Sanggul mlorot

Malam sebelum pernikahan digelar, semua keluarga besar Audrey telah berkumpul di rumah Audrey. Semua menyambut gembira karena Audrey menikah muda.

"tidurlah...calon pengantin tak boleh begadang" ucap tante Audrey

"baik tante...Audrey masuk kamar dulu" Audrey berpamitan pada tantenya.

Audrey masuk kamarnya, ia berusaha untuk tidur agar esok hari ia bisa bangun pagi-pagi sekali. Dua jam berlalu namun ia tak kunjung bisa memejamkan matanya.

Papanya Audrey masuk ke kamar Audrey "belum tidur?" ucap papanya Audrey

"aku tidak bisa tidur pa..." ucap Audrey

"sini papa temani..." ucap papanya Audrey

Papanya Audrey pun naik ke atas tempat tidur Audrey dan memeluk Audrey "anak gadis papa sudah dewasa, ini terakhir kalinya papa bisa menemanimu tidur" ucap papanya Audrey

"besok-besok kan masih bisa pa..." ucao Audrey

"mulai besok kamu sudah jadi istri orang, mana mungkin papa bisa menemani kamu tidur" papa Audrey terkekeh.

.

Keesokan harinya, hari yang dinanti pun tiba, pagi-pagi sekali Audrey telah dimake up. Acara pemberkatan akan dilakukan pukul sepuluh pagi di gereja yang tak jauh dari rumah Audrey.

Tak berapa lama, Frans beserta mamanya datang untuk make up di rumah Audrey. Dan keributan pun dimulai.

Mamanya Audrey dimake up tak jauh dari Audrey, hanya selisih dua meter. Saat penata rias hendak menyanggul rambut mamanya Frans, ia merasa kesulitan.

"saya tidak tau kalau ibu memiliki rambut pendek, susah untuk di sanggul" ucap si penata rias

"iya...baru kemarin saya memotong kembali rambut saya" ucap mamanya Frans

"jika tahu ibu memiliki rambut pendek, saya bisa membawa rambut palsu untuk mempermudah membuat sanggul"

"penata rias yang biasa menyanggul saya bisa kok meski rambut saya sependek ini" ucap mamanya Frans

Sisil yang mendengar percakapan di sebelahnya hanya melirik sekilas. Ia merasa kesal mendengar perkataan mamanya Frans yang terdengar meremehkan penata rias yang ia sewa.

"non...itu calon ibu mertua nona rambutnya memang pendek seperti itu?" tanya ibu yang menata rias Audrey

"biasanya memang pendek, tapi tidak sependek itu.." jawab Audrey

"tahu mau sanggulan kenapa dipotong cepak begitu" ucap penata rias Audrey

"biarkan saja bu, orangnya memang susah" ucap Audrey acuh.

Frans telah selesai bersiap dan ia berangkat lebih dulu bersama keluarganya ke gereja. Sedangkan Audrey masih bersiap.

"apa mempelai wanita sudah siap?" tanya pembawa acara masuk ke dalam rumah

"sebentar lagi" ucap penata rias

"Drey...mama berangkat dulu" ucap mamanya Frans

"iya ma..." jawab Audrey

Selang sepuluh menit, rombongan Audrey pun berangkat. Jarak gereja dari rumah Audrey hanya sepuluh menit perjalanan.

Rombongan Audrey pun tiba di gereja tempatnya mengadakan pemberkatan pernikahan. Semua keluarga besar Audrey telah berkumpul di sana, bahkan teman-teman sekolahnya juga datang.

Audrey berdiri di depan gereja sambil menunggu kapan ia harus masuk.

"loh...kenapa sanggulku melorot" ucap mamanya Frans

Audrey menoleh melihat keributan yang terjadi tak jauh dari tempatnya berdiri. Terlihat mamanya Frans sedang sibuk memegangi sanggulnya.

"kok bisa lepas mbak..." ucap tantenya Frans

"aku tidak tahu, padahal biasanya aku tak pernah mengalami seperti ini"

"sebentar mbak aku tambah jepit rambut" ucap tantenya Frans sambil mengambil sesuatu dari dalam tasnya "mbak habis potong rambut?"

"iya...tapi biasanya aku tidak pernah seperti ini, ini pasti penata riasnya yang tak pandai"

Audrey memutar bola matanya, ia merasa kesal. Penata rias terbaik di kotanya yang sudah berpengalaman puluhan tahun dihina oleh calon mertuanya.

Dan akhirnya sanggul telah terpasang kembali namun tak sempurna. "Karma cepat sekali datangnya" batin Audrey "anda menyakiti hati kedua orang tuaku kini anda dipermalukan" batinnya lagi

Audrey pun masuk ke dalam dengan digandeng papanya. Audrey tak menyadari jika papanya menahan air matanya.

Ia yang mengijinkan Audrey menikah muda, ia juga yang tak rela putri kecilnya kini telah dewasa dan sebentar lagi akan mengikrarkan janji suci pernikahan.

Acara pemberkatan pernikahan berlangsung khidmat, semua tampak terharu mendengar Audrey dan Frans mengucapkan janji suci mereka.

Setelah semua selesai, mereka semua bersiap kembali ke rumah Audrey untuk acara resepsi. Resepsi diadakan di kebun rumah Audrey yang sangat luas.

"aduh....aduh...kok mlorot lagi..." tiba-tiba mamanya Frans membuat gaduh

Audrey pun menoleh dan tersenyum tipis menatap mamanya Frans. "Itu mama kenapa?" ucap Frans

"sanggulnya lepas, rambutnya kependekan susah disanggul" jawab Audrey pelan

"sudah dikasih tahu jangan potong rambut malah ngeyel" gerutu Frans

"dari tadi nyalahin penata rias terus"

"sudah...abaikan saja..." ucap Frans kemudian menggandeng Audrey masuk ke mobil pengantin

.

.

B e r s a m b u n g

Cerita ini sebenarnya berdasarkan kisah nyata seorang teman yang tak pernah merasakan kedamaian dalam rumah tangganya, hingga ia merasa seperti di persimpangan jalan.

Yuk...jangan lupa tinggalkan jejak ya kakak2 reader, jangan lupa like vote dan komen2nya ya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!