11

Sejujurnya lia menolak tawaran nana karna ia cukup tahu itu hanya basa basi semata, tawaran nana sedikit tidak ikhlas tadi.

"yaudah kita duluan ya li"

Ucap gavin mulai memisahkan diri, ia berjalan beriringan dengan nana yang memapahnya. Lia melihat siluet mereka berdua yang mulai menjauh pun memutuskan untuk berjalan pulang duluan.

dia berjalan sambil memunduk menatap sepatu nya yang basah.

Pergi bersama pulang masing masing. Sungguh miris...

Lia terus berjalan tanpa menghiraukan tatapan orang orang yang seolah bertanya, bagaimana tidak menarik atensi orang orang disaat ia berjalan dengan keadaan pakaian yang lumayan basah.

Hasil tingkah konyol mereka tadi.

Lia terus berjalan tanpa sadar sudah sampai di pekarangan rumah, bunda lia yang kebetulan berada di pekarangan rumah sedang menyapu halaman pun mengernyit heran melihat lia yang berjalan sambil tertunduk lesu dengan pakaian yang cukup basah.

Sang bunda bertanya tanya di dalam hati hal apa yang terjadi pada anaknya.

"nak, kamu pulangnya sendiri? itu baju kamu kenapa basah begitu?"

tanya bunda lia bertubi tubi, lia menghela nafas.

"ceritanya panjang bund, lia kedalam duluan mau mandi"

Ucap lia menyudahi percakapan

Bundanya pun hanya geleng geleng kepala, ada ada saja memang.

Lia masuk kedalam rumah lalu menaiki anak tangga satu persatu, melewati abangnya begitu saja yang baru ingin melontarkan pertanyaan.

'Perasaan pagi ini gak hujan deh' kira kira begitulah isi pertanyaan di dalam otak ian.

skip time.

Lia melirik jam yang sudah hampir menunjukkan angka 12 siang, ia sudah menyelesaikan acara mandinya sedari tadi tetapi ia memilih berleha leha di dalam kamar dibandingkan keluar dan menonton tv bersama abang dan bundanya.

Mood nya sedang anjlok ia sedang tidak ingin di cerca dengan berbagai pertanyaan.

tapi berlama lama di dalam kamar cukup membosankan, ia memutuskan untuk bangkit dari tempat tidur dan keluar kamar.

Ia melihat abang dan bundanya sedang tertawa menyaksikan acara di tv.

Bunda yang menyadari keberadaan lia, segera memanggil lia untuk bergabung.

Lia pun mendudukan diri di ujung sofa dekat sang abang yang tengah menikmati cemilan sembari menonton tv.

Seperti tidak ada beban.

"kenapa pakaian kamu basah pas pulang tadi? Kehujanan di jalan?"

Tanya sang abang memecah keheningan, melirik lia yang nampak mulai fokus menonton tv, sang bunda juga nampaknya penasaran dengan apa yang terjadi dengan lia.

"panjang bang ceritanya"

Jawab lia tak acuh.

"dihh ceritain aja apa susahnya sih"

Lia berdecak, dari pada banyak berdebat ia memilih untuk bercerita saja.

Lia menceritakan seluruh kejadian mulai dari ia berangkat jogging bersama gavin lalu makan bubur di pinggir jalan hingga penyebab bajunya basah sampai ke kaki gavin yang terkilir.

ia melirik sinis abangnya yang sedang tertawa tungkal mendengar ceritanya. Sedangkan bunda hanya tersenyum medengar cerita konyol lia dan gavin.

"btw cewek yang bantuin gavin itu pacarnya gavin?"

Tanya sang abang setelah berhenti tertawa

"Bukan tapi gavin emang naksir sama dia"

jawab lia mencoba mengendalikan ekspresi agar tidak terlihat sedang cemburu.

"hayoloh nanti kalau gavin jadian sama orang lain kamu gak ada temen lagi"

ucap bang ian meledek lia.

Lia memutar bola mata malas dia juga masih punya banyak teman selain gavin. Memangnya yakin kalau gavin dan lia akan terus berteman?

"oh iya nak, kerumah gavin gih jenguk dia sekalian bawain biskuit yang bunda buat tadi"

Ujar bunda.

Kalau dipikir pikir iya juga ya, kan gavin jatuh tadi gara gara ia kejar. Lia pun mengangguk, mungkin nanti sore ia akan bermain kerumah gavin untuk sekarang mungkin gavin masih istirahat.

Ngomong ngomong soal gavin, ia tadi melihatnya diantar oleh mobil nana bahkan nana juga sampai mengantar gavin ke dalam rumah.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***