10. Geregetan.

Bang Arok berlalu kemudian menyulut rokoknya dan mulai memeriksa keadaan rumah dinasnya.

Annya pun ikut memeriksa keadaan rumah barunya.

Tak lama berselang terdengar suara keributan dari rumah sebelah. Suara perdebatan antara Ranti dan Bang Rayzan.

Annya berlari kecil dan mendekati Bang Arok. "Oom.. sepertinya Bang Ray dan Mbak Ranti bertengkar deh."

"Lalu kenapa? Itu urusan mereka. Kamu tidak boleh ikut campur." Kata Bang Arok sambil mengetuk kusen bakal rumah dinasnya. Ia tidak ingin ada bagian yang rusak parah hingga Annya tidak nyaman tinggal disana.

"Bagaimana kalau kita lerai saja."

"Tidak usah menjadi wasit dan pahlawan dalam rumah tangga orang lain. Apa saat ini rumah tanggamu sudah benar????" Tegur Bang Arok.

"Iiihh.. bisa ya ada manusia sekaku ini??? Lama-lama Annya bosan sama Om."

"Kamu itu salah dan saya berhak untuk menegurmu apalagi ada hal yang tidak patut untuk di lakukan. Hal seperti ini tidak masuk dalam kurikulum tapi kamu wajib memahami nya..!!!"

Bang Arok berjalan ke arah belakang rumah dan saat itu Annya menarik senyum tipis di wajahnya. Kakinya melangkah ke arah kamar lalu ia pun duduk di ranjang. Untuk sejenak ia menarik nafasnya kemudian sedikit menghapus air matanya yang menggenang dan kembali tersenyum tipis.

"Deekk.. coba kesini sebentar..!!" Teriak Bang Arok dari arah dapur.

"Ii_iya Om." Annya segera berdiri kemudian menghampiri Bang Arok.

~

"Kenapa rumah ini harus bersebelahan dengan Bang Ray, Annya tidak suka."

"Kamu maunya bagaimana dek?" Tanya Bang Arok. Sebenarnya dirinya sedikit ingin menguji mental dan emosi sang istri karena untuk saat ini tidak mungkin dirinya bertanya secara langsung.

"Apa tidak bisa rumah ini di pagar?"

"Alasannya???" Bang Arok menghisap rokoknya dalam-dalam lalu membuang asapnya namun arah angin membuat asap tersebut berlari ke arah wajah Annya dan Bang Arok segera mengibaskan dan menarik lengan Annya agar berpindah posisi di belakang punggungnya.

"Annya tidak mau bertemu wajah dengan Bang Ray." Jawab Annya.

"Kita bertetangga, saya satu Batalyon sama Ray, tidak mungkin kalau tidak bertemu. Latihan untuk tidak peduli dengan orang lain. Saya yang mencari nafkah untuk keluarga kita, tidak usah pedulikan dia yang tidak ada sumbangsih nya untuk kita." Kata Bang Arok.

"Setidaknya buat Annya tenang, Om..!!"

Mendengar jawaban Annya, tidak mungkin seorang Arok diam saja. Ia tau sang istri pun butuh kenyamanan. Tak ada basa basi, Bang Arok mengambil ponselnya.

"Tolong buatkan saya pagar..!! Tidak permanen juga tidak apa, yang penting ada pagar..!!" Perintah Bang Arok.

~

Annya masih melihat keadaan rumah dinasnya namun saat itu tak di sangka Ranti masuk dan langsung memeluk Bang Arok.

Bang Arok yang kaget sampai refleks mengangkat kedua tangan tapi segera melepas pelukan Ranti.

"Ada apa Ranti??" Tanya Bang Arok.

"Aku tidak bahagia menikah dengan Bang Ray. Dia selalu marah padaku." Jawab Ranti.

"Dek..!!!"

Annya yang tadinya hanya terpaku saja menjadi kaget saat Bang Arok menegurnya. Ia segera menghampiri Bang Arok dan Ranti.

"Temani Ranti, saya mau ke warung..!!" Pinta Bang Arok.

"Annya saja."

"Kamu disini..!!" Mata Bang Arok menatap Annya dengan tatapan tajam. "Saya tidak lama."

:

Sampai beberapa waktu lamanya Annya tidak tau harus berbuat apa. Ranti hanya menangis, saat Annya mendekatinya Ranti pun tidak mau.

Pintu terbuka, Bang Arok datang membawa dua botol air mineral. Ia segera membuka tutup botolnya dan mengangsurkan untuk Annya.

"Minum dek..!!" Kata Bang Arok dan Annya segera meneguknya. "Buka untuk Ranti..!!" Imbuhnya kemudian Bang Arok meneguk air mineral dari botol yang barusan Annya minum.

Annya hanya ternganga tapi segera membuka tutup botol untuk Ranti. "Di minum Mbak..!!"

"Katakan ada apa?" Baru Bang Arok menyapa Ranti saat Ranti sudah minum.

"Sejak kejadian itu Bang Ray berubah dan kasar padaku. Aku menyesal Bang, bisakah kita bersama lagi?"

"Ngomong apa kamu? Di sini ada istri saya."

"Andaikan tidak ada istri Abang pasti Abang akan kembali padaku bukan??" Kata Ranti.

Bang Arok menarik nafas panjang lalu duduk di samping Annya. "Ada atau tidak ada Annya disini jawaban saya tetap sama, saya pria beristri. Kagum dengan wanita lain boleh tapi hati saya tidak bisa bercabang."

"Aku tidak nyaman dengan Bang Ray."

"Apa hal ini jadi persoalan saya?? Ini jalan yang sudah kamu pilih. Saya kerja keras siang malam demi menghalalkan kamu. Waktu saya memang tidak banyak untukmu tapi saya berusaha untuk segera mengganti waktu yang hilang saat kita sudah halal nanti...... Sudahlah, sekarang kita jalani semua, kita sudah memiliki pasangan masing-masing." Jawab Bang Arok tidak ingin terlalu banyak ikut campur dalam urusan rumah tangga mantan kekasih nya.

"Mbak Ranti..!!!"

"Aku tidak ada urusan sama kamu Annya..!!" Pekik Ranti.

"Kalau tidak ada urusan ya pergilah dari sini. Apa ada masalah dengan telingamu??? Saya nyonya rumah di sini dan saya tidak menghendaki tamu seperti anda." Kata Annya.

Ranti yang kesal segera berdiri dan kembali ke rumah nya.

Di sana Annya pun ikut kesal dan menoleh melihat Bang Arok yang ternganga melihatnya.

"Kenapa lihat Annya begitu??? Apa Annya nggak boleh memarahi mantan pacarmu yang cantik itu???" Pekik Annya.

"Tidak ada yang melarang." Jawab Bang Arok kemudian mengambil rokok di sakunya.

"Lalu kapan Annya hamil? Annya nggak mau di kalahkan sama mantan Om Arok."

"Sekarang mau??" Tanya Bang Arok sembari menyulut rokoknya.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

fent

fent

nagih trs tuu om Arok,,ayoo gaskannnnnnn biar gak rewelll trs😅😅

2024-01-26

0

fent

fent

bagussssss anyya,,,tegas dan keraslahhhh utk orang2 yg akan membahayakan rmh tanggamu

2024-01-26

0

fent

fent

duhjjj,Ranti iniii cr masalah ajaaa

2024-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Cek Ombak.
2 1. Was was
3 2. Tak paham dengannya.
4 3. Rumit dan membingungkan.
5 4. Sedikit cerah.
6 5. Pening.
7 6. Desakan berbahaya.
8 7. Tagihan menantang.
9 8. Belajar membujuk.
10 9. Rasa takut.
11 10. Geregetan.
12 11. Sudah berani.
13 12. Tak bisa menebak.
14 13. Si kaku belajar merayu.
15 14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16 15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17 16. Siapa??
18 17. Penuh perjuangan.
19 18. Tidak begitu baik di rasakan.
20 19. Hati yang patah.
21 20. Mulai dekat.
22 21. Jati diri.
23 22. Godaan berat.
24 23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25 24. Sejuta rasa di hati.
26 25. Letnan Prabayudha.
27 26. Pertemuan ( 1 ).
28 27. Pertemuan ( 2 ).
29 28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30 29. Dalamnya isi hati.
31 30. Mengikhlaskan.
32 Refresh gelombang kedua.
33 31. Pertemuan ( 3 ).
34 32. Masih marah.
35 33. Ada rasa yang tersembunyi.
36 34. Sulitnya akur.
37 35. Beri paham..!!
38 36. Mencemaskan dia.
39 37. Jalan buntu.
40 38. Minta ijin.
41 39. Tanggung jawab.
42 40. Mas Probo.
43 41. Rewelnya incess Kila.
44 42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45 43. Awal penjelasan.
46 44. Danton patah hati.
47 45. Terus berjuang.
48 46. Nyaris.
49 47. Masih terus berharap.
50 48. Wanita sulit di mengerti.
51 49. Mochi.
52 50. Merayu kesayangan.
53 51. Hujan tangis demi restu.
54 52. Masih memanas.
55 53. Tak sabar lagi.
56 54. Alasan yang belum di dengar
57 55. Cara terakhir.
58 56. Kritis.
59 57. TakdirNya
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Cek Ombak.
2
1. Was was
3
2. Tak paham dengannya.
4
3. Rumit dan membingungkan.
5
4. Sedikit cerah.
6
5. Pening.
7
6. Desakan berbahaya.
8
7. Tagihan menantang.
9
8. Belajar membujuk.
10
9. Rasa takut.
11
10. Geregetan.
12
11. Sudah berani.
13
12. Tak bisa menebak.
14
13. Si kaku belajar merayu.
15
14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16
15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17
16. Siapa??
18
17. Penuh perjuangan.
19
18. Tidak begitu baik di rasakan.
20
19. Hati yang patah.
21
20. Mulai dekat.
22
21. Jati diri.
23
22. Godaan berat.
24
23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25
24. Sejuta rasa di hati.
26
25. Letnan Prabayudha.
27
26. Pertemuan ( 1 ).
28
27. Pertemuan ( 2 ).
29
28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30
29. Dalamnya isi hati.
31
30. Mengikhlaskan.
32
Refresh gelombang kedua.
33
31. Pertemuan ( 3 ).
34
32. Masih marah.
35
33. Ada rasa yang tersembunyi.
36
34. Sulitnya akur.
37
35. Beri paham..!!
38
36. Mencemaskan dia.
39
37. Jalan buntu.
40
38. Minta ijin.
41
39. Tanggung jawab.
42
40. Mas Probo.
43
41. Rewelnya incess Kila.
44
42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45
43. Awal penjelasan.
46
44. Danton patah hati.
47
45. Terus berjuang.
48
46. Nyaris.
49
47. Masih terus berharap.
50
48. Wanita sulit di mengerti.
51
49. Mochi.
52
50. Merayu kesayangan.
53
51. Hujan tangis demi restu.
54
52. Masih memanas.
55
53. Tak sabar lagi.
56
54. Alasan yang belum di dengar
57
55. Cara terakhir.
58
56. Kritis.
59
57. TakdirNya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!