Tekat Frans

Malam harinya Frans mendatangi kos Audrey, ia membawa sebuket bunga untuk Audrey. Frans menunggu di ruang tamu, ia terlihat gugup.

"kak..." Audrey menemui Frans

"selamat atas kelulusanmu ya.." ucap Frans mengulurkan buket bunga yang ia pegang.

"terima kasih kak..." Audrey menerimanya dengan senang hati.

"terus kamu kapan wisudanya?"

"dua bulan lagi kak..."

"dua bulan lagi ya...?" Frans terlihat berpikir

"iya...memangnya kenapa kak?"

"setelah wisuda, aku akan membawa kedua orang tuaku ke rumahmu untuk melamarmu"

Audrey terkejut "melamar kak?"

"iya...aku ingin segera menikah denganmu" ucap Frans

"tapi aku ingin bekerja, dan juga aku ingin mengejar S2 dulu..."

"nanti setelah menikah kita kamu masih tetap bisa mencari pekerjaan"

"tapi kenapa buru-buru kak...?"

"bulan depan aku pindah kerja Drey...aku pindah ke kota S, dan itu sangat jauh" ucap Frans

"kan tidak harus segera menikah kak..." Audrey gusar

"Drey..." Frans meraih kedua tangan Audrey "aku sudah sangat yakin jika kamu adalah perempuan yang tepat untukku, dan aku tak mau berjauhan dari kamu, aku takut kamu akan berpaling dariku"

"itu bukan alasan kak...selama ini kakak meragukan aku?"

"bukan begitu Drey, aku trauma dengan hubunganku yang dulu, aku sudah berbuat banyak untuk mantanku dan keluarganya, namun saat aku pergi untuk kuliah di ibukota, dia menikah dengan pria lain, aku tak mau itu terjadi lagi Drey" Frans tampak mengiba

"tapi apakah keluarga kakak akan menyetujuinya?" Audrey teringat akan Rosa yang semakin hari terlihat tak menyukainya

"kedua orang tuaku pasti akan menyetujui apa yang jadi keputusanku Drey, selama ini mereka sudah menyuruhku agar cepat menikah"

"entahlah kak...aku tidak tahu..." Audrey menyandarkan tubuhnya di kursi

Frans tak lagi bisa berkata-kata, namun tekatnya sudah bulat ia akan tetap melamar Audrey secara resmi pada kedua orang tuanya.

Setelah Frans pulang dari kosnya pikiran Audrey berkecamuk. Apakah ia siap jika harus menikah di usia muda. Bagaimana kehidupannya nanti setelah menikah, apakah ia tetap bisa bekerja, ataukah ia akan terkurung di rumah dan mengurus rumah.

Terlalu banyak yang ia pikirkan, terlalu banyak yang akan ia korbankan jika ia menikah di usia muda. Namun satu hal yang pasti Frans begitu mencintainya, ia selalu ada di saat-saat dirinya putus asa hampir satu tahun lamanya.

Frans begitu perhatian padanya, banyak hal yang Frans telah korbankan. Audrey melihat kesungguhan dan tekat Frans yang begitu besar menjalani hubungan mereka.

Tak bisa dipungkiri semua itu membuat hatinya yang mengeras karena kepergian Andrew perlahan melembut. Baginya Frans bisa sebagai sosok seorang teman, kakak dan kekasih di satu waktu yang bersamaan.

Yang jelas Frans sudah bekerja, itu membuktikan bahwa Frans bisa bertanggung jawab pada dirinya sendiri. Itu sebuah nilai tambah untuk Frans,

Audrey tak perlu lagi mengkawatirkan bagaimana masa depannya kelak, karena Frans orang yang tegas dan bertanggung jawab, tentunya akan membawa dirinya pada menjadi orang yang lebih baik lagi.

Dan satu hal lagi, Frans juga mau berkorban untuk berpindah keyakinan demi dirinya tanpa ia paksa. Audrey bingung, apakah ia harus menerima keputusan Frans ataukan ia akan menolak, lebih tepatnya menunda untuk memasuki jenjang lebih tinggi yaitu ikatan pernikahan.

Dalam hal ini tak ada teman yang bisa ia ajak untuk bertukar pikiran karena teman-teman dekatnya mereka belum memiliki pacar apalagi sebuah hubungan yang serius.

.

.

B e r s a m b u n g

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!