8

Sang abang memasuki kamar lia yang tidak terkunci, ia membuka perlahan daun pintu itu agar tidak menimbulkan suara yang mengganggu, dilihatnya sang adik sedang bergelung dalam selimut tebal membelakangi pintu.

Perlahan ia berjalan mendekati sang adik, ia tahu bahwa adiknya masih belum tidur ia memutuskan untuk duduk di ranjang lia. Ia mengusap kepala sang adik, lia bergerak gelisah seolah olah kesal karena abangnya mengganggu waktu tidurnya.

ian menghela nafas, memandang sendu punggung sang adik, sepertinya ia mengalami hal tak mengenakan hingga membuat mood nya buruk malam ini.

"dek, maaf ya? Abang gak ada maksud ngejelekin adek"

ujar ian memecah keheningan, ia berbicara dengan intonasi lembut, yang sering ia pakai ketika membujuk lia yang sedang ngambek.

"adek tau gak? Bagi abang adek itu perempuan yang paling cantik setelah mama"

"Adek kalau ada apa apa cerita ke abang jangan di pendam ya?"

"abang gak suka liat adek insecure kayak gini, bagi abang adek itu perfect, bisa masak,cantik,pinter,rajin, pokoknya paling the best lah"

Ujar sang abang membuat lia terkikik pelan, sejujurnya lia tidak marah sama sekali ia hanya merasa insecure. Lia bangkit dari tempat tidur dan langsung memeluk sang abang sambil tertawa. Abangnya yang sedikit terkejut pun membalas pelukan lia dan ikut tertawa bersama.

Bagaimana pun mereka adalah saudara, suka duka dilalui bersama mereka memiliki satu sama lain sebagai tempat berbagi cerita.

Sang bunda mengintip dari balik pintu lalu tersenyum melihat kedua anaknya yang nampak saling memeluk, walaupun mereka berdua sering bertengkar karna hal sepele tetapi mereka berdua saling menyayangi satu sama lain.

Skip time.

Weekend adalah waktu bersantai bagi semua orang waktu istirahat di kala kesibukan menghantam, walaupun weekend lia tetap bangun pagi ia membantu sang ibu untuk menyirami tanaman.

Ia menyiram tanaman di pekarangan rumah dengan air selang yang mengalir sambil bersenandung, cuaca pagi yang cerah tapi tidak panas membuat suasana hati lia membaik.

kebetulan gavin keluar dari rumah menggunakan sepatu olahraga miliknya, ia bersiap siap untuk jogging pagi mengelilingi komplek perumahan hal yang biasa ia lakukan ketika libur.

gavin tersenyum jahil ketika melihat lia yang asik menyirami tanaman tak menyadari keberadaannya, seketika ide iseng terlintas kepalanya, perlahan ia mengendap endap menuju pekarangan rumah lia. Lalu

"DORRR"

Lia berjengit kaget sampai melepaskan selang miliknya ke tanah, untung dia tidak mempunyai riwayat penyakit jantung jika tidak sudah dipastikan ia akan menginap dirumah sakit hari ini.

Ia menatap kesal sang pelaku yang kini tengah tertawa terbahak bahak sambil memegangi perutnya.

"GAVINNNN"

Teriak lia kesal menatap gavin yang nampak tidak bersalah setelah mangagetkannya, lia mengambil selang yang tergeletak di tanah ia berancang ancang akan menyiram gavin dengan air selang itu.

"Ni balesan lo karna ngerjain gw"

Ucap lia mengarahkan selang ke arah gavin yang sekarang menampilkan ekspresi panik.

"Ehh eh lia, jangan dong gw mau jogging masa gw jogging basah basahan"

ucap gavin sambil menghindari serangan lia.

Lia memutar mata.

"makanya jangan gangguin orang, hus hus sana lo katanya mau joging?"

Ucap lia mencoba mengusir gavin dari pekarangan rumahnya, tetapi gavin kekeuh tetap berada di pekarangan lia.

"gw mau ngajakin lo jogging sekalian cari sarapan diluar"

Ujar gavin.

"gak mau ah, gw belum mandi"

Jawab lia sambil meneruskan acara menyiramnya.

"yaelah habis joging lah baru mandi ,nanti kalo lo mandi sekarang terus joging yang ada bau acem plis temenin gw joging ya? Nanti gw traktir bubur"