan abangnya saling berpandangan.

"Abang sih dari tadi nyerocos mulu ujung ujungnya adek mu ngambek sana bujuk adek mu minta maaf"

Abang ian meringis melirik ke arah tangga dimana kamar sang adik berada, ia cukup merasa bersalah ketika mendengar ucapan sang adik. Dia tidak bermaksud begitu sebenarnya, tapi ia bingung biasanya sang adik akan menjawab dengan percaya diri tapi entahlah untuk hari ini nampaknya lia sedang tidak baik baik saja.

sang abang menyudahi acara makan nya, setelah bebersih ia dengan bergegas menyusul adiknya di kamar, ia akan membujuk sang adik agar memaafkannya.

sang abang memasuki kamar lia yang tidak terkunci, ia membuka perlahan daun pintu itu agar tidak menimbulkan suara yang mengganggu, dilihatnya sang adik sedang bergelung dalam selimut tebal.

Terpopuler

Comments

Nick and Judy

Nick and Judy

Penulis memiliki bakat untuk menciptakan dialog yang hidup dan menarik.

2024-01-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!