Bab 9

Setelah kondisi diana pulih seperti sediakala, ia menjadi lebih berhati-hati. Tidak lagi tergesa-gesa seperti sebelumnya, untuk tetap bisa melanjutkan misinya diana harus berdebat panjang lebar dengan ayahnya. Sebab, beliau tidak lagi membiarkan diana tinggal di kota A. Namun, bukan diana namanya jika tak bisa melunakkan hati seseorang, pada akhirnya kedua orang tuanya mengizinkan untuk tinggal selama dua bulan. Setelah dua bulan apapun alasannya diana harus kembali kerumah, tak apa, dua bulan sudah cukup untuk mencari tahu banyak hal.

Diana juga akhirnya menerima saran Adnan untuk meminta bantuan tiga orang sahabatnya, meski masih ragu Diana memutuskan untuk bekerja sama. Diana hanya akan memberi tahu beberapa saja, ia tidak akan langsung memberitahu semua nya langsung. Ia masih harus terus waspada dengan setiap orang, tak ingin mengulang lagi kesalahan yang sama.

Diana mengikuti Adnan ke sebuah apartemen cukup mewah, katanya Dylan tinggal disana. Ia hanya mengikuti saja sambil memperhatikan sekelilingnya, kebiasaan itu datang begitu saja. Entah karena terlalu waspada atau ulah perasan tak nyaman yang selalu membuatnya selalu merasa berada dalam bahaya.

Adnan membuka pintu apartemen 112 setelah terlebih dahulu memasukkan kombinasi angka sebagai password, Dylan memang memberikan password apartemennya pada Adnan, Alea dan Abi, mereka memang sedekat itu.

"Ayo, na! " Ajak Adnan,

Diana mengangguk lantas mengikuti Adnan masuk. Untuk ukuran tempat tinggal pria, Dylan cukup rapi dan bersih. Tak ada sampah yang berserakan di lantai, tak ada baju yang tergeletak dimana-mana. Ia mengikuti Adnan kedalam ruangan pribadi Dylan, katanya.

Diana membuka mulutnya takjub melihat perangkat komputer disana dan berbagai macam teknologi lain yang tidak terlalu Diana mengerti. Disana sudah ada Abi dan Alea yang sedang sibuk makan sambil sesekali saling menjahili, berakhir dengan Alea yang mengomel.

"Sudah ku bilang, aku tidak suka saus tomat! kenapa kau meletakkan saus menjijikkan itu diatas ayamku, " Kata Alea sambil melemparkan potongan ayam chicken yang sudah di penuhi saus tomat.

"Ini enak lho, Al, " Kata Abi menangkap ayam chicken yang dilemparkan oleh Alea, ia langsung melahapnya tanpa peduli dengan Alea yang terus saja mengomel.

"Aku membencimu! " Bentak Alea, ia beranjak dari duduknya dan hendak pergi keluar menemui Dylan yang sedang memasak sesuatu di dapur. Dylan selalu membelanya, dia seringkali berperan sebagai kakak laki-laki mereka.

"Adnan, Diana, kalian sudah datang?" Alea tersenyum lebar, tak jadi keluar, ia malah menuntun keduanya untuk duduk bergabung dengan Abi. Nampaknya gadis itu sudah langsung melupakan kekesalannya pada Abi.

"Dylan mana? " tanya Adnan setelah duduk disebelah Abi.

"biasa lagi masak, " jawab Abi dengan mulut penuh,

"Habiskan dulu makananmu, huh..dia jorok sekali, " Dengus Alea,

Abi menggidikkan bahu, tak peduli sama sekali, "Hai, diana. ini untukmu, " dia menyodorkan satu paha ayam ketangan diana.

"Terimakasih, " Diana sebenarnya sedang tidak selera makan, namun ia merasa tak enak kalau menolak.

Adnan juga ikut makan ayam chicken yang dibawa Abi, rasanya sangat enak, salah satu menu favorit di Rchicken.

Tak lama kemudian Dylan juga ikut bergabung, sambil membawa nampan berisi lima porsi Oyakodon, yaitu salah satu makanan Jepang. Dylan sangat menyukai negeri matahari terbit tersebut, ia juga memiliki buku resep makanan Jepang.

"Jadi, Adnan apa yang perlu kami bantu? " Dylan mengajukan pertanyaan sambil mereka makan.

"Na, " Adnan sedikit menyenggol Diana, meminta dia saja yang mengatakan.

"Aku sedang menyelidiki lab buana, bisakah kamu membantuku mencari informasi tentang margareth buana? " tanya Diana, Ia menyendokkan satu suap oyakodon, enak. Selain pintar di bidang teknologi, dia juga pintar memasak. Diana yang tadi tak selera, melahap makanan dengan hikmat.

"Tentu, " Dylan langsung setuju tanpa berpikir panjang.

"Aku memerlukan semua informasi tentangnya, dari sebelum dia menikah sampai melahirkan anaknya, "

"Tapi, na, kamu kenapa sangat ingin tahu tentang bu margareth? " Tanya Alea, yaa..meskipun sosialita itu sering terdengar namanya dan kerap kali melakukan kebaikan tapi tidak terlalu penting juga mengetahui kehidupan pribadinya.

" Oh, iya, aku sungguh penasaran apa yang kalian lakukan di dekat lab buana? sampai kecelakaan parah? "

"Aku tidak tahu harus menjelaskan darimana. kamu pasti sudah dengar apa yang terjadi disana dan yaa.. aku salah satu korbannya, " Diana menjeda ucapannya sejenak untuk minum air,

"Aku akan coba cari informasinya sekarang, " kata Dylana yang sudah selesai makan. Ia segera berpindah duduk kedepan komputer,

"lanjut, na. Abaikan saja dia, " kata Alea yang masih penasaran,

"Masih ada orang-orang kelompok itu yang lolos dan tidak dipenjarakan sama sekali. Aku ingin mereka mendekam di penjara," Kata diana mengepalkan tangan sampai buku-buku jarinya memerah.

"Siapa? " tanya Abi dan Alea berbarengan,

" aku sedang mencari tahu, "

"Yaelah, diana... aku sungguh penasaran diana. ayo katakan! " Alea menggoyangkan lengan Diana, meminta untuk langsung memberitahunya.

"Al, beresin sekarang bekas makannya! " Kata Dylan menginterupsi pembicaraan mereka.

"Iyaa... " Alea lantas mengumpulkan piring bekas makan dan beberapa sampai plastik yang berserakan di lantai.

"Aku bantu, " Diana mengambil alih piring dari tangan Alea.

"Engga usah, na. ini tugasku, "

"Tak apa, " Diana mendahului Alea berjalan keluar, saat berjalan ke dapur tak sengaja matanya menatap jam dinding, pukul 20.05. Diana berhenti sejenak, tempatnya berdiri seolah berputar, ingatanya kembali pada perjumpaannya dengan Lorena di dapur asrama. Saat itu ia belum tahu kalau lorena sudah meninggal, ia melihat lorena memasak di dapur saat jam menunjukkan pukul setengah lima. Sampai sekarang ia masih penasaran dengan jam setengah lima, ada apa dengannya? apa yang terjadi saat itu?

lorena?

Saat ritual ketiga gagal tubuh lorena yang sudah lama di tempati oleh iblis itu terjatuh, tapi, kemanakah tubuhnya sekarang? apa dibawa polisi dan dikembalikan ke keluarganya?

"Diana, kok malah bengong? " tegur Alea saat baru sampai di dapur, dia tadi pergi membuang sampah keluar makanya agak lama.

"Eum.. enggak, duluan aja. Aku cuci dulu, " Diana membawa piring ke wastafel dan mulai mencucinya

"Kamu kenapa?, "Tanya Alea memperhatikan wajah diana dari samping.

"Aku ngga apa-apa, "

"Kamu seperti orang linglung. Setahuku itu bukan kondisi seseorang yang sedang baik-baik saja, "

Diana diam. ia mempercepat cuciannya,

ting.... tong....

Bel berbunyi, ada seseorang yang datang.

"Aku cek dulu, mungkin kenalan Dylan, " Kata Alea, kemudian pergi meninggalkan diana yang sudah hampir selesai mencuci piring.

lima menit.

sepuluh menit.

lima belas menit,

Alea masih belum kembali, ah, mungkin memang tamu Dylan dan Alea membawanya menemui pria itu. Diana beranjak dari duduknya, ia kembali ke ruang yang tadi.

"Lho, Alea ngga ada disini? " Tanya Diana,

"bukannya dia ke dapur sama kamu? " Adnan balik bertanya,

"iya, na, aneh kamu. lagian nyuci piring kok lama banget, ngapain aja berdua di dapur? nyabu ya? " Kata Abi asal yang langsung mendapat geplakan dari Adnan.

sial.

Siapa yang datang? kenapa Alea belum kembali?

Diana segera keluar untuk melihat, khawatir terjadi sesuatu yang buruk pada Alea. Sungguh, Diana tak ingin merugikan siapapun lagi, ia baru berkenalan dengan gadis itu jangan sampai karenanya Alea menjadi korban orang-orang itu.

"DIANA MAU KEMANA? " Tanya Abi berteriak, lantas menyusul diana keluar.

Pintu tertutup rapat, itu artinya Alea pergi keluar. Diana semakin cemas, ia membuka pintu dan mencari Alea disekitar.

Tak ada siapapun diluar. Diana jongkok di dekat pot bunga, ia mengambil gelang yang tergeletak disana. Gelang berlian yang sangat indah, pikir diana. Dahi diana mengerut mendapati ukiran tak biasa pada gelang itu.

"Ada apa, na?" tanya Abi dari belakang,

"Aku sedang mencari Alea. Dia belum kembali," jawab Diana seraya menyimpan gelang tersebut kedalam saku.

"Tidak perlu mengkhawatirkan dia, na. Alea sabuk hitam taekwondo, " kata Abi seraya mengajak Diana masuk kembali.

"kamu masuk aja dulu, aku mau ke minimarket sebentar, " Diana tadi melihat sebuah minimarket tak jauh dari sini, ia beralasan pergi kesana padahal hanya ingin mencari Alea.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!