11. Sudah berani.

"Kamu minta hamil seperti minta uang jajan saja. Benar berani atau tidak?"

"Berani..!!" Jawab Annya lantang seolah tanpa beban.

Bang Arok menggeleng gemas, ia tidak menanggapi Annya dan segera melihat isi lemari di kamar belakang.

"Kamu kuliah jam berapa?"

"Tidak ada, tapi Annya harus bertemu dengan dosen karena ada mata kuliah yang Annya yang hampir tidak lulus." Kata Annya.

"Nanti saya antar."

"Buat hamilnya kapan, Om??" Tanya Annya menagih tanpa takut.

"Kuliah dulu yang benar Annya, jangan mikir hamil dulu..!!"

Wajah Annya pun bersungut karena Bang Arok meremehkan nya.

"Apalagi??? Jangan bilang saya nggak bisa buat kamu hamil ya dek..!! Kalau saya sudah tarik gas, ngebut, jungkir balik.. nangis kamu mulai subuh sampai bedug maghrib."

Annya hanya bisa memainkan ujung pakaiannya tanpa bisa menjawab lagi.

...

"Jadi kamu nggak jadi nikah sama Abang ganteng itu ya Nyaa??"

"Nggak jadi, aku malah nikah sama Om Arok. Kemarin dia ajudan Papaku sekarang di turunkan di Batalyon gara-gara aku nikah sama dia." Jawab Annya.

"Ya Tuhan, kenapa jadi begini. Lalu bagaimana hari-hari mu sama Om Arok, bukannya kamu tidak cinta???" Tanya Siska penasaran. Hari ini ia pun harus mendapatkan ekstra jam untuk memperbaiki nilainya yang sama hancurnya seperti Annya.

"Maka dari itu, aku bingung bagaimana caranya biar Om Arok benci sama aku. Om Arok itu galaknya bukan main, dingin, kaku dan jarang bisa senyum. Kau tau.. bukankah pasangan suami istri pasti butuh kehamilan..!! Kau bayangkan, Om Arok tidak mau menghamiliku. Itu sudah jelas artinya kalau Om Arok tidak jantan, tidak ada gagah nya sebagai laki-laki." Oceh Annya mulai berlogika.

"Iya juga ya, kau benar. Oohh iya, aku tau bagaimana cara menghukum nya agar Om Arok mu itu tidak sembarangan buat ulah denganmu. Dia harus tau bagaimana tangguhnya kita memberi pelajaran..!!" Kata Siska.

"Bagaimana caranya??"

"Sini..!!!" Siska mengambil ponsel lalu menunjukkan pada Annya.

...

"Ayo kita pulang..!!" Ajak Annya dengan senyum manisnya. Tiba-tiba tangannya berani menyentuh paha Bang Arok.

Bang Arok hanya meliriknya saja, entah kenapa seorang Annya bisa seberani ini menyentuh pahanya.

Tak ada kata tapi Bang Arok segera menyalakan mesin mobilnya lalu menuju gerbang luar kampus.

"Kembali ke asrama saja Om..!!"

Kening Bang Arok berkerut, ia tak paham alasan Annya mengajaknya kembali lagi ke asrama padahal seharusnya mereka kembali pada kediaman Papa Braga di pusat kota.

"Nanti Papa mu mencari."

"Nggak akan. Kita sudah menikah, masa masih ada yang mencari?" Jawab Annya.

Meskipun Bang Arok waspada tapi ia segera memutar arah mobilnya menuju rumah dinas.

Annya tersenyum licik penuh kemenangan. Misinya membuat Bang Arok bertekuk lutut akan segera di mulai.

...

Bang Arok menutup pintu rumah, ia terkejut saat Annya melepas kancing kemejanya lalu menyibakkan rambutnya ke arah kanan. Saat itu Bang Arok hanya bisa meneguk saliva dengan berat.

'Duuhh Tuhan, kuatkan batinku sebentar saja.'

Bang Arok berlalu dan mengambil kain sarung untuk sholat isya.

"Om mau sholat?" Tanya Annya.

"Kenapa masih tanya??? Cepat ambil mukena mu. Kita sholat dulu." Ajak Bang Arok.

Annya mengangguk kemudian ia segera menyiapkan mukena untuk sholat isya.

:

Bang Arok masih khusyuk dengan do'anya kemudian jemarinya masih memutar biji tasbih.

Denyut jantungnya tiba-tiba merasa terbanting hingga membuat desiran nya naik turun tak karuan. Annya memeluknya dari belakang dan meraba dada bidangnya.

"Oomm.. sholatnya sudah selesai apa belum?" Tanya Annya.

Saat itu Abang Arok masih teguh berkonsentrasi. Imannya benar-benar di uji. Ia hanya menganggap suara Annya bagai angin lalu.

"Memangnya Annya nggak boleh ya minta di sayang?" Goda Annya lagi.

Bang Arok semakin memejamkan matanya dan terus menyelesaikan waktu curhatnya pada Yang Maha Kuasa.

"Baang..!!" Annya menyentuh pipi Bang Arok dengan jari telunjuknya hingga menyentuh bibir pria tinggi gagah itu.

Merasa tidak ada respon berarti, Annya un kesal. Annya merebahkan kepalanya di atas paha Bang Arok. Wajahnya menghadap pada perut sixpack suaminya. "Maass Aarr..!!" Annya menarik pakaian Bang Arok tapi jarinya pun masih nakal meraba kesana kemari.

Tangan Bang Arok mengusap-usap puncak kepala Annya dengan lembut. Entah apa yang di bacanya, Annya hanya melihat Bang Arok berkomat-kamit sendiri.

"Alhamdulillahi robbil 'alamin." Ucapnya kemudian sedikit menunduk dan mengecup kening Annya. "Nurut sama Abang ya, sayang..!!" Ucapnya pelan.

"Lama sekali." Protes Annya.

"Kamu tau bagaimana adabnya merayu Tuhan?? Apakah pantas jika kita menginginkan sesuatu tapi kita bicara dengan nada marah dan memaksa??" Tanya Bang Arok.

Kini Annya mengerti, ia mengangguk pelan.

"Kamu ingin hamil, bagaimana cara kamu memintanya??"

"Aanya mau hamil donk Bang..!!" Kata Annya.

"Bukan sama saya..!! Kamu minta sama Allah, minta agar do'amu segera di kabulkan..!!!"

Wajah Annya memerah menahan rasa malu. "Memang Om Arok minta apa?"

"Allah Maha pemberi segalanya, pemilik langit dan bumi ini. Ku panjatkan ribuan do'a dari segala banyak permohonanku di dunia. Jika Engkau merasa aku sudah pantas menjadi seorang Ayah, titip tiupkan ruh di rahim istriku. BeriLah ketenangan bagi jiwa raganya agar mampu melewati masa untuk menjadi seorang ibu." Jawab Bang Arok. "Apa Annya benar-benar siap? Saya tidak ingin memaksa hanya demi perkara lain."

"Perkara lain apa?"

"Saya ini laki-laki, saya tidak ingin apa yang saya lakukan hanya karena keegoisan s**h**t semata. Saya ingin kita melakukannya karena sadar tentang arti hubungan suami-istri. Saling berkasih sayang dan saling membutuhkan dan tau hak serta kewajiban masing-masing. Paham??"

"Annya paham, Om. Ayoo..!!" Ajak Annya.

Bang Arok memejamkan mata dan mengurut pangkal hidungnya. Ia berpikir sejenak apakah keputusan yang akan di lakukannya baik untuk Annya.

"Duuuhh.. Om Arok berani atau tidak??"

"Iku jenenenge ulo marani gepuk." Bang Arok melepas mukena Annya, melepas peci di kepalanya lalu menggulung sajadahnya. Tanpa banyak bicara lagi Bang Arok mengecup bibir manis Annya.

Mata Annya terbuka lebar, rasanya ia benar-benar syok mendapat satu kecupan hangat dari Bang Arok meskipun ia pernah sejenak merasakannya dari mantan kekasih. Namun kali ini terasa berbeda, bibirnya basah tersapu ujung lidah Bang Arok. Annya sampai meremas pakaian Bang Arok karena terlalu tegang.

Tau Annya masih tertegun merasakannya, Bang Arok pun mengulang mengecupnya lagi. "Kenapa?"

"Perut Annya geli."

Bang Arok tersenyum tipis. Untuk pertama kalinya Bang Arok menyentuh dada sang istri. Annya pun berjingkat kaget dan menolaknya tapi Bang Arok mencekal tangannya. "Saya suamimu Annya."

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

fent

fent

anyya ikiloohhhh,orang lg khusuk bertasbih kok mlh di goda🤣🤣🤣

2024-01-26

0

fent

fent

🤣🤣🤣🤣remidi

2024-01-26

0

🍀 chichi illa 🍒

🍀 chichi illa 🍒

ulo marani gepuk 😅😅😅

2024-01-24

0

lihat semua
Episodes
1 Cek Ombak.
2 1. Was was
3 2. Tak paham dengannya.
4 3. Rumit dan membingungkan.
5 4. Sedikit cerah.
6 5. Pening.
7 6. Desakan berbahaya.
8 7. Tagihan menantang.
9 8. Belajar membujuk.
10 9. Rasa takut.
11 10. Geregetan.
12 11. Sudah berani.
13 12. Tak bisa menebak.
14 13. Si kaku belajar merayu.
15 14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16 15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17 16. Siapa??
18 17. Penuh perjuangan.
19 18. Tidak begitu baik di rasakan.
20 19. Hati yang patah.
21 20. Mulai dekat.
22 21. Jati diri.
23 22. Godaan berat.
24 23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25 24. Sejuta rasa di hati.
26 25. Letnan Prabayudha.
27 26. Pertemuan ( 1 ).
28 27. Pertemuan ( 2 ).
29 28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30 29. Dalamnya isi hati.
31 30. Mengikhlaskan.
32 Refresh gelombang kedua.
33 31. Pertemuan ( 3 ).
34 32. Masih marah.
35 33. Ada rasa yang tersembunyi.
36 34. Sulitnya akur.
37 35. Beri paham..!!
38 36. Mencemaskan dia.
39 37. Jalan buntu.
40 38. Minta ijin.
41 39. Tanggung jawab.
42 40. Mas Probo.
43 41. Rewelnya incess Kila.
44 42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45 43. Awal penjelasan.
46 44. Danton patah hati.
47 45. Terus berjuang.
48 46. Nyaris.
49 47. Masih terus berharap.
50 48. Wanita sulit di mengerti.
51 49. Mochi.
52 50. Merayu kesayangan.
53 51. Hujan tangis demi restu.
54 52. Masih memanas.
55 53. Tak sabar lagi.
56 54. Alasan yang belum di dengar
57 55. Cara terakhir.
58 56. Kritis.
59 57. TakdirNya
Episodes

Updated 59 Episodes

1
Cek Ombak.
2
1. Was was
3
2. Tak paham dengannya.
4
3. Rumit dan membingungkan.
5
4. Sedikit cerah.
6
5. Pening.
7
6. Desakan berbahaya.
8
7. Tagihan menantang.
9
8. Belajar membujuk.
10
9. Rasa takut.
11
10. Geregetan.
12
11. Sudah berani.
13
12. Tak bisa menebak.
14
13. Si kaku belajar merayu.
15
14. Tak sanggup menjabarkan rasa.
16
15. Meladeni Om Arok ( 1 ).
17
16. Siapa??
18
17. Penuh perjuangan.
19
18. Tidak begitu baik di rasakan.
20
19. Hati yang patah.
21
20. Mulai dekat.
22
21. Jati diri.
23
22. Godaan berat.
24
23. Rasa yang tumbuh tiba-tiba.
25
24. Sejuta rasa di hati.
26
25. Letnan Prabayudha.
27
26. Pertemuan ( 1 ).
28
27. Pertemuan ( 2 ).
29
28. Perdebatan yang tidak kunjung usai.
30
29. Dalamnya isi hati.
31
30. Mengikhlaskan.
32
Refresh gelombang kedua.
33
31. Pertemuan ( 3 ).
34
32. Masih marah.
35
33. Ada rasa yang tersembunyi.
36
34. Sulitnya akur.
37
35. Beri paham..!!
38
36. Mencemaskan dia.
39
37. Jalan buntu.
40
38. Minta ijin.
41
39. Tanggung jawab.
42
40. Mas Probo.
43
41. Rewelnya incess Kila.
44
42. Memperjuangkan kamu dan si kecil.
45
43. Awal penjelasan.
46
44. Danton patah hati.
47
45. Terus berjuang.
48
46. Nyaris.
49
47. Masih terus berharap.
50
48. Wanita sulit di mengerti.
51
49. Mochi.
52
50. Merayu kesayangan.
53
51. Hujan tangis demi restu.
54
52. Masih memanas.
55
53. Tak sabar lagi.
56
54. Alasan yang belum di dengar
57
55. Cara terakhir.
58
56. Kritis.
59
57. TakdirNya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!