Andi Tenri Ola tersenyum kecut ketika lagi-lagi layar ponselnya menyala dan menampilkan id pemanggil yang beberapa hari ini membuatnya muak, padahal nomor yang pernah ia beri nama suamiku sebelum kemudian menggantinya dengan nama Calon mantan Suami itu pernah membuatnya senyum-senyum seperti orang gila kala kontak itu menghubunginya.
sejak siang tadi, Esa tak berhenti menghubunginya. sedikit-sedikit menelpon sedikit-sedikit mengirim pesan. lelaki itu sepertinya sangat takut kalau Ola mengganggu si Dewi Asmara
ketika memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah pemberian Barack dan Ratu yang menjadi tempat huniannya bersama Esa selama 11 bulan ini, Mata Ola menangkap sesuatu yang sungguh mustahil ia dapatkan selama sebelas bulan mengenal sosok Esa.
demi apapun ini baru jam 4 sore. dan suaminya itu sudah ada di rumah mereka. ingat, ini masih hari selasa. hari kerja yang biasanya suaminya manfaatkan waktunya sehabis pulang kantor untuk berkelon ria bersama si gundik simpanannya.
baru saja Ola keluar mobil, Esa terlihat muncul di pintu rumah dengan senyuman manisnya.
"baru pulang?" tanya Esa basa basi yang dijawab anggukan seadanya oleh Ola
Saat baru akan melewati tubuh Esa, Ola meraih tangan lelaki itu ketika Esa mengulurkan kepadanya lebih dulu. dalam hitungan beberapa detik Ola membawa tangan sang suami ke dahinya. ingat ke dahinya, bukan menciumnya menggunakan bibir seperti kebiasaan wanita itu, bahkan terkesan buru-buru seolah Ola melakukannya karna terpaksa. meski sedikit kecewa tapi setidaknya rutinitas yang empat hari ini tak pernah terjadi sudah membuat kerinduan Esa terobati. sungguh perubahan waktu berangkat istrinya ke kantor yang lebih awal bahkan sebelum ia bangun membuatnya merasa kehilangan beberapa momen rutinitas mereka, sarapan bareng misalnya.
"aku pulang cepat, kamu bahagia?" tanya Esa mengikuti langkah Ola memasuki rumah
"biasa aja, Mas"
sungguh jawaban yang tak pernah Esa duga, padahal ia sudah menantikan respon antusias sang istri, bukankah Ola pernah mengatakan lebih menyukai Esa pulang sore dari pada hampir larut malam?
"kok biasa aja. kamu nggak bahagia kita punya banyak waktu berdua?" tanya bernada protes itu lagi-lagi dijawab seadanya oleh Ola tanpa emosi berarti
"hm"
ada apa dengan perempuan ningrat itu sih? batin Esa
keheranan Esa semakin menjadi-jadi ketika Ola keluar kamar mandi namun badan wanita itu sudah terbungkus pakaian. tak seperti biasanya, setelah mandi Ola pasti hanya keluar menggunakan jubah mandi dan akan berpakaian di hadapannya, bukan berniat menggoda tapi apa yang mau ditutupi lagi, toh setiap inci tubuh mulus nan bersih wanita itu sudah Esa hapal setengah mati. Bagaimana tidak hapal, nyaris setiap malam Esa menyentuhnya terkecuali kalau wanita itu kedatangan tamu bulanannya
"Aku masih merah, Mas" peringat Ola ketika Esa memeluknya dari belakang sembari memberikan kecupan basah pada lehernya, jangan lupakan tangannya yang sudah menangkup kedua buah dadanya yang padat berisi, juga benda keras yang sengaja Esa gesek-gesekan menggoda bokongnya
"bukannya udah berhenti ya?" tanya Esa tak menghentikan aksinya sehingga ia tak menyadari tatapan jijik sang istri yang menatapnya melalui cermin
Ola merasa sangat bersalah sama tubuhnya atas sentuhan yang di lakukan Esa. tangan, bibir bahkan tubuh itu juga menyentuh wanita lain seperti itu
"ini baru hari ketiga mas" Ola berusaha melepaskan diri. seandainya ia tidak ingat rencananya mungkin Ola sudah menepis kasar tangan Esa. namun untuk memberi pelajaran pada lelaki itu, Ola harus bermain cantik, bukan?
"baru tiga hari ya, Mas kira udah beres" gumam Esa, ia kini berpindah memberi ciuman seribu di pipi mulus sang istri
"kok bulan ini tamu kamu datang cepat ya?" lanjutnya menikmati wajah cantik sang istri melalui cermin
lagi, pertanyaan yang sama terlontar dari mulut lelaki itu setelah 4 hari ini Ola tidak bisa melayaninya dengan dalih datang bulan.
"biasanya kan datang awal bulan gitu, kok ini baru tanggal 21 udah datang lagi sih" kelu Esa yang kini membiarkan Ola melakukan rutinitas scincare nya di depan meja rias yang penuh dengan peralatan kecantikan merek terkenal
Ola tak heran lagi kalau Esa hapal mati jadwal kedatangan tamu bulanannya. namun jangan sebut ia Ola kalau ia tak menyiapkan jawaban sebelum ia berdusta mengenai haidnya
"kan aku udah bilang, Mas. tamu bulanan bisa datang cepat karna faktor kecapean" Ola mengulang penjelasan yang sama ketika Esa bertanya hal yang sama
"padahal mas udah rindu banget, masa bulan ini mas harus puasa 14 hari sih" Esa menyampaikan keluhannya secara gamblang sembari matanya tak lepas dari kegiatan Ola
dih sok-sokan berpuasa, pasti dapat jatah dari si gundik. cibir Ola dalam hati
"kok mas di kasih punggung sih?" keluh Esa ketika mereka sudah bersiap tidur setelah acara makan malam usai
entah apa yang salah pada otak Esa hari ini lelaki itu sungguh membuat Ola muak.
karna tak mendapat respon dari sang istri, Esa mendekatkan diri lalu memeluk tubuh Ola dari belakang
"kenapa mas merasa kamu berubah ya?"
"kamu udah tidur?"
sesungguhnya tangan Ola sangat gatal untuk membekap mulut Esa menggunakan bantal
Esa mengangkat kepalanya, desah panjang ia loloskan dari mulut ketika melihat mata istrinya sudah terpejam
"selamat tidur istriku, mimpi indah. semoga besok kamu tidak lagi mengabaikan ku" gumam Esa penuh harap
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
RahaYulia
diiiih khokk cuih!!!
2024-05-18
0
Laksmi Amik
gk cinta tp kelon terus laki
2024-04-19
0
Nurmalia Irma
dan bisa sehapal itu 🤔 suamiku hapal gak yaa 🤔🤔🤔
2024-02-29
0