Bab 10

Tungkai kakinya menapak sedikit tergesa di aspal jalanan yang mulai basah, padahal tadi cuaca sangat cerah, seperkian detik berubah mendung kemudian rintik-rintik hujan mulai turun. ia terus berjalan mengabaikan bajunya yang mulai basah dan berat,

DUARRR...

kilat menggelegar di langit, ia mempercepat langkah kakinya menjadi setengah berlari. Sekarang ia berbelok ke sebuah tikungan di ujung jalan,mengikuti sosok setinggi 180 cm kearah sana.

"Sekala! berapa lama lagi kita berjalan? hujan semakin deras, apa tidak sebaiknya kita berhenti dulu?! " Teriaknya pada sosok yang tak juga berhenti meski sudah basah kuyup, kakinya sudah kelelahan mengikuti.

"Tidak, lea. Sebentar lagi kita sampai, mobilku ada disana, " Sahut Sekala dari depan.

Alea berhenti berlari, ia menatap Sekala dari tempatnya berdiri, agaknya pria itu belum menyadari kalau ia sudah tak mengikuti. Alea mengerjapkan beberapa kali matanya yang perih terkena derasnya hujan. Ia baru sadar telah berlari jauh dari apartemen Dylan, dimana sekarang? Alea tak mengenali lagi tatanan bangunan disekitarnya. Bangunan besar yang berjejer disepanjang jalan kelihatan seperti tempat usaha, lampu bangunan itu tidak ada yang menyala satupun, mungkin sudah terbengkalai atau mungkin memang jam kerja sudah berakhir dan semua pegawainya sudah pulang.

Sekala. Kenapa dia membawanya berlari sejauh ini, padahalkan kalau mobilnya memang ada disana kenapa dia tidak datang dengan mobil? Aneh. pikir Alea.

Menyadari ada yang tak beres Alea memutar tubuhnya dan berlari kencang kearah berlawanan dari Sekala.

"LEA! KENAPA KAMU BERLARI KESANA?! "

Teriakan menggelegar Sekala tak ia pedulikan, ia menambah kecepatan larinya. Ia dapat mendengar derap langkah yang menyusulnya dari belakang. Tubuh Alea yang sudah menggigil kedinginan tak bisa lagi diajak berkompromi. Ia berhenti, mengambil nafas sejenak.

Tak perlu berlari, kalau Pria itu berani kurang ajar Alea akan menghajarnya. Alea baru ingat kalau ia ahli taekwondo, kenapa harus takut. ia bisa menjatuhkan dalam sekali serangan.

"Kenapa putar balik? padahal tadi sebentar lagi kita sampai, " Kata Sekala, kentara sekali dia sedang menahan kesal.

"Aku tidak mengerti kenapa kita berlari sangat jauh, kala? "

"Aku kan sudah bilang mobilku ada disana, "

"Lantas kenapa kamu tidak datang pakai mobil ke apartemen? Kita tidak perlu berlarian ditengah hujan, " protes Alea.

Sekala mendekat, mengikis jarak diantara mereka. Tangannya merangkul lembut pinggang kecil Alea, ia berbisik di telinga gadis itu, "bukankah ini sangat romantis? kita berlarian di tengah hujan, hanya ada kita berdua, " Sekala menarik tubuh Alea sehingga menempel padanya, ia mendekap erat tubuh mungil Alea.

Alea melunak dan membalas pelukan Sekala. Nyaman. Sudah lama ia tak merasa senyaman ini.

"Dengar, kita harus pergi kesana, " Kata Sekala setelah mengurai pelukan mereka, tangannya menujuk kearah awal mereka berlari.

"Tapi, ada apa disana kala?" Tanya Alea sambil menggenggam tangan Sekala.

"Rahasia, "

" Ayo! "desak Sekala kemudian.

"ALEA! " Sebuah mobil berhenti tak begitu jauh dari tempat mereka berdiri, Dylan keluar dari mobil tersebut bersama Adnan. Sementara diana dan Abi menunggu di dalam mobil.

"Sial, " Umpat Sekala melepaskan genggaman tangan Alea dan berlari secepatnya. Dalam waktu singkat ia menghilang di sebuah belokan, tak lagi terlihat.

"KALA! HEI, TUNGGUIN AKU, " teriak Alea hendak menyusul tetapi Adnan memegang pergelangan tangannya.

"Apa yang kau pikirkan? kenapa bisa ada disini bersama orang asing? " Tanya Dylan penuh penekanan. Urat lehernya menonjol pertanda ia sedang marah.

"Dia bukan orang asing, " Dengus Alea mencoba menarik tangannya.

"kita kembali ke apartemen. Jangan membantah lagi. " Ucap Adnan.

Alea membiarkan Adnan membawanya masuk mobil, matanya masih menatap kearah menghilangnya Sekala. Padahal ia baru saja merasa sangat bahagia dipeluk oleh Sekala, namun ada saja pengganggu yang datang. Alea memang senang memiliki sahabat yang perhatian padanya, tetapi mereka seringkali bertindak berlebihan. Ia dibatasi, tak boleh dekat dengan beberapa pria yang menurut mereka tidak baik. Sehingga saat dekat dengan Sekala ia tak lagi memberitahu mereka bertiga.

*

Setelah sampai di apartemen Dylan melemparkan handuk pada alea memintanya untuk mengeringkan rambut. Alea menyambut dengan wajah cemberut, ia duduk di sofa disamping Diana.

"Jelaskan siapa pria yang bersamamu tadi?" Kata Abi, Dylan dan Adnan menatap intens seolah Alea baru saja melakukan sebuah kesalahan besar.

Diana mengangkat sudut bibirnya, ia tersenyum untuk pertama kalinya dalam enam bulan terakhir. betapa beruntungnya Alea memiliki sahabat yang peduli padanya. Hal itu mengingatkan Diana pada feby sehingga ia kembali memasang wajah datar, tak perlu lagi mengingat semua kepalsuan di masa lalu, sebab hanya akan menyakiti dan menambah luka. Diana menggelengkan kepala dan kembali menyimak, mengalihkan pikirannya dari bayang-bayang feby.

" Kalian kenapa sih selalu ikut campur? kita memang sahabat tapi siapapun pria yang dekat denganku itu bukan urusan kalian, "Dengus Alea tak suka.

"Lea! " Panggil Dylan penuh penekanan,

"Berhenti ikut campur urusanku. Aku tidak suka, kalian selalu membuatku tidak bisa memiliki kekasih. Apa hak kalian mengatur dengan siapa aku menjalin hubungan! " Bentak Alea sambil berdiri, "Aku pulang. " katanya lagi.

"Lea, " Adnan mencekal tangan Alea dan memintanya kembali duduk, menatap tepat di manik mata gadis itu, " Aku, Dylan dan Abi melakukan semua ini demi kebaikanmu. Kalau pria yang kamu bawa itu memang pria baik kami tidak pernah melarang, tapi, pria tadi sangat mencurigakan, "

"Untuk apa dia mengajakmu hujan-hujanan disana? di kawasan pabrik lagi, " lanjut Adnan,

Alea diam, ia menunduk padahal tadi sempat ingin kabur lantas hanya karena pelukan singkat dari sekala ia kembali luluh. padahal tadi rasionalitas nya sudah kembali, ia sadar betul ada yang tak beres.

"Dia siapa? " Kali ini abi bertanya dengan lembut, membiarkan Alea duduk diantara Diana dan Adnan.

Alea menghela nafas kemudian menghembuskan, ia berkata pelan, "Namanya Sekala. Aku berkenalan dengannya satu minggu lalu saat keluar kota, dia baik kok, " Alea menjeda ucapannya, dalam hati bertanya-tanya benarkah Sekala baik?

"Kenapa tadi dia kabur? " tanya Dylan,

"Itu-eum, mungkin dia takut, " jawab Alea ragu.

"Kamu ada fotonya? " Tanya Diana tiba-tiba. Hujan memang turun sangat deras tadi dan Diana yang menunggu dari dalam mobil tidak bisa dengan jelas melihat pria yang bersama Alea, namun, perawakan pria itu terlihat akrab. Diana yakin ia mengenal pria itu, sayang sekali ia tidak bisa melihat wajahnya.

Alea menggeleng.

"Kenapa, na? kamu tahu sesuatu? " Tanya Adnan,

"Entahlah. Aku hanya merasa pernah bertemu dengan pria itu, "

"mungkin cuma mirip, lagipula banyak kan orang yang memiliki postur tubuh sama dengan orang lain, " ucap Alea.

"Ya..mungkin, " Kata Dian kemudian melirik pada Adnan, "Sebaiknya kita pulang, nan, sudah malam."

"menginap saja disini, besok kan hari minggu. " Kata Abi

"iya, diana, di apartemen ini ada dua kamar kok. Aku biasanya tidur disana kalau malas pulang kerumah, "Ucap Alea,

"Bagaimana, na? hujan sangat deras, agak susah menyetir sekarang, " kata Adnan.

Diana mengangguk singkat. Sementara para pria kembali berkumpul di ruang pribadi Dylan, Diana dan Alea masuk ke kamar mereka untuk beristirahat.

Selagi Alea membersihkan diri dikamar mandi, Diana duduk diatas ranjang. Ia mengeluarkan gelang yang tadi ia pungut didekat pot bunga, tangannya mengusap pelan ukiran kepala ular dengan mulut menganga itu. Ukiran gelang tersebut sama persis dengan simbol-simbol yang ada di lab buana dan mansion. Ia jadi penasaran siapa pemilik gelang tersebut, entah ukiran itu hanya kebetulan semata atau mungkin pemiliknya ada hubungannya dengan aliran sesat itu.

"Gelangnya mirip dengan punya Sekala, " Celetuk Alea yang baru saja keluar dari kamar mandi, kebetulan sekali dia melihat gelang yang dipegang diana.

"Dia punya gelang seperti ini? " Diana memastikan,

"Iya, beli dimana sih? aku juga mau beli, " Kata Alea, ia langsung begelung didalam selimut-mungkin kedinginan karena hujan-hujanan tadi.

Sekala? Siapa pria itu? Jangan-jangan dia memang ada hubungan dengan lab buana.

***

Terpopuler

Comments

me??

me??

apakah pria itu bian🤔

2024-02-07

1

Kiki Rizkia Apriliani

Kiki Rizkia Apriliani

target erlangga kah skala itu

2024-01-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!