Hari pernikahan sudah di depan mata, semua persiapan sudah selesai. Tekanan demi tekanan dari keluarga Frans semakin menjadi. Frans berusaha menjelaskan semuanya, berusaha agar tak terjadi salah paham antara keluarganya dan keluarga Audrey.
Papa Audrey hanya melihat kegigihan Frans saja, papa Audrey menghargai semua usaha Frans untuk membuat keadaan tidak semakin sulit. Bagi papa Audrey semua usaha Frans sudah cukup membuktikan jika Frans lah yang paling tepat untuk putrinya.
Di hari-hari terakhir sebelum hari pernikahan, papa dan mama Audrey sepakat untuk tidak menanggapi apa permintaan kedua orang tua Frans. Mereka sering mengabaikan panggilan telepon dari papa dan mama Frans.
Menurut mereka tidak masuk akal kedua orang tua mempelai pria ikut campur dalam persiapan acara pernikahan anak-anak mereka apalagi mendikte apa yang harus mereka persiapkan. Bahkan mereka memintanya dengan nada paksaan.
Sering Audrey mendengar pembicaraan antara calon mertuanya dengan kedua orang tuanya. Audrey hanya bisa menghela nafasnya mendengar itu semua.
Yang Audrey selalu ingat perkataan papanya "papa akan buktikan jika papa jauh lebih baik dari mereka" kata-kata itu selalu terngiang-ngiang di telinga Audrey.
Jika bukan karena Audrey mencintai Frans, ia tak akan mau menikah dengan Frans. Audrey yakin jika mereka yang telah menyakiti keluarganya akan dipermalukan bahkan akan mendapatkan balasan yang sama.
Hari ini Audrey akan mengantarkan undangan pernikahannya pada teman-temannya. Audrey mengendarai motornya ke rumah sahabatnya Feni mereka bersahabat dari masa putih abu-abu hingga mereka lulus kuliah meski mereka kuliah di kampus yang berbeda.
"Fen...temani aku mengantarkan undangan-undangan ini" ucap Audrey pada Feny
"memang siapa saja yang kamu undang?"
"ini..." Audrey mengulurkan beberapa amplop undangan "tak banyak yang aku undang, aku tak yakin teman-teman masih ingat denganku" Audrey terkekeh
Feny membaca satu per satu undangan yang dibawa Audrey "kamu juga mengundang Andrew?" Audrey mengangguk terlihat sedih
"kamu yakin Drey?"
"kenapa memangnya?"
"aku hanya takut saja dia akan mengacaukan pernikahanmu" Feny mengembalikan undangan pada Audrey
"aku rasa itu tidak mungkin Fen... Aku tak yakin dia mau datang"
"justru itu...lebih baik kamu tidak mengundang dia ataupun teman-temannya, apa kamu tidak ingat? Saat Andrew pergi begitu saja mereka semua tak ada yang membantumu, bahkan mereka tak mau memberi informasi keberadaan Andrew walau sedikit saja" Feny terlihat kesal
Audrey tertunduk, ia selalu sedih jika mengingat masa kelam itu. Andrew masih ada di dalam hatinya. Audrey benci pada dirinya sendiri karena tak bisa membenci Andrew yang telah menyakitinya begitu dalam.
"aku tak mau melihat kamu bersedih di hari pernikahan kamu dengan kehadiran dia Drey...aku hanya ingin melihatmu bahagia"
"baiklah Fen...aku tak akan mengundangnya ataupun teman-temannya" Audrey mengambil beberapa undangan yang tertulis nama Andrew dan nama teman-teman dekatnya kemudian melemparkannya ke tong sampah.
"berbahagialah Drey...buka lembaran baru...buang jauh-jauh Andrew dari hati dan pikiranmu" Audrey mengangguk kemudian ia memasukkan kembali undangan-undangan yang ia keluarkan tadi ke dalam tasnya
"ayo kita berangkat..." ucap Audrey
"ayo...keburu siang...aku takut tiba-tiba turun hujan" ucap Feny beranjak berdiri dan masuk ke dalam rumah.
Audrey dan Feny pergi ke rumah teman-teman mereka semasa SMA dulu. Mereka semua terkejut ketika mendapatkan undangan dari Audrey.
Mereka semakin terkejut ketika melihat nama calon suami Audrey bukanlah Andrew. Yang mereka ingat Audrey dan Andrew adalah pasangan serasi bahkan membuat semua orang iri dengan mereka berdua.
Mereka tak menyangka Audrey yang terkenal pandai dan cerdas akan menikah di usia muda. Banyak dari teman-temannya yang menyayangkan keputusan Audrey. Namun mereka mendoakan Audrey agar bahagia.
.
.
B e r s a m b u n g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments