Bang Arok kembali dari dapur dengan membawa sirup. Dengan sabar ia menuang obat ke dalam sirup agar Annya bisa menelan obat meskipun harus melawan 'hukum' yang sesungguhnya.
"Ayo cepat di minum obatnya dek..!!" Bujuk Bang Arok tapi Annya masih teguh pada pendiriannya.
"Pahiiit.."
"Yang manis dari bibir saya, mau???" Kata Bang Arok.
"Apa sih Om." Annya memalingkan wajahnya. Agaknya ia masih memiliki rasa malu saat Bang Arok menggoda nya.
"Buka mulut..!!!!!!"
Melihat tatapan mata penuh ancaman. Annya pun mulai resah tapi di ujung tenggorokannya sudah kembali penuh tercekat dan ingin mengeluarkan lagi seluruh isinya.
"Tahan..!! Jangan di kendalikan rasa mual..!!!!!" Kata Bang Arok.
Mau tidak mau Annya menahannya. Bang Arok berdiri dan menyandarkan Annya pada pinggangnya kemudian mengusap punggung nya hingga obat tersebut benar-benar terteguk masuk ke dalam tenggorokannya.
"Cepat minum..!!" Bang Arok menyodorkan segelas air minum dan akhirnya drama minum obat pun usai dengan sempurna. "Alhamdulillah..!!"
"Jangan minta Annya minum obat lagi, Annya nggak suka." Gerutu kesal Annya.
"Nanti saya siapkah sirih pinang. Kamu kunyah saja." Kata Bang Arok dan langsung mendapatkan lirikan tajam dari Bang Arok.
-_-_-_-_-
Bang Arok melihat tumpukan berkas pengajuan nikahnya satu persatu. Begitu banyak hal yang harus di persiapkan.
Terbayang wajah Ranti namun kini semua pupus sia-sia. Jika saja Ranti tidak mengandung benih Ray, mungkin dirinya bisa mempertimbangkan dan mempertahankan hubungannya dengan mantan kekasih nya. Bukannya tidak menerima Ranti apa adanya tapi dirinya berhak memilih wanita yang pantas menjadi ibu dari anak-anaknya nanti.
"Wak.. lu beneran mau nikah?" Tanya Bang Juber yang langsung menerobos masuk ke dalam ruangan sahabatnya.
"Iya.."
"Tapi disini bukan nama Ranti. Namanya Riang Ayu Hanatilar. Ini Annya kan?? Bukannya ini calonnya Ray?" Selidik Bang Juber sambil mengoreksi berkas pengajuan nikah milik Bang Arok.
"Nggak, Annya istriku." Jawab tegas Bang Arok.
"Eehh Arok, jangan menikung sahabat sendiri ya. Sudah dua tahun ini Lu ribut melulu sama Ray, kalian itu saudara." Kata Bang Juber mengingatkan.
Tak lama Annya masuk ke dalam ruangan karena hari ini Bang Elchas memintanya langsung menghadap di Batalyon guna menemui 'pejabat' Batalyon meskipun berkas belum seluruhnya lengkap. Terkadang menggunakan nama besar keluarga memang sedikit menguntungkan meskipun tidak baik dan tidak benar. Namun keadaan yang memaksa mereka melakukan semua ini.
"Annya, kamu benar-benar menikah dengan Arok??" Selidik Bang Juber yang masih tidak percaya.
Belum sempat Annya menjawab, Bang Ray ikut menerobos masuk ke dalam ruangan Bang Arok.
"Annya, Abang mau bicara sebentar dek." Pinta Bang Ray.
"Tidak ada lagi yang harus di bicarakan Bang." Annya berjalan ke samping meja kerja Bang Arok kemudian berdiri di samping pria yang sudah menjadi suaminya itu.
Paham sang istri butuh perlindungan, Bang Arok menarik Annya agar duduk di kursinya dan ia pun berdiri lalu mengarahkan Bang Juber dan Bang Ray agar duduk di sofa.
"Kita bicara disana..!!" Ajak Bang Arok menahan diri. Sungguh ia tidak ingin Annya melihat emosinya yang terkadang meledak di luar kendali.
~
"Aku minta maaf, aku ingin Annya kembali padaku. Pernikahan kalian tidak sah." Kata Bang Ray.
"Tidak sah darimana? Papa Braga menikahkan aku secara langsung. Bang Elchas juga tau aku menikahi adiknya." Jawab Bang Arok masih dalam mode tenang.
"Aku sangat mencintai Annya melebihi apapun."
"Kalau kamu memang sangat mencintai Annya, kamu tidak akan sanggup membuka paha wanita lain dan menuntaskan hasratt bejatt mu di rahim nya." Jelas Bang Arok sakit untuk mengatakannya namun perkara ini harus segera usai.
"Kamu tidak usah munafik Ar, aku pun tau bagaimana kelakuanmu di luar sana. Sebagai laki-laki normal, tidak mungkin kamu tidak melewatkan malam bersama Ranti."
Bang Arok tersenyum penuh arti, ia menyentil rokok dan mematahkan abu di atas asbak.
"Ada apa?? Puaskah kamu menjebak ku?? Aku hanya memungut bekasmu saja..!!" Bang Ray mulai tidak sabar dengan arah pembicaraan mereka.
"Karena aku normal, aku masih punya pikiran untuk tidak sembarang mengg*g*hi perempuan." Jawab Bang Arok.
Bang Ray kesal mendengar jawaban Bang Arok. Ia berdiri di hadapan pria yang sebenarnya adalah sepupunya sendiri. "Aku tidak akan menyerah sebelum mendapatkan Annya."
Bang Arok pun mempersilahkan Bang Ray untuk keluar dari ruangannya. Disana Annya menangis dan menelungkupkan wajah pada meja kerja Bang Arok.
"Annya nggak mau ketemu Bang Ray lagi." Annya sesenggukan dan terdengar begitu sedih.
Sebenarnya hati Bang Arok juga sedih namun sesuai dengan sifatnya, ia tidak ingin membuka perasaannya di hadapan semua orang.
"Lebih baik kalian selesaikan semuanya. Aku pamit dulu..!!" Bang Juber pun undur diri dari ruangan. Bang Arok mengangguk mengijinkan.
Suara tangis Annya semakin kencang, Bang Arok yang sedang menata perasaan jelas jadi tidak bisa berpikir jernih.
"Diamlah sebentar. Kepala saya pusing mikir ini itu." Tegur Bang Arok.
"Annya mau hamil. Masa Mbak Ranti hamil, Annya nggak." Kata Annya.
"Hamil bukan lomba." Jawab Bang Arok meskipun sebenarnya hatinya lumayan kaget mendengarnya.
"Memangnya Om nggak bisa buat Annya hamil?" Tanya Annya.
"Kamu tanya apa meledek??"
"Bisa atau tidak???" Kaki Annya sudah menendang kesana kemari. Setengah mati dirinya jengkel memikirkan Bang Ray.
"Nggak usah macam-macam Annya. Kuliah dulu yang benar..!!" Kata Bang Arok.
"Atau jangan-jangan............"
"Jangan-jangan apa?? Kamu yang jangan mancing saya. Kalau kamu sampai hamil, kuliahmu bisa berantakan." Jawab Bang Arok.
Wajah Annya kemudian melirik dengan cemberut. "Aahh.. bilang saja Om Arok nggak bisa buat Annya hamil."
"Iki.. yo iki wong wedhok. Di tenani salah, nggak di tenani nggudo wae." Gerutu Bang Arok. "Kamu pulang aja dek. Nanti di antar Makruf. Kita menghadapnya besok saja. Kepala saya sakit sekali."
"Nggak mau.. pokoknya Annya mau hamil."
"Ya Allah Gustiiiii.. kamu kira buat anak itu seperti ngaduk jenang??" Bang Arok menggeleng masih menyisakan 0,001% kesabaran.
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Tiffany_Afnan
ya Allah... kyo mbahkku.. abang kabeh gilooo.. 🤣🤣🤣🤣
2024-11-12
0
Annya kenapa sih 😭😅
2024-03-06
0
🍀 chichi illa 🍒
lanjuuut
2024-01-24
0