Setelah pertemuan itu, Audrey tak lagi bertemu Andrew, bahkan terkadang ia memutar jalan melewati kampus ekonomi namun tak pernah bertemu dengan Andrew. Andrew menghilang seolah-olah ditelan bumi.
Pupus lagi harapan Audrey untuk bertemu dengan Andrew. Hatinya kembali sakit, lagi-lagi ia ditinggalkan. Audrey menginginkan sebuah penjelasan atas apa yang Andrew lakukan hampir empat tahun silam.
Audrey kembali lagi menerima kenyataan bahwa dirinya tak akan pernah bertemu dengan Andrew. Meski sudah lama namun cinta itu masih ada di hatinya.
Andrew yang selalu memberinya perhatian dengan caranya yang selalu bisa membuat Audrey semakin jatuh cinta padanya tak mudah Audrey lupakan begitu saja.
Bertahun-tahun Audrey berusaha melupakan perasaannya mengubur dalam-dalam semua kenangannya nyatanya hanya dengan kehadiran Andrew meski hanya sebentar mampu membuat Audrey kembali lagi terpuruk.
"kamu kenapa? Beberapa hari ini kamu terlihat murung" Frans menatap Audrey
"tidak ada apa-apa, mungkin aku terlalu capek..." ucap Audrey memaksakan senyumnya
"kamu yakin?"
"iya kak...banyak tugas juga laporan praktikum yang harus aku kerjakan jadi sering lembur sampai larut malam" kilah Audrey
"jangan terlalu lelah...mau aku bantu mengerjakan?"
"tidak perlu kak..." Audrey mengulas senyumannya.
"minggu depan orang tuaku datang ke sini, kamu mau kan aku kenalkan dengan mereka?"
Degg...
Audrey bingung, hatinya saja masih tak menentu kini ia harus bertemu dengan orang tua Frans. Jika ia menolak ia takut mengecewakan Frans, namun jika ia mengiyakan ia masih takut untuk bertemu dengan kedua orang tua Frans.
Ia yakin Frans tak main-main dengan hubungan mereka. Mengenalkannya pada orang tua Frans adalah sebuah bukti jika memang Frans ingin hubungan mereka lebih dari sekedar pacaran.
"bagaimana?"
"aku belum siap kak?" ucap Audrey lirih
"kenapa belum siap? Bukankah kita sudah beberapa bulan berpacaran? Itu waktu yang cukup untuk mengenalkanmu sebagai pacar kepada kedua orang tuaku"
Dulu sewaktu Audrey berpacaran dengan Andrew ia tak pernah takut bertemu dengan kedua orang tua Andrew. Sebelum berpacaran, Audrey sudah beberapa kali bertemu dengan orang tua Andrew, jadi tak ada rasa takut atau canggung lagi. Kedua orang tua Andrew sangat terbuka dan menerima Audrey.
Namun kali ini, Audrey benar-benar takut, ia belum siap untuk melangkah lebih jauh lagi. Setiap bersama Frans terkadang ia menjadi seperti orang lain, bukan dirinya sendiri. Ia seperti dipaksa untuk bersikap layaknya wanita dewasa.
"mau ya...aku serius dengan hubungan kita maka dari itu aku ingin mengenalkanmu pada kedua orang tuaku"
Audrey diam ia tak menanggapi ucapan Frans. Ia seperti terjebak, maju ia takut mundur pun tak bisa. Ia hanya bisa diam dan berharap semua yang Frans rencanakan akan batal.
.
Akhir pekan, Frans menjemput Audrey di kosnya saat jam makan siang. Audrey sebenarnya tak ingin pergi, tapi ia tak punya alasan untuk menolak, kosnya sepi teman-temannya semua memiliki acara sendiri-sendiri.
Frans membawa Audrey ke rumah yang ditempati dirinya dan adiknya, ini pertama kali ia ke rumah Frans yang ada di kota itu. Jantung Audrey berdegup kencang, rasanya ia ingin menghilang saja dan berharap semua tak terjadi.
"ayo masuk" Frans menggandeng tangan Audrey. Audrey mengangguk pasrah dan mengikuti langkah Frans masuk ke dalam.
"pa...ma...ada yang mau Frans kenalkan..." mendadak Frans memeluk pinggang Audrey. Audrey terkejut dengan apa yang dilakukan Frans, apalagi di depan orang tuanya.
"kenalkan ini Audrey, pacar Frans..." Frans melepaskan pelukannya. Dengan ragu Audrey mengulurkan tangannya pada mamanya Frans "Audrey tante..." kemudian ia mengulurkan tangannya pada papanya Frans "Audrey om..."
"sudah lama pacaran dengan Frans?" tanya mamanya Frans tegas
"belum tante...." jawab Audrey
"masih kuliah apa sudah bekerja?" tanya papanya Frans
"Audrey masih kuliah pa...dia satu kampus dengan Rosa, dia teman kuliah Rosa" ucap Frans
Papanya Frans hanya mengangguk-anggukkan kepalanya. Audrey gugup setengah mati. Ini kali kedua ia berhadapan dengan orang tua pacarnya, yang pertama dengan papa dan mamanya Andrew dan kini kedua orang tua Frans.
Orang tua Frans terlihat tak seramah dan sehangat orang tua Andrew. Mereka seperti membatasi diri, dan terkesan ingin dihormati.
"jadi kalian saling kenal karena Rosa?" ucap mamanya Frans
"Audrey malah tidak tahu jika Frans adalah kakak Rosa ma..." ucap Frans
"orang tua kamu masih lengkap?"
"masih om..." jawab Audrey yang merasa seperti diinterogasi
"kerja dimana?"
"bekerja di pemerintahan di kota M om..."
"hmm...." papanya Frans mengangguk-anggukkan kepalanya kembali
"ayo kita makan siang dulu..." ucap mamanya Frans
Audrey menatap Frans seolah-olah meminta agar Frans mengajaknya keluar saja. "Makan dulu...mama sudah masak banyak..." ucap Frans
Lemas rasanya ketika Frans mengatakan itu. Mau tak mau Audrey menuruti apa kata Frans. Audrey mengikuti Frans ke ruang makan, di sana mama dan papa Frans sudah duduk di meja makan.
"duduklah...tante tidak tahu apa yang kamu suka, Frans hanya mengatakan akan mengajak pacarnya ke rumah"
"iya tante...terima kasih" Audrey mencoba tenang
"sini aku ambilkan nasinya..." ucap Frans mengambil piring kemudian mengisinya dengan nasi kemudian mengambilkan lauk untuk Audrey. Kedua orang tua Frans hanya menatap sekilas dan mereka kembali makan seolah mereka tak peduli ada tamu di antara mereka.
Setelah menyelesaikan makannya Audrey membawa piring kotor ke dapur, Frans mengikutinya "kamu mau apa?"
"mau cuci piringlah..." ucap Audrey sambil membasahi piring-piring kotor
"biarkan saja..." ucap Frans mematikan kran
"tidak apa-apa kak...biar aku saja..." Audrey mengulas senyuman
"baiklah..." Frans berdiri bersandar di dinding dapur sambil memperhatikan Audrey yang sedang mencuci piringnya.
Ia melihat Audrey masih saja murung seperti beberapa hari yang lalu, padahal ia berharap mengajaknya bertemu kedua orang tuanya akan membuatnya kembali seperti biasanya.
.
.
B e r s a m b u n g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments