sepanjang sejarah dalam 11 bulan terakhir, ini kali pertama Ola kedatangan tamu yang tak pernah dibayangkan akan berkunjung bahkan sampai bertamu di ruang kerjanya
"selamat siang istrinya mas Esa" sapa Esa tahu-tahu sudah duduk di hadapan Ola tanpa dipersilahkan oleh si empu ruangan, mereka hanya terhalang meja kerja yang berisi beberapa tumpukan kertas
Ola baru tersadar dari keterkejutannya ketika punggung tangan besar terulur kearahnya meminta untuk di kecup
"ada perlu apa mas datang kesini?" tanya Ola masih dengan ekspresi tak percaya
"kangen istriku. di telpon nggak di angkat di chat nggak di balas jadi ya mas datang aja kesini" jawab Esa tanpa beban tapi justru terdengar horor di telinga Ola
"mas nggak kerasukan kan? mas salah gedung kali" tanya Ola
"nggak sayang. Mas nggak ada urusan lain selain ingin menemui mu"
maksud Ola salah gedung, kali aja Esa malah nyasar ke kantornya padahal tujuan lelaki itu sebenarnya ke Butique gundiknya. tapi kan jalan ke Butik Dewi tidak searah dengan kantor Ola.
"mas salah makan apa sih?"
"kok kamu sepertinya nggak seneng mas datang, malah nuduh macam-macam. kamu ada yang di sembunyikan? kamu ada laki-laki lain?" balik Esa menuduh sukses membuat bola mata Andi Tenri Ola membulat sempurna
niat hati berkunjung untuk menyenangkan hati istrinya malah Esa membuat wanita itu marah atas tuduhannya
"mas minta maaf, mas nggak ada niat menuduh kamu" saat ini mereka tengah duduk di restoran dekat kantor Ola sembari menunggu pelayanan membawakan mereka pesanan makan siang. Ola yang bosan mendengar permintaan maaf suaminya mengangguk saja dengan sedikit senyum tak seperti senyum lima jari yang terbit dibibir Esa setelah melihat anggukan sang istri
ah manis sekali istrinya. selama 11 bulan bersama, Ola memang nyaris tak pernah merajuk padanya apalagi sampai marah bagaimanapun Esa memperlakukannya tak adil. dia tidak akan menemukan wanita seperti istrinya ini pada wanita lain, untuk itu Esa meralat ucapannya yang ingin menjandakan wanita ini saat di ruang rapat waktu itu. tidak akan selain jika Esa sudah tiada di dunia ini.
lima hari melihat perubahan sikap Ola padanya membuat Esa tak tenang. ia merindukan sikap perhatian penuh kelembutan sang istri. baru beberapa hari saja ia sudah kelimpungan bagaimana kalau sampai wanita itu pergi darinya? tidak-tidak, Esa tidak mau kehilangan Ola.
sementara Ola matian-matian menahan jijik saat Esa tak melepas tautan tangan mereka padahal mereka sedang makan. Ola sudah protes dan menyampaikan rasa malu dilihat banyak orang, tapi Esa tak peduli, katanya kenapa harus malu toh mereka sudah sah.
pasti begini juga kelakuannya ketika makan berdua sama si gundik. batin Ola mencibir
Ola kira hanya hari ini Esa bertingkah aneh, tapi ternyata keanehan lelaki itu masih bertahan saat pagi buta waktu dimana Ola diam-diam berangkat demi menghindari berinteraksi sama calon mantan suaminya. Saat Ola selesai memakai pakaian kerjanya, Esa yang biasanya masih nyenyak tiba-tiba terbangun dan malah menahan Ola agar menunggunya
"mas mandinya nggak lama. sambil nunggu kamu siapin pakaian kerja mas, ya" Esa berucap sembari ngacir ke kamar mandi. Ola sampai melongo lalu meringis ketika kaki Esa terantuk di rak buku yang lelaki itu lewati sebelum sampai di pintu kamar mandi
rasa-rasanya belum ada lima menit, lelaki itu udah keluar dengan tubuh gemetar, di atas jubah yang membungkus tubuh tegapnya ada dua buah handuk lagi yang membungkus tubuh Esa
"La, kok dingin banget ya" gumam Esa dengan bibit bergetar. sepertinya Esa terlalu buru-buru sampai tak menunggu air shower jadi hangat. Ola menipiskan bibir, mati-matian tidak meledakan tawa.
karna sisi kemanusiaannya masih berfungsi, Ola menerima tubuh Esa yang meminta di peluk olahnya.
"mas masih kedinginan?" tanya Ola setelah dua menit berlalu, Esa mengangguk manja membenarkan. ah, pelukan istrinya memang paling menenangkan dari berbagai situasi dan kondisi. pelukan yang sudah lima hari tak mendekap tubunya.
"ya udah, mas pakai selimut aja dulu ya, aku udah mau berangkat" bersamaan selesainya kalimat Ola, Esa langsung berdiri tegap, dengan cepat meninggalkan handuk serta jubahnya sehingga tubuhnya polos. dengan gerakan cepat ia memakai pakaiannya yang sudah disiapkan oleh Ola, dengan sentuhan terakhir dasi disimpulkan dengan rapi dilehernya atas bantuan jemari lentik sang istri.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Laksmi Amik
udh gk mempan kamu bertingkah sok manis gitu laki
2024-04-19
0
Nurmalia Irma
telaaaatt..malah Ola yg akan mendudakan mu sukurin looo
2024-02-29
0
teti kurniawati
top sekali novelnya.. saya suka
2024-02-18
0