Ola pikir, setelah Esa mengantarnya ke kantor pria itu akan segera pergi, entah pergi ke perusahaan Nugraha atau mungkin pergi menemui si gundik, tapi pria itu malah mengambil posisi nyaman di sofa ruang kerja Ola untuk melanjutkan tidurnya
"bangun kan mas jam setengah 8 ya" titah lelaki itu pada akhirnya memilih memejamkan matanya saat berbagai pertanyaan yang ia lontarkan tak ditanggapi serius oleh Ola. seperti kenapa kamu harus datang sepagi ini? disini kan kamu atasan? bagaimana bisa kamu bekerja sepagi ini saat orang-orang masih tidur?"
dan jawaban paling pasti yang hanya bisa Ola utarakan dalam hati adalah "aku sedang belajar menjauh dari kamu sebelum akhirnya nanti kita dipisahkan dengan perceraian seperti kemauan kamu, mas"
sebenarnya sofa yang di tempati Esa adalah kasur kedua Ola 6 hari belakangan ini. ia sama seperti Esa, akan melanjutkan tidurnya setelah tiba di ruangannya. demi apapun ini masih jam 6 pagi lewat 17 menit
mau tidak mau Ola terpaksa melek. kalau ia sampai tertidur bisa malu setengah mampus kalau Esa melihatnya. pasalnya ia sudah ngotot dengan alasan ia akan selalu berangkat pagi buta karna sedang merancang bangunan pesanan orang penting.
namun rasa kantuk yang datang timbul membuat imajinasinya tak bisa jalan, ia hampir menyerah untuk tidur di kursi kerjanya akan tetapi terselamatkan oleh bunyi dering ponselnya. segera ia menjawab panggilan masuk dari Naya
"Assalamualaikum, Nay?"
"waalaikumsalam. lo dah di kantor?"
"hu"um"
"rajin amat calon janda" canda Naya
"harus dong. demi melancarkan misi"
"oh iya, jangan lupa di kafe seperti biasa, kita kumpul pas jam makan siang, oke"
"oke, aku kan datang. sampai ketemu nanti siang" saat panggilan terputus Ola terlonjak kaget melihat wajah Esa tiba-tiba ada di hadapannya ketika ia berbalik menghadap meja
"misi apa? Janjian sama siapa?" todong Esa dengan mata memicing
"cuci muka dulu mas, tuh tai matamu banyak" Esa langsung ngacir masuk wc yang ada dalam ruangan Ola.
"kamu belum jawab pertanyaan mas. kamu menjalan misi sama siapa?" tanya Esa kembali menagih penjelasan membuat Ola benar mengepalkan tangannya di bawah meja, menahan kesal
"aku janjian sama sahabat-sahabat aku makan siang nanti sekaligus membahas misi kita untuk kesuksesan pernikahan Naya nanti"
Esa ber-oh ria, sedikit malu karna lagi-lagi ia melayangkan kecurigaan padahal istrinya tak mungkin macam-macam
"ya udah mas berangkat sana, ini udah hampir setengah delapan loh"
"nggak mau pergi kalau nggak di kasih hadiah" dengan tak tahu malunya Esa memonyongkan bibirnya
"mas ini di kantor ya"
"kenapa? nggak ada larangan ciuman di kantor"
iya mas iya. kamu sepertinya sudah terlalu biasa mengobral ciumanmu sama si gundik. batin Ola menjerit
alih-alih menuruti permintaan Esa, Ola segera meraih punggung tangan suaminya dan mengecupnya sebelum menyeretnya keluar dari kantornya
"berangkat sana, nanti mas terlambat"
"nanti siang aku jemput. aku temani kamu ketemu sama teman-teman kamu"
Ola mengangguk saja agar suaminya puas dan segera pergi. lagian mana berani Esa mengantarnya ke cafe itu. sebuah cafe yang sudah menjadi langganan Ola dengan sahabat-sahabatnya berkumpul karna lokasinya yang berada di tengah-tengah dari tempat mereka bekerja masing-masing. cafe yang berseberangan dengan Butique Dewi Asmara. hanya dipisahkan jalan dua arah. anehnya kenapa baru sekarang mereka menangkap perselingkuhan Esa dan Dewi? apakah karna sebelum-sebelumnya Ola terlaku percaya pada suaminya itu sehingga ia dan teman-temannya tak pernah menduga bahwa Esa bisa berbuat bajingan seperti itu?
Ola diam-diam mencuri lirik ke arah ekspresi suaminya yang terlihat sedikit tegang. saat ini mereka berada di mobil yang di kemudikan Esa, melaju membelah jalanan siang hari ke arah Cafe yang sudah Ola beritahu. Ola benar-benar tak mengerti Esa datang ke kantornya tepat saat ia hendak berangkat. padahal Ola sengaja tidak menjawab panggilan masuk dan membalas chat Esa agar Ola bisa pergi tanpa gangguan lelaki itu. sewaktu Ola menyebutkan nama Cafe tadi Esa sempat mematung, Ola pikir lelaki itu akan batal mengantarnya namun harapannya musnah kala Esa menampilkan senyumnya dan menyuruh Ola masuk dalam mobilnya segera supaya mereka tidak terlambat
dan disinilah mereka sekarang, Esa memarkirkan mobilnya di cafe yang persis berhadapan dengan toko pakaian yang biasa Esa datangi untuk menemui kekasih hatinya
"mas beneran mau bergabung?" pekik Ola tertahan ketika Esa lebih dulu turun dari mobil
"melihat ekspresimu, mas semakin yakin mau bergabung" ujar Esa setelah membukakan pintu mobil untuk Ola
begini kali yak orang kalau berbuat salah, bawaannya curiga mulu. desah Ola dalam hati
"ya udah ayok masuk" tantang Ola, sejujurnya perempuan ningrat itu kesal sekaligus senang. kesal karna ucapan Esa mengandung tuduhan, juga senang melihat leher suaminya seolah terpaku tak bisa menoleh ke seberang jalan
nggak usah sok tenang mas, aku tahu kalau kamu tidak baik-baik saja. cibir Ola
sementara mereka sudah melewati pintu masuk, seorang perempuan di balik dinding kaca Butique mengepalkan tangannya dengan gigi saling beradu. ia melihat kedatangan mereka sejak awal dan dadanya semakin membara ketika melihat Esa memperlakukan Ola seistimewa itu. Dewi benci melihat Esa mengandeng tangan Ola.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Laksmi Amik
pelakor gk sadar diri
2024-04-19
0
Nurmalia Irma
yeeee hallllooo sadaarrr yaaa mbabi nya elloooooo siapaaa
2024-02-29
0
Iponk
lha dia kan ngegandeng bininya, napa lo sewot, dasar jal4444nk...
2023-12-27
0