1. Was was

"Oma Kemala tetap Oma mu Le. Tidak boleh bicara begitu..!!"

Bang Arok hanya bisa mengepalkan tangan. Ada banyak hal yang belum bisa sepenuhnya di mengerti, tapi yang ia pahami saat ini adalah.. keadaan keluarganya sedang tidak baik-baik saja. Sering ia melihat sang Ayah merokok dan merenung sendirian sedangkan Mama lebih banyak mengurung diri karena kesehatannya semakin lama semakin menurun.

'Aku janji akan mengubah keadaan ini Yah. Aku paham Ayah terlalu banyak beban pikiran.'

Flashback Bang Arok off..

Senyum licik Bang Arok tersungging sinis. "Kamu milik Ray dan aku akan membuatmu menangis seperti Mama ku menangis. Ranti hanya selingan, tapi kau kesayangan. Jangan sebut aku Arok kalau tidak bisa membalas Ray."

Bang Arok melangkah mendekati Annya. "Temanmu sudah pulang semua?" Sapa Bang Arok dengan nada lembut.

Annya menoleh, tidak biasanya pelatih garangnya itu bernada lembut.

"Sudah, Om." Jawab Annya. Sudah melewati masa pelatihan nya, maka Annya pun kembali pada mode awal menyapa Bang Arok.

"Saya antar pula pulang ya..!! Bukankah arah rumah mu satu jalur dengan saya..!!" Kata Bang Arok memberi tawaran manisnya.

"Jangan sembarang membawa anak gadis orang ya..!!" Annya memalingkan wajahnya.

'Sombong sekali gadis kecil ini. Baru sekutil saja lagaknya sudah seperti boss besar.'

"Hmm.. tapi mulai besok tugas saya mengawal kamu. Jadi.. secara logika, per hari ini saya sudah bisa bertugas." Alasan Bang Arok.

"Oke kalau begitu. Ini.. bawa tas ku..!!" Annya menyerahkan tasnya agar Bang Arok bisa segera membawanya.

'B*****t, dasar bocah. Sekarang kau bisa seperti ini Annya, tapi nanti.. tangismu akan membuat Ray hancur.'

...

Bang Arok memberi hormat pada Pak Braga. Ia sudah mengantar putri bungsu komandan besar itu. Gadis kesayangan satu-satunya milik Pak Braga.

"Silakan duduk Arok. Jadi kamu sudah paham ya kalau besok kamu akan bertugas mengawal putri saya..!!" Kata Papa Braga.

"Siap.. sudah komandan."

"Sebenarnya kamu harus mengawal saya, tapi saya lebih was-was dengan tingkah polah putri saya, jadi biar nanti Ray saja yang mengawal saya, lagipula saya takut Ray tidak bisa membedakan tugas dan perasaan. Ya sudah kalau begitu, kamu bisa kembali dengan kegiatan mu. Selamat bertugas Letnan Shaga."

"Siap Komandan. Laksanakan sesuai perintah." Jawab Bang Arok.

Bang Arok memberi hormat lalu menutup pintu dengan rapat. Senyum liciknya menghias wajah tampannya.

***

Pagi hari Bang Arok dan Bang Ray bertemu wajah. Tidak ada tegur sapa di antara keduanya.

"Abaang..!!" Annya langsung menghambur memeluk Bang Ray.

Senyum Bang Ray pun mengembang. "Huusstt jangan begitu. Nggak enak sama Papa dek..!!" Tegur lembut Bang Ray yang memang sangat menyayangi Annya.

"Makanya cepat lamar Annya donk Bang." Rengek Annya.

"Annyaaaa.. apa-apaan kamu???? Cepat berangkat..!!!" Teriak Papa Braga maalu sendiri melihat tingkah laku putrinya yang kecentilan. "Arok.. cepat antar Annya.. dan kamu Ray, kamu ikut saya pertemuan di luar kota." Perintah Papa Braga.

"Siap Dan." Jawab Bang Arok.

"Siap Dan.." Bang Ray tak bisa berbuat apapun meskipun hatinya geram karena Bang Arok yang akan bertugas mengawal Annya.

...

"Kita nggak usah ke kampus ya Om. Annya ada janji dengan teman Annya di cafe Star."

"Tugas saya mengantar kamu ke kampus untuk menimba ilmu, bukan cari ilmu sesat di cafe." Jawab Bang Arok karena tau dengan keadaan cafe tersebut.

"Alasan apa saja, yang penting Annya bisa main di cafe." Perintah Annya.

Bang Arok tak peduli dan tetap melajukan mobilnya hingga ke kampus.

"Ooomm.. cafenya sudah lewat." Teriak Annya yang kesal.

"Kamu harus belajar..!! Jangan buat ulah Annya..!!" Ucap tegas Bang Arok.

Annya mengambil satu buku di tas nya kemudian menepak kepala Bang Arok.

plaaaakk..

Bang Arok merasa geram, gadis itu tidak ada sopan santun nya sama sekali. Tapi dirinya memilih diam tanpa kata, tak mau menanggapi ulah kekanakan kekasih Letnan Rayzan Al-Fath.

//

Pikiran Bang Ray masih melayang tak tentu arah. Inginnya membalas dendam dengan mendekati Ranti nyatanya tidak membuat reaksi apapun dari Bang Arok padahal dalam hatinya ingin Bang Arok mengajaknya duel hingga 'sahabatnya' itu mendapat teguran keras dari kedinasan.

'Bagaimana cara membalas Arok, biasanya dia sudah ngamuk kalau ada hal yang menyenggol harga dirinya.'

"Ray..!!" Sapa Papa Braga.

"Siap Dan.. ijin arahan." lamunan Bang Ray buyar karena Papa Braga menyapanya.

"Nggak ada, balik sekarang saja ya..!! Sepertinya saya masuk angin." Ajak Papa Braga.

"Siap." Bang Ray segera membuka pintu mobil untuk calon mertuanya.

"Ngomong-ngomong kapan kamu mau melamar Annya?" Tanya Papa Braga. "Terus terang saya ingin ada yang segera menjaga Annya. Kamu tau sendiri bagaimana kelakuan Annya."

"Insya Allah secepatnya Pa. Saya juga sudah ada rencana untuk mengikat Annya biar nggak bisa nakal sama laki-laki lain." Jawab Bang Ray.

"Arok maksudmu??"

Bang Ray hanya tersenyum saja mendengarnya.

"Nggak mungkin Ray, dia juga mau tunangan sama Ranti.. kemarin Om Pongge cerita sama saya." Kata Papa Braga.

"Baik Pa, saya akan segera melamar Annya." Jawab Bang Ray tegas.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Tiffany_Afnan

Tiffany_Afnan

jgn dipupuk yg buruk iiih abang .. kasih ke labubu ajaa energi negatifnya atau kasih ke kartun santet laenya ! ☺️🤭

2024-11-12

0

Mira Lusia

Mira Lusia

ini kisahnya bang arok to

2024-05-18

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

berujung saling senggol ini

2024-01-18

0

lihat semua
Episodes
1 Cek Ombak.
2 1. Was was
3 2. Tak paham dengannya.
4 3. Rumit dan membingungkan.
5 4. Sedikit cerah.
6 5. Pening.
7 6. Desakan berbahaya.
8 7. Tagihan menantang.
9 8. Belajar membujuk.
10 9. Rasa takut.
11 10. Geregetan.
12 11. Sudah berani.
13 12. Tak bisa menebak.
14 13. Si kaku belajar merayu.
15 14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16 15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17 16. Siapa??
18 17. Penuh perjuangan.
19 18. Tidak begitu baik di rasakan.
20 19. Hati yang patah.
21 20. Mulai dekat.
22 21. Jati diri.
23 22. Godaan berat.
24 23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25 24. Sejuta rasa di hati.
26 25. Letnan Prabayudha.
27 26. Pertemuan ( 1 ).
28 27. Pertemuan ( 2 ).
29 28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30 29. Dalamnya isi hati.
31 30. Mengikhlaskan.
32 Refresh gelombang kedua.
33 31. Pertemuan ( 3 ).
34 32. Masih marah.
35 33. Ada rasa yang tersembunyi.
36 34. Sulitnya akur.
37 35. Beri paham..!!
38 36. Mencemaskan dia.
39 37. Jalan buntu.
40 38. Minta ijin.
41 39. Tanggung jawab.
42 40. Mas Probo.
43 41. Rewelnya incess Kila.
44 42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45 43. Awal penjelasan.
46 44. Danton patah hati.
47 45. Terus berjuang.
48 46. Nyaris.
49 47. Masih terus berharap.
50 48. Wanita sulit di mengerti.
51 49. Mochi.
52 50. Merayu kesayangan.
53 51. Hujan tangis demi restu.
54 52. Masih memanas.
55 53. Tak sabar lagi.
56 54. Alasan yang belum di dengar
57 55. Cara terakhir.
58 56. Kritis.
59 57. TakdirNya
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Cek Ombak.
2
1. Was was
3
2. Tak paham dengannya.
4
3. Rumit dan membingungkan.
5
4. Sedikit cerah.
6
5. Pening.
7
6. Desakan berbahaya.
8
7. Tagihan menantang.
9
8. Belajar membujuk.
10
9. Rasa takut.
11
10. Geregetan.
12
11. Sudah berani.
13
12. Tak bisa menebak.
14
13. Si kaku belajar merayu.
15
14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16
15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17
16. Siapa??
18
17. Penuh perjuangan.
19
18. Tidak begitu baik di rasakan.
20
19. Hati yang patah.
21
20. Mulai dekat.
22
21. Jati diri.
23
22. Godaan berat.
24
23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25
24. Sejuta rasa di hati.
26
25. Letnan Prabayudha.
27
26. Pertemuan ( 1 ).
28
27. Pertemuan ( 2 ).
29
28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30
29. Dalamnya isi hati.
31
30. Mengikhlaskan.
32
Refresh gelombang kedua.
33
31. Pertemuan ( 3 ).
34
32. Masih marah.
35
33. Ada rasa yang tersembunyi.
36
34. Sulitnya akur.
37
35. Beri paham..!!
38
36. Mencemaskan dia.
39
37. Jalan buntu.
40
38. Minta ijin.
41
39. Tanggung jawab.
42
40. Mas Probo.
43
41. Rewelnya incess Kila.
44
42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45
43. Awal penjelasan.
46
44. Danton patah hati.
47
45. Terus berjuang.
48
46. Nyaris.
49
47. Masih terus berharap.
50
48. Wanita sulit di mengerti.
51
49. Mochi.
52
50. Merayu kesayangan.
53
51. Hujan tangis demi restu.
54
52. Masih memanas.
55
53. Tak sabar lagi.
56
54. Alasan yang belum di dengar
57
55. Cara terakhir.
58
56. Kritis.
59
57. TakdirNya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!