Kemarahan di pagi hari

Acara telah selesai, rombongan keluarga Audrey sudah pulang sejak tadi. Audrey tampak sangat lelah, lelah hati dan lelah fisik.

Hari ini ia merasa telah salah memilih, ia tak menyangka jika semua mulai terbuka ketika pernikahan itu telah terjadi. Audrey hanya bisa berharap agar kedepannya suaminya bisa membahagiakannya dan menepati semua janjinya.

"tidurlah kamu pasti lelah..." ucap Frans sambil melepas jas yang ia pakai

"kakak mau kemana?" Audrey sambil menghapus make up nya

"di luar masih banyak yang perlu aku bereskan..." ucap Frans menggulung lengan kemejanya

"kenapa tidak besok saja? Bukankah sudah ada yang beresin"

"tidurlah...aku tak akan lama" Frans mengecup dahi Audrey kemudian meninggalkan kamar mereka berdua

Satu jam Audrey menunggu, namun Frans belum juga selesai. Matanya masih belum bisa terpejam, ia memiliki kebiasaan jika di tempat yang baru tak akan bisa tidur.

Jam dinding menunjukkan pukul dua belas malam, Frans masih belum kembali ke kamar. Audrey semakin gelisah, ia tak tahu apa yang dilakukan Frans di luar. Ia ingin sekali keluar kamar namun ia bingung karena rumah itu begitu asing baginya.

Pukul dua belas malam lebih empat puluh menit Frans masuk ke dalam kamar. Ia melihat Audrey belum tidur, ia pun melepaskan pakaiannya dan menggantinya dengan pakaian tidur.

"kamu belum tidur?" Frans merebahkan dirinya di samping Audrey

"belum...aku tidak bisa tidur..." jawab Audrey

"sini..." Frans menarik tubuh Audrey dan mendekapnya

"di luar ngapain aja?"

"beresin semuanya..."

"masak iya beres-beres sampai selarut ini, kenapa tidak dilanjutkan besok pagi saja..." keluh Audrey

"tidak perlu kamu pikirkan...sekarang tidurlah...aku juga lelah..."

Tak lama terdengar dengkuran halus dari Frans, Audrey menoleh ia melihat Frans sudah terlelap sedangkan dirinya, masih saja belum bisa tidur.

.

Keesokan harinya, Audrey dan Frans terbangun mendengar keributan di luar. Audrey berusaha mendengar apa yang terjadi sebelum ia keluar kamar, sedangkan Frans tampak santai.

"jam segini belum bangun...jangan mentang-mentang pengantin baru bangunnya siang" suara itu dengan jelas Audrey dengar

Terdengar lagi suara gaduh, entah berapa orang yang berbicara Audrey tak tahu. "Ini hari minggu, waktunya ke gereja, malah masih tidur..." kembali lagi suara itu terdengar. Audrey sangat mengenali suara itu, itu suara mamanya Frans

"ayo bangun...mama sudah marah-marah" ucap Audrey terlihat ketakutan

Fran beranjak dari tidurnya "selalu saja..." gerutu Frans

Audrey cepat-cepat ke kamar mandi dan membersihkan tubuhnya secepat mungkin. Ia tak mau lagi mendengar amukan dari mamanya Frans.

Setelah ia selesai mandi, suara itu tak lagi terdengar. Audrey bisa bernafas lega. "Lho kamu sudah mandi?" ucap Audrey melihat Frans masuk ke kamarnya sudah berpakaian rapi "aku mandi di kamar mandi depan"

"lalu mama dan papa dimana?"

"mereka sudah berangkat...jangan diambil hati, mereka memang seperti itu bagi mereka urusan pekerjaan dan gereja selalu yang utama" ucap Frans

"mereka mama dan papamu, aku takut mendapat amukan dari mereka" ucap Audrey ketakutan

"jangan takut...mereka memang seperti itu" Frans meraih tubuh Audrey dan memeluknya "bersiaplah...aku akan menemanimu ke gereja"

"nanti mama dan papa marah"

"biarkan saja..." ucap Frans santai

Audrey tak menyangka jika hanya karena bangun terlalu siang di hari minggu apalagi mereka terlalu lelah setelah acara menimbulkan sebuah masalah.

Di rumahnya kedua orang tuanya membebaskannya untuk melakukan apa yang ia suka asalkan bertanggung jawab dan tahu mana yang baik yang buruk. Meski terkadang papanya melarang Audrey untuk pergi bersama teman atau ikut kegiatan di luar sekolah saat ia bersekolah dulu, itu semua demi kebaikan Audrey agar bisa lebih menjaga dirinya.

Yang jelas kedua orang tuanya adalah orang yang ramah dan tak pernah bersikap buruk pada orang lain. Mereka memiliki prinsip, jika apa yang mereka tanam kelak anak cucunya yang akan menuainya.

.

Hari telah malam, mereka kini makan malam bersama sebagai keluarga. Kedua orang tua Frans dan juga adik Frans bersikap seolah-olah tak terjadi apa-apa. Audrey masih merasa kesal namun sebisa mungkin ia tahan. Audrey bukan orang yang mudah melupakan sebuah peristiwa apalagi itu menyinggung perasaannya.

"besok pagi-pagi sekali, aku akan kembali ke kota S, Frans titip Audrey di rumah ya ma..." ucap Frans

Audrey menatap Frans, ia tak percaya Frans mengatakan itu. Frans meninggalkannya bersama mamanya Frans.

"oke..." jawab mamanya Frans singkat

"terima kasih ma..." ucap Frans "aku harus kembali bekerja sayang...jumat sore aku akan pulang lagi" Frans menatap Audrey berusaha menenangkannya.

"iya..." jawab Audrey lesu

Setelah makan malam selesai, Audrey kembali masuk ke dalam kamarnya dan merapikan barang-barang yang belum sempat ia rapikan. Frans masuk ke dalam kamar, ia membantu Audrey membereskan barang-barangnya.

"oo...iya...hadiah buat Rosa kamu saja yang berikan" ucap Audrey mengambil kotak dari dalam kopernya

"kamu saja....sekarang kamu kakaknya juga..." ucap Frans

"kamu tahu sendiri bagaimana sikap Rosa padaku tadi..."

"ayolah sayang ...siapa tahu dengan begini dia akan bersikap baik" bujuk Frans

"baiklah....suruh dia ke sini" akhirnya Audrey mengalah

Frans keluar kamar, Audrey masih membereskan barang-barangnya. Tak lama Frans masuk ke kamar bersama Rosa adiknya.

"orangnya sudah ada di sini" ucap Frans

Audrey menegakkan tubuhnya menatap Rosa yang berdiri di pintu. Ia mengambil kotak yang sudah ia siapkan beberapa hari lalu. Audrey berjalan mendekati Rosa sambil membawa kotak hadiahnya.

"ini untukmu..." Audrey mengulurkan kotak yang ia pegang

"apa ini...." Rosa mengambilnya

"bukalah...." ucap Frans

Rosa membukanya "pakailah itu saat acara wisudamu kelak..." ucap Audrey

"kami hanya ingin kamu cepat lulus..." ucap Frans

"terima kasih..." ucap Rosa kemudian ia keluar dari kamar Audrey dan Frans. Audrey menatap Frans penuh tanda tanya.

Sikap Rosa tidak berubah meski Audrey berusaha memperbaiki hubungan mereka. Entah apa yang telah Audrey perbuat membuat Rosa bersikap seperti itu.

"jangan terlalu dipikirkan...dia memang begitu...kelakuannya persis seperti tantenya..." ucap Frans

"lalu aku harus di sini bersama dia dan mama? Jika tak ada kamu aku harus bagaimana?"

"dia besok pagi juga akan kembali ke rumah di kota A"

"papa...?"

"malam ini papa berangkat kembali ke ibukota...lusa baru kembali ke kota S" ucap Frans

"semoga mama kamu tidak marah-marah lagi..." Audrey tampak lesu

"mama itu orangnya baik dan penyayang...kamu pasti akan baik-baik saja..." Frans mengusap kepala Audrey

.

.

B e r s a m b u n g

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!