Fyi: 🗣️🗣️🗣️ untuk mendukung penulis jangan lupa tambah di favorit, masukan ulasan bintang lima, like, vote dan komentarnya. kalau bisa komen setiap paragraf per babnya 🥰 terimakasih
❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️
"kamu kemana aja, mama keluar kamar mandi udah di tinggal aja" rajuk Ratu begitu Ola memasuki ruangan
"maaf ma, tadi aku diluar lihat-lihat desain kantor papa"
"resiko punya mantu seorang arsitek, nggak bisa tenang duduk kalau lagi di ajak keluar" decak Ratu gemas
tidak lama setelah Ratu menarik sang menantu duduk di sisinya pintu ruangan terbuka, namun mereka lebih tepatnya Ratu dikejutkan dengan kemunculan Barack dengan aura penuh emosi lalu berangsur terperangah mendapati keberadaannya dan Ola, keterkejutan Ratu semakin bertambah kala mendengar suara melengking putranya menyusul meneriaki suaminya
"Esa belum selesai bicara pa, pokoknya tanpa persetujuan papa, Esa akan tetap meni...mama, Ola" suara Esa melirih di akhir, menyebut tamu tak terduga papanya
"Esa? ada apa nak sampai berbicara tinggi sama papamu" tanya Ratu menghampiri sang putra yang berdiri mematung di ambang pintu
"apa yang papa tidak setujui, hm? kamu akan tetap apa? bilang sama mama biar mama bantu bicarakan baik-baik sama papa, kamu tidak perlu berteriak kurang ajar seperti itu sama orang tua, nak" sambung Ratu dengan mata berkaca-kaca, Esa mengigit bibir, melirik sekilas ke arah Ola yang tampak menatap ke arah lain. lalu Esa beralih menatap papanya yang tengah menaikan alis seolah menantangnya untuk memberitahu masalahnya pada sang mama
mana Esa berani!
mamanya adalah kelemahan Esa. dan sudah pasti Esa tahu jawabannya akan tanggapan Ratu atas masalahnya yang rumit
"masalah sebesar apa sampai kamu berani meninggikan suara sama papa kamu, nak?" kembali Ratu bertanya karna Esa tetap bungkam
"maaf ma.. tadi..." otak Esa menari-nari mencari alasan dusta untuk menjawab serentetan pertanyaan wanita terhebatnya. keberaniannya yang sudah menggebu-gebu seketika lenyap entah kemana saat berhadapan dengan sang ibu. ia belum siap mendapat amarah dan mungkin kebencian dari wanita kesayangannya itu.
"dia itu pengen mandiri ma, pengen menjalankan perusahaan baru dengan dalih ingin meningkatkan kemampuannya, tapi papa tolak mentah-mentah usulannya itu, makanya dia marah" sahut Barack membantu. lelaki itu berucap sambil berjalan ke arah sang menantu "bagaimana kabarmu hari ini nak, kok ke sini nggak bilang-bilang" tanyanya kemudian setelah ia duduk persis di sebelah Ola
"mama yang paksa Ola pa karna pengen ditemani" bukan Ola yang menjawab, Itu suara Ratu, perempuan itu menjelaskan sembari menarik tangan putranya mendekat ke sofa dimana suami dan menantunya duduk
"bagaimana pekerjaanmu?" Barack mengangguk, lalu kembali melempar tanya
"sudah beres pa" jawab Ola singkat
"jangan sering-sering nurutin terus kata mama. mama itu pengangguran tahu" Barack berbicara dengan nada kecil dan gestur tangan berbisik
"mama dengar ya papa" protes Ratu ketika duduk di sofa seberang dan Esa menyusul
"mama nganggur kan juga karna permintaan papa, siapa yang minta mama stay di rumah supaya papa kalau pulang kerja ada yang nyambut dan bisa dikelonin kapan aja?" tambah perempuan itu membuat Barack tergelak sedang Ola hanya tersenyum malu-malu mendengar obrolan mertuanya. Esa sendiri yang masih dikuasai amarah dan keterkejutan hanya menatap mereka satu-satu. lalu pandangannya terkunci pada sosok perempuan di samping ayahnya. keningnya mengerut mencoba menerka keanehan... kenapa perempuan itu seperti menghindari menatap ke arahnya? kenapa tangannya tak diambil lalu dicium seperti biasa ketika mereka bertemu?
Esa lalu menatap punggung tangannya yang menganggur di atas pahanya. dia merasa ada yang kurang dari pertemuan tak terduga inj
setelah acara potong kue dan kedua pasangan baya itu saling suap, mereka memutuskan untuk makan siang di luar
acara makan siang pun berlalu, tiba saatnya dua perempuan itu berpamitan pada suami masing-masing
"mama langsung pulang?" tanya Barack
"nggak, mama mau temani Ola dulu ke salon terus lanjut nge mall"
"mama yang menemani atau mama nih yang mau di temani" goda Barack mencolek dagu istrinya yang lagi-lagi menimbulkan rasa geli sekaligus iri pada diri Ola
"hehehe papa tahu aja" Ratu mencubit gemas perut suaminya yang kemudian direspon kesakitan oleh Barack. lebih tepatnya pura-pura agar dapat elusan dari tangan lembut sang istri tercinta
"ya udah kami berangkat dulu, papa yang semangat kerjanya" pamit Ratu pada suaminya
melihat tingkah mereka bukan hanya Ola yang merasa geli, Esa pun sama, sebenarnya dari tadi ia curi-curi pandang pada Ola, perempuan itu tumben sekali irit bicara padahal biasanya kalau mereka kumpul gini pasti Ola bisa mengimbangi celotehan Ratu yang absurd. bahkan perempuan itu hari ini tak pernah secara langsung mengajaknya bicara padahal perempuan yang ia nikahi dengan adat bugis beberapa bulan lalu itu termasuk perempuan cerewet yang suka sekali membuat suaranya keluar untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tak penting
apa Ola punya masalah di kantornya, ya? tanya Esa dalam hati sembari menelisik gestur dan aura wajah sang istri.
"Ola duluan ya, mas" sekalinya bicara hanya singkat dan terkesan lemas. keluh Esa dalam hati
"kamu baik-baik aja?" tanya Esa sembari menyerahkan punggung tangannya untuk dicium sang istri
"baik"
ada apa dengan Andi Tenri Ola, sih?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
lizah meon
terasa sakit di hati mendengar luahan hati suami.
2024-05-01
0
Laksmi Amik
ngerasa gk istrimu udh tau ya
2024-04-19
0
Nurmalia Irma
baru gabung nihh 🙏
2024-02-29
0