Bang Rayzan tak tega melihat Ranti yang tengah terbaring tanpa daya di kamar rawat. Saat proses penanganan bayinya tadi, Ranti terus mengigau dan berteriak ketakutan.
"Jangan.. tolong..!!" Ranti terus meronta-ronta ketakutan.
"Papa pun baru tau kalau Ranti di per**sa. Dia terus diam, bahkan juga tidak berani mengatakannya pada Arok." Kata Papa Pongge. "Sekarang kita sama-sama tau keadaannya. Kamu boleh melepaskan Ranti..!!"
sreeeekk..
"Tentu saja, cucuku tidak akan menikah dengan perempuan begajulan. Sekarang kalau memang Ranti di nodai, kenapa dia tidak lapor pihak yang berwajib.. itu sama saja dengan menjebak kami. Atau mungkin jika anak haram itu lahir.. anak itu akan mewarisi harta Rayzan." Oceh Oma Kemala setelah merebut surat pembatalan nikah Bang Rayzan dan Ranti. Beliau menyambar pena untuk segera menangani tanganinya namun Bang Rayzan ganti merebutnya.
"Saya tidak akan menceraikan Ranti..!!" Ucap tegas Bang Rayzan di hadapan semua orang.
"Kamu jangan gila Rayzan. Hartamu bisa di kuasai Ranti, biar Oma saja yang menjaga semua hartamu..!!" Kata Oma Kemala.
"Kalau Ranti mengandung anakku, jelas anakku akan mewarisi segala yang aku punya. Dimana salah ku, Oma???"
"Tidak ada yang salah." Jawab Papa Aves.
Oma Kemala terlihat tidak senang melihat Papa Aves dan Mama Venessa datang untuk menjenguk menantu mereka.
"Kamu.. anak durhaka." Oma Kemala memalingkan wajahnya melihat Papa Aves langsung menyalami Papa Pongge.
Papa Pongge yang sejak dulu sudah paham keadaannya sudah berusaha memaklumi. Jika saja tidak ada peristiwa fatal ini mungkin dirinya tidak akan pernah mau menerima seorang Rayzan Al-Fath tapi takdir berkata lain hingga dirinya menjadi satu dengan keluar Aves Lonan.
"Ibu.. tolong jangan buat perkara atau aku akan kembalikan ibu ke Jakarta..!!" Ancam Papa Aves.
"Apakah mengancam ibu adalah salah satu keahlian mu?? Apa kamu tidak mau merawat ibu yang tua renta?" Sindir Oma Kemala.
"Manusia semakin tua seharusnya memikirkan ibadah pada Tuhan, bukannya semakin menjadi. Tidak pahamkah ibu jika Tuhan masih memberikan ibu umur panjang agar ibu bisa bertaubat..!!"
Kening Bang Rayzan berkerut bingung. Sungguh dirinya tidak paham arah pembicaraan sang Papa. "Ada apa Pa?"
:
"Itulah yang sebenarnya. Kamu terlampau sulit di ajak bicara. Papa Braga, Papa Pongge semua adalah saksi mata bagaimana cerita tentang almarhumah Mama Indira. Tolong kamu jangan gegabah lagi, alangkah lebih baik kalau kamu mencari informasi tentang hal yang lalu..!!" Saran Papa Aves.
"Kalau memang begitu keadaannya, kenapa Papa tidak berusaha menjadi penengah??? Papa sudah pernah terhasut sampai Mama tiada, kenapa papa biarkan aku ikut terhasut. Bertahun-tahun aku perang dingin dengan Arok, aku sampai menyakiti Ranti, menyakiti Mama Beeya, hampir membunuh Arok. Berapa banyak lagi yang akan menjadi korban Oma?? Kalau Papa bilang Oma sakit, seharusnya Papa relakan Oma di rawat di rumah sakit jiwa..!!!" Ucap Bang Rayzan penuh rasa emosi.
"Sekarang kamu paham kelemahan Papa. Papa harap kamu tidak mengikuti jejak keburukan Papa. Ingat adik-adikmu setiap kamu akan mengambil tindakan..!!" Pesan Papa Aves.
Bang Rayzan melihat Ranti yang masih belum sadar juga. Ia menarik nafas dalam-dalam. "Aku tidak akan bercerai dengan Ranti dan aku akan memperbaiki segala keadaan. Tolong jangan ada yang ikut campur dengan keputusanku..!!"
//
dooorr..
"Bang Arookk..!!!!" Bang Ello menahan tubuh Bang Arok kemudian menembaki musuh di hadapannya.
"Kenapa kamu tidak fokus, Ello?????" Tegur Bang Arok. Ia menekan kuat dadanya yang kini tertembus peluru panas dari musuh. Darah semakin deras mengalir dari balik bajunya.
"Siap salah Bang, saya lalai..!!"
"Kamu tangani bagian samping..!!" Perintah Bang Arok sambil mengokang senjata nya. Rasanya nyaris tidak sanggup lagi berdiri, pandangannya kian kabur, matanya sudah berkunang-kunang tak karuan. "Cepat maju, Ello..!! Saya tangani bagian sini..!!" Ucapnya lirih.
Dari tempatnya, Bang Arok bisa melihat ada seseorang di balik pepohonan sedang mengintainya. Langkahnya pelan dan penuh perhitungan. Ia menggigit sangkur di bibirnya lalu mengokang pelan senjatanya. Isi pelurunya hanya tinggal satu-satunya dan sebutir granat.
Di saat yang sama, keduanya saling pandang dan refleks menodongkan senjata.
dooorr..
Bang Ello menoleh namun dirinya sendiri sedang menangani musuh.
"Show time..!!!" Senyum Bang Arok tersungging tipis.
Musuh pun mengeluarkan pisau dari belik sakunya. Duel pun terjadi, Bang Arok terlibat baku hantam dengan perusuh tersebut.
jleeebbb...
~
booommm...
"Abaaaaangg....!!!!!"
Semua musuh telah rata dengan tanah meskipun ada beberapa orang yang kabur.
byuuurr..
"Cari Letnan Shaga sekarang..!!!!"
//
"Alhamdulillah.. kita punya cucu Yah." Mama Beeya begitu gembira mendengarnya namun semua berbanding terbalik dengan reaksi Bang Probo yang terduduk lemas usai menerima panggilan telepon.
"Ada apa Probo?" Tanya Ayah Dallas.
Bang Probo menoleh. Matanya memerah penuh kesedihan.
"Bang Arok........"
"Kenapa Arok????" Ayah Dallas begitu cemas melihat raut wajah putra keduanya.
"Bang Arok gugur yah." Jawab Bang Probo.
"Apa maksudnya???? Suamiku dimana??" pekik Annya..
Mama Beeya terduduk lemas tanpa kata. Ayah Dallas segera menghampiri sang istri.
"Probo.. Tenangkan Annya."
"Ada apa?? Jelaskan dulu sama Annya..!!" Jerit Annya meronta di ruang USG seorang dokter kandungan.
"Annya.. Tenang dulu..!!"
"Ada apa Bang??" Tangis Annya semakin menjadi, nafasnya sudah sesenggukan.
"Suamimu masuk dalam team kedua, penyelamatan anggota yang di tahan kelompok perusuh di bagian timur. Beliau gugur dalam medan tugas."
"Nggak.. Nggak mungkin. Abaaaaaang..!!!!!" Annya begitu syok, nafasnya tersengal, ia pun ambruk menimpa Bang Probo.
cckkllkk..
Seorang gadis membuka pintu ruang USG. Gadis itu tak kalah syok dengan apa yang di lihatnya. Bang Probo memeluk wanita lain di ruang USG tersebut.
"Jadi ini alasan memintaku kesini?? Hanya untuk melihat kehamilan wanita lain???"
"Dek, jangan salah paham..!! Ini bukan seperti yang kamu kira..!!" kata Bang Probo.
"Lalu apa?? Katanya Abang ingin memperjuangkan hubungan kita. Sekarang apa kenyataannya." gadis itu berlari menjauh dari ruang tersebut.
"Allahu Akbar.. Deeekk..!!" Bang Probo bingung sendiri dengan keadaannya. "Aaarrhh.." Ia mengacak rambutnya, hatinya berantakan tidak tega melihat dua wanita sama-sama sedang terluka. "Piye iki??? Astaghfirullah..!!" Bang Probo mengusap dadanya berusaha untuk tenang. Ia ingin melepaskan genggaman tangan Annya tapi cengkeraman nya begitu kuat.
'Jangan marah ya dek, kamu harus percaya sama Abang. Semua ini bukan karena Abang sengaja.'
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
fent
tidakkkkk
2024-01-26
0
fent
knp ini nenek peyot ini gak metong aja sih
2024-01-26
0
🍀 chichi illa 🍒
tegang aku baca nya
2024-01-25
0