Setelah acara wisuda kelulusan Audrey, Frans menepati apa yang ia ucapkan. Sebelumnya saat wisuda ia sudah mengutarakan keinginannya, dan itu disambut baik oleh papanya Audrey.
Audrey tidak mengerti dengan papanya, kenapa papanya dengan mudah menyetujui apa maksud Frans. Dulu sewaktu dengan Andrew, papanya terang-terangan mengatakan ia tak suka dengannya. Audrey sendiri tak pernah tahu apa alasannya.
Andrew membawa kedua orang tua beserta seorang paman dari pihak ibunya datang ke rumah Audrey. Kedua orang tua Audrey senang menerima itikad baik Andrew.
Acara lamaran berjalan lancar, kedua belah pihak sepakat pernikahan Audrey dan Frans akan diadakan secepatnya. Hal itu membuat Audrey semakin bingung, apa yang membuat kedua orang tuanya menyetujui tanggal yang Frans minta.
"kak...kenapa buru-buru? Aku kira kita akan bertunangan dulu" ucap Audrey dengan rasa kecewanya
"untuka apa menunggu lebih lama lagi, bukankah kamu sudah menyetujui lamaranku tempo hari?"
"tapi aku masih ingin bekerja kak...dan jika kita sudah menikah nanti aku akan sulit untuk mencari pekerjaan"
"percayalah padaku, apa yang kamu takutkan tak akan terjadi, aku akan membantumu mencari pekerjaan" Frans meyakinkan Audrey
Audrey benar-benar tak tahu lagi harus bagaimana, semua terjadi di luar kehendaknya. Melawan pun pernikahan itu akan tetap terjadi, ia tak mungkin mempermalukan keluarganya.
Acara lamaran itu dihadiri beberapa tokoh masyarakat di sekitar rumahnya. Jika Audrey meminta papanya untuk menundanya sudah dipastikan bahwa papanya akan marah.
Seminggu berlalu, persiapan pernikahan mulai dilakukan. Meskipun awalnya terpaksa pada akhirnya Audrey menerimanya bahkan ia merasa bahagia akan segera menikah dengan orang yang ia cintai.
Namun perlahan semua sikap kedua orang tuanya Frans mulai terlihat aslinya. Kedua orang tua Frans mulai menekan kedua orang tua Audrey. Mereka meminta acara pernikahan digelar sesuai keinginan mereka.
Mulai dari tempat acara, menu makanan, acara, dan juga pakaian apa yang akan dipakai oleh Audrey dan Frans besok mereka ikut menentukan.
Papanya Audrey terlihat kecewa, karena kedua orang tua Frans terlalu ingin ikut campur dalam acara tersebut. Padahal mereka telah sepakat jika acara pernikahan adalah sepenuhnya tanggung jawab pihak Audrey.
"papa tidak menyangka, mereka terlihat baik dan sopan, sekarang tiba-tiba mereka menekan papa" ucap papa Audrey terlihat kecewa
"Audrey rasa mereka hanya ingin semua yang terbaik pa..."
"jadi kamu membela mereka?"
"bukan begitu pa...bukankah setiap orang tua ingin yang terbaik untuk anakknya?"
"terbaik...tapi buka begini caranya..."
"jika papa keberatan, lebih baik ditunda saja pa pernikahannya" ucap Audrey
"tidak bisa...tanggal pernikahan kamu sudah ditentukan, dan itu hari terbaik di tahun ini, dan jika tidak di tanggal itu menurut perhitungan hari baik baik baru akan ada satu setengah tahun lagi" ucap papanya Audrey
"bukankah semua hari itu baik pa...?"
"memang benar...tapi kita juga harus menghormati tetua di keluarga kita Drey...bukan tanpa alasan mereka membantu menentukan tanggal itu, jika kamu menikah di tanggal itu kehidupan kamu akan bahagia"
"pa...kita hidup di jaman modern.."
"justru karena di jaman modern Audrey, papa takut terjadi sesuatu denganmu, kamu anak gadis papa satu-satunya...sebenarnya papa berat melepas kamu menikah, namun ini pilihan terbaik, papa hanya ingin yang terbaik untuk kamu"
"terima kasih pa..." Audrey memeluk papanya "untuk kedua orang tua Frans, abaikan saja pa...cukup didengar saja"
"kamu benar...akan papa buktikan jika papa jauh lebih baik dari mereka, mereka kira karena mereka kaya bisa menginjak-injak papa"
Audrey mengurai pelukannya, ia dilema melihat papanya, mungkin ini yang dinamakan ujian sebelum hari pernikahan. Papanya sebenarnya berat melepas Audrey namun papanya lebih takut jika sesuatu yang buruk menimpa Audrey.
Ia melihat Frans sosok yang bertanggung jawab dan mampu meyakinkan dirinya jika Frans adalah orang yang pantas menjadi pendamping hidup Audrey.
Di mata papanya, Frans terlihat sebagai sosok yang baik, bertanggung jawab dan juga menyayangi anaknya. Ia tak melihat latar belakang Frans, yang ia lihat adalah pribadi Frans.
"jika papa merasa semua terlihat salah, Audrey tak apa jika papa membatalkan pernikahan ini"
"papa hanya ingin kamu bahagia Drey...dan kelak jika kamu sudah menikah, ikutlah kemanapun suamimu berada"
"iya pa...Audrey akan mengingat nasihat papa"
.
.
B e r s a m b u n g
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments