"Stop..!!!! Apapun yang terjadi saat ini, kita harus bisa menerima kenyataan..!!!" Papa Braga berdiri di antara mereka. Namun beliau menunduk seolah menyimpan beban hatinya. "Saya harus bicara sesama orang tua, dan kamu Arok.. bawa Annya pergi dari sini..!!"
Mau tidak mau secara kesatria, mulai detik ini Bang Arok harus bertanggung jawab atas segala yang terjadi.
Awalnya Annya tidak mau tapi Bang Arok berdiri di hadapannya dan mengulurkan tangan.
"Istri yang tidak menurut suami akan di laknat malaikat. Apa kamu berani lawan malaikat??" Kata Bang Arok.
Akhirnya Annya menyambut uluran tangan Bang Arok.
"Bang El.. coba ambil testpack punya Nena tadi dan ambil juga testpack punya Annya..!!"
"Iya dek."
...
Papa Puger terdiam, Mama Dinara mengusap air matanya bahkan Galuh Meranti putrinya pun tidak bisa angkat bicara. Ranti sampai keluar dari ruangan karena tidak tahan dengan situasi rumit yang terjadi.
Papa Braga meletakan dua testpack di atas meja ruang tamu. Beliau menarik nafas dalam-dalam lalu membuangnya.
"Semua sudah terlanjur terjadi Mas dan saya juga ikut andil membuat semua jadi kacau." Suara Papa Braga sampai melemah dan bergetar.
"Jelaskan pelan-pelan Bang..!! Kita ini disini untuk berembuk yang terbaik buat anak-anak..!!" Kata Papa Aves.
Papa Braga meremas dadanya dan Mama Syafa membantu menenangkan suaminya lalu menyodorkan segelas air minum. Setelah Papa Braga lumayan lega, baru lah beliau angkat bicara.
"Atas nama pribadi, saya pun memohon maaf. Entah langkah saya ini benar atau salah.. saya mohon maaf." Mata Papa Braga sampai berkaca-kaca. "Putriku Annya sudah mengaku di hamili Arok, terus terang saya panik sampai memanggil Mas Dallas kesini tapi........."
"Saya mohon ijin mewakili pihak keluarga. Awalnya saya juga panik, tapi setelah berpikir dengan kepala dingin.. saya menemukan fakta bahwa sebenarnya tidak terjadi apapun antara Arok dan Annya. Semua terjadi karena keluguan adik saya sendiri." Kata Bang Elchas.
"Iki maksude piye Mas. Langsung saja pada pokok bahasan..!!" Pinta Papa Aves.
Papa Braga menguatkan hati untuk bicara di hadapan semua yang ada disana. "Semua karena praktikum dan......."
"Biar saya yang menjelaskan..!!" Dengan kesatria Bang Arok berdiri di tengah mereka sambil menggandeng tangan Annya yang sama tidak berani berhadapan pada para orang tua.
Arah mata para orang tua mengarah pada Bang Arok. Sebagai seorang perwira, apalagi sifat dasarnya, tidak ada rasa takut dalam hati Bang Arok.
"Saya menerima pernikahan ini utamanya karena memikirkan dua belah pihak keluarga. Soal kehamilan memang bukan perkara ringan. Terus terang saya juga kaget dengan keterangan Annya tapi setelah paham keadaannya saya sudah bisa menata perasaan." Ucap Bang Arok pada para orang tua yang perlahan ikut berangsur tenang. "Disana ada dua testpack. Satu negatif dan satu lagi positif. Satu milik Annya dan satu lagi milik Mbak Nena.. istri Bang Elchas. Karena perkara praktikum tadi siang, Annya ketakutan dan meminta saya mengantarnya ke apotek dan posisi saat itu, saya sama sekali tidak tau apa yang di beli Annya. Sampai di sini paham?"
Para tetua mengangguk berusaha memahami keadaan.
"Sampai di rumah, Annya melakukan test dan meletakan di atas rak lemari kamar mandi. Siapa sangka di sana ada testpack Mbak Nena juga, dengan merk yang sama. Benar begitu Mbak Nena?" Tanya Bang Arok.
"Iya, benar begitu." Jawab Mbak Nena.
"Itulah awal mula tragedi ini terjadi. Testpack Annya dan Mbak Nena tertukar. Mbak Nena mendapatkan hasi negatif sedangkan Annya dapat hasil positif. Annya panik dan syok melihat hasil tersebut dan mengatakan bahwa saya yang menghamilinya."
"Kamu jangan main drama ya, bagaimana bisa Annya menuduhmu menghamilinya jika kamu tidak melakukannya. Stress kau ya..!!!" Bentak Bang Ray masih tidak terima.
Bang Arok sedang memikirkan cara terbaik untuk bicara tapi Annya gemetar di belakang punggungnya sampai bersandar di belakang punggung Bang Arok. Jujur sebenarnya hatinya juga jengkel dengan kejadian memalukan ini namun ada batasan tertentu yang tidak bisa begitu saja di katakan.
"Apa??? Kamu tidak bisa jawab???" Suara Bang Ray kembali menggelegar memenuhi ruangan.
"Annya praktek pakai 'sample sel tubuh' nya Om Arok. Sebelum praktek, sample nya tumpah di pakaian Annya sampai tembus di kulit, jadi tadi Annya pikir kalau Annya hamil anak Om Arok." Jawab Annya dengan lugu.
"Sini kamu Annya..!!! Jangan sembunyikan wajahmu..!!!!" Bang Ray berniat menarik tangan Annya tapi Bang Arok menepisnya dengan kasar.
"Jauhkan tanganmu Letnan Rayzan. Tidak kah kau tau aturan bagaimana cara menghormati istri orang..!!!" Kini suara Bang Arok mengisi seluruh ruangan. Sifat garangnya tak ubahnya seorang Andallas di masa mudanya dulu.
Bang Ray mundur selangkah. Kini ia merasa kalah dan kehilangan wanita yang begitu di cintai nya.
Flashback Bang Arok on..
"Katakan yang benar atau saya tampar wajahmu..!!!!" Bang Arok benar-benar naik pitam karena ulah Annya.
"Ini sudah benar Om. Tadi sample nya tumpah sampai tembus ke kulit Annya."
"Apa hubungannyaa????"
"Kalau sel tembus di kulit pasti hamil Om. Apa Om nggak pernah belajar ilmu biologi??????" Jawab Annya sok berlogika.
Biji mata Bang Arok sampai melotot mendengar jawaban Annya. "Eeehh Annya, saya khawatir jangan-jangan semua yang terjadi ini karena kebodohan mu sendiri. Jangan bilang apa yang menempel di kulitmu tadi.. kamu bilang langsung jadi anak. Anak SD jaman sekarang sedikitnya sudah bisa menerka mata pelajaran. Informasi dari ponsel sudah banyak berseliweran, kau ini mikir pakai otak atau pakai dengkul?????" Tegur Bang Arok.
"Om bilang Annya bodoh?????" Teriak Annya.
"Lalu apa saat ini kau sepintar Einstein???? IQ mu itu hanya setingkat PAUD." Bentak gemas Bang Arok.
Mendengar jawaban Bang Arok, Annya pun menjadi emosi dan melompat menginjak kaki Bang Arok sekuatnya, masih belum puas.. Annya melayangkan tendangan hingga mengenai paha Bang Arok.
"Astaghfirullah..!!!!!!!" Bang Arok langsung menyergap leher Annya dan memiting nya. "Kau tau hukumnya berani sama suami???"
"Om yang mulai." Jawab Annya masih tidak terima.
"Ayo kita test ulang..!! Saya pantang malu. Anak Arok harus ada diperut mu. Enak saja, saya sudah menanggung ulah yang kamu buat. Sampai hasilnya nanti negatif.. malam ini juga saya gass pooooll sampai jadi. Ingat itu Annya..!!!!!" Ancam Bang Arok kemudian melepas kunciannya pada Annya dengan gemas.
Flashback Bang Arok off..
.
.
.
.
Jangan lupa komennya yaa..!!
.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
🍀 chichi illa 🍒
astaga 😂😂😂😂 semua karna Siska
2024-01-18
0
🍀 chichi illa 🍒
🤭🤭🤭
2024-01-18
0
Rahma Inayah
aduh..slah faham dan kurang penhetahuan bioligi ternyata annya..😊🤭🤭
2024-01-18
0