Keesokan harinya tepatnya pagi hari pukul 9 seluruh siswa SMP Ar Rahman di kumpulkan oleh seluruh pengurus yayasan dan para pengajar serta pengurus Mts Ar Rahman dan SMP Ar Rahman, mereka sengaja mengumpulkan Siswa SMP Ar Rahman, para tetangga, dan Para Orangtua.
Mereka sengaja mengumpulkan para Siswa Siswi SMP, tetangga, dan Para Orangtua serta yang sudah memfitnah Aisyah dan pak Devan selalu TU di Mts Ar Rahman, mereka tidak asal mengundang dan menyuruh anak-anak berkumpul jika tidak berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak pengurus yayasan, keluarga Aisyah, keluarga Devan, pengajar serta pengurus Mts Ar Rahman dan SMP Ar Rahman.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,"
"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."
"yang kami hormati anak-anak ku sekalian, para wali murid dan para Ibu Ibu yang sudah hadir, tujuan kami mengundang kalian dan mengumpulkan kalian di depan gerbang Ar Rahman ini untuk menyelesaikan sebuah kasus yang terjadi pada siswa kami bernama Aisyah Az-zahra Humairah. Langsung saja disini saya mau tanya kalian tau dari mana tentang berita tersebut? Dan siapa yang menyebar berita tersebut?" tanya Hendri selaku kepala sekolah Mts Ar Rahman.
"Kami tau dari Nenek nya Leo." ucap salah satu tetangga sebelah selatan nya Mts Ar Rahman
"Kalau kami tau dari mbak Hani yang rumahnya di utaranya MTs Ar Rahman." ucap salah satu tetangga yang rumahnya sebelahnya utaranya MTs Ar Rahman.
"Kalau kami wali murid dari anak kami Pak, ada juga dari mbak Hani, ada juga yang dari Neneknya dan Ibunya Leo." ucap perwakilan murid sejujurnya
"Terimakasih atas Jawaban dari para tetangga dan para Wali murid sekalian. Sekarang saya akan beralih bertanya ke anak-anak sekalian kalian kok bisa menyebarkan berita tersebut dari mana ?" para murid SMP Ar Rahman diam tidak bisa menjawabnya.
"Kalau kalian diam dan tidak bisa menjawab, saya akan menunjuk Lima orang. Silahkan Mbak Nadia, Mbak Luna, Mbak Amira, dan Mbak Desi." Para anak-anak SMP Ar Rahman tidak bisa lagi mengelak, kelima orang tersebut langsung maju.
"Bissmillahirahmanirahim." ucap Nadia meskipun tangannya gemetar dan hatinya sudah tidak karuan, saat di rumah Aisyah kemarin memang dia di suruh Fatmah untuk menjadi saksi jika nantinya di minta.
"Ayo mbak Nadia sebagai perwakilan dari kelima temannya tolong jelaskan dari mana asalnya berita tersebut." ucap Hendri lalu memberikan microfon ke Nadia.
"Bissmillahirahmanirahim, Saya perwakilan dari lima teman saya yang di tunjuk sebagai saksi saya bersaksi atas nama Allah dan demi Allah apa yang saya sampaikan sebenar-benarnya tanpa ada yang saya tutupi. Dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim. Saya tau berita tersebut dari teman saya bernama Leo, awalnya saya dan teman-teman saya tidak percaya begitu saja bahkan saya tanya mengenai kebenarannya dan Leo menjawab berita tersebut tidak bohong dan Leo tau berita tersebut dari Neneknya kemudian berlanjut ke Ibunya kemudian ke Leo." ucap Nadia bergetar sampai mengeluarkan Air matanya, Fatmah merasa ada kejanggalan dari ucapan Nadia antara kemarin dan sekarang.
"Tunggu, Nadia kemarin mengucapkan ke Tante kalau Leo tau berita tersebut dari Ibunya." ucap Fatmah menghentikan ucapan Nadia.
"Maaf Tante, yang kemarin Nadia salah dan yang Nadia ucapkan sekarang yang benar bahwa Leo tau berita tersebut dari Neneknya waktu neneknya berbicara dengan Ibunya." ucap Nadia memperjelas lagi perkataanya, Fatmah hanya diam, menyadari Nadia meneteskan Air mata Fatmah menghapus Air mata Nadia.
"Jangan menangis, kamu tidak salah Nak. Kamu membela kebenaran dan kamu juga ikut memperbaiki nama baik Aisyah, keluarga tante, dan seluruh pihak yayasan serta nama baik dia sekolah sekaligus. Terimakasih nak." bisik Fatmah sambil menghapus Air mata Nadia, Nadia hanya bisa mengangguk.
"Terimakasih mbak Nadia sudah menjelaskan bahkan bersumpah." ucap Hendri kemudian menuju ke Leo.
"Kenapa kamu bisa menuduh Aisyah dengan perbuatan yang sama sekali tidak pernah di lakukan?" Leo tidak bisa menjawab.
"Memang Aisyah salah wajar aja kalau beritanya langsung ke sebar." ucap Leo tidak mau di tuduh sehingga dia berusaha untuk mengelak.
"Leo kurang bukti apa lagi, lihat buktinya sudah ada 5 teman kamu. Saya bisa saja langsung membawa kamu dan nenek kamu ke kantor polisi karna yang terlibat bukan hanya Aisyah dan keluarganya tapi juga pak Devan dan keluarganya serta pihak yayasan dan sekolahan yang ada di pesantren Ar Rahman." Leo bergeming bahkan dia tidak bisa lagi mengelak, Fatmah saking marahnya dia sampai kebablasan mengancam Leo.
"Leo kamu itu seorang pelajar seharusnya tidak seperti itu watak kamu apalagi kamu masih SMP." ucap Waadi selaku kepala sekolah SMP Ar Rahman yang tidak punya ketegasan bahkan tidak berwibawa sama sekali. Hendri langsung kedepan, sebelum ke depan dia mengambil microfon dari Leo.
"Baik, anak-anak ku, perwakilan tetangga dan Perwakilan dari wali murid. Setelah mendengarkan dari para saksi dan kami dari pihak sekolahan dan pihak yayasan juga sudah melakukan penyelidikan. Maka dari itu Kami akan meluruskan bahwa tuduhan tersebut tidak benar sama sekali, bahwa Aisyah dan Pak Devan tidak pernah melakukan perbuatan Zina seperti yang di tuduhkan. Saya akan memperjelas lagi Bahwa Aisyah Dan Pak Devan tidak pernah melakukan perbuatan Zina seperti yang di lakukan tolong semuanya beritahu ke keluarganya, teman, sahabat, dan kerabat yang mengetahui berita tersebut. Dan satu kali lagi silahkan kalian dengar baik-baik Bahwa yang telah berbuat Zinah hingga sampai hamil adalah saudara Asiyah dan pak Candra dari sekolahan Cakrawala, Dan Asiyah ini rumahnya di belakang Pak Nardi, bukan Pak Nurdi jadi sekali lagi saya tekankan Bahwa Aisyah dan Pak Devan Tidak pernah melakukan Zina, dan yang melakukan Zina sampai hamil adalah murid dan Tu dari sekolahan Cakrawala yang bernama Asiyah Dan pak Candra, rumah Asiyah belakang Pak Nardi bukan pak Nurdi terimakasih wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh." jelas pak Hendri, memang sebelumnya para pihak yayasan dan pihak para pengajar sudah melakukan penyelidikan dan mereka sangat syok ternyata nama Asiyah dan Aisyah memang hampir sama bahkan nama tetangga Asiyah dan Aisyah juga hampir sama bedanya tetangga Aisyah pak Nurdi penjual bakso sedangkan pak Nardi penjual kayu.
Sejak saat itu Nenek Leo sangat ketakutan bahkan dia sering sakit-sakitan tapi tidak ada penyakitnya sudah banyak rumah sakit yang mereka datangi tapi penyakitnya tidak di temukan, terakhir kali meminta maaf ke Fatmah waktu di pasar dengan permintaan maaf tidak tulus sama sekali hal itulah yang membuat Fatmah sedikit mengancam agar dia dan keluarganya tidak mudah ditindas. Sehingga dia merasa ketakutan dan sampai pada akhirnya Allah menjemput nya.
POV Cerita
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments