Cinta yang berbalutkan rasa seolah membuatnya gelisah, diam yang hanya bisa ia lakukan. Meskipun ia ingin mengutarakan. Tapi kalau pun di utarakan ada sebuah rasa yang mengganjal dalam dirinya.
Perempuan yang ia cintai bak seperti mutiara yang susah di dapatkan, sekalipun didapatkan ia belum tentu mau. Awal perkenalan itulah yang ku rasakan. tapi aku ragu untuk mengungkapkannya.
Jika kamu milik ku, nantinya engkau akan kembali kepada ku. Karna semuanya hanya bisa dengan ketetapan sang maha kuasa.
"Gue jemput Aisyah dulu ya, entar kita berangkat lagi." mereka sekarang sudah di depan sekolahan dekat dari rumah Aisyah, karna tadi sempat terjadi sebuah insiden pertanyaan dari gurunya karna Aisyah tidak datang. Mau tidak mau Nanda menjemput Aisyah pulang.
"Iya Nan, kamu jemput aja." ucap mereka, menyetujui perkataan Nanda, Nanda mengangguk, kemudian ia langsung menjemput Aisyah di rumahnya.
Lain dari lain, Faiq yang merasakan kegelisahan dalam dirinya ia tak sanggup bertemu dengan Aisyah. Entah kenapa ada yang mengganjal dalam dirinya.
"Elu kenapa Faiq, kayak orang gelisah?" tanya Edwin merasakan perbedaan tingkah Faiq.
"Dia gerogi mau bertemu Aisyah." sahut Kevin, mereka langsung tertawa.
Berbeda dengan Syahil dan sahabat-sahabatnya, dia justru merasa heran dengan Edwin dan teman-teman nya yang tidak punya serta merasa bersalah dengan Aisyah.
"Heran gue, kenapa mereka enggak merasa bersalah dengan kamu dan Aisyah hil." Yanto tidak habis pikir dengan Edwin, menurutnya mereka sudah keterlaluan.
"Biarin ajalah." ujar Syahil santai, padahal di benaknya ia merasa khawatir dengan Aisyah.
Enggak lama kemudian Aisyah datang bersama Nanda, Aisyah pikir kalau Edwin dan teman-teman nya sudah tidak ada, justru malah ikut sampai akhir.
"Nan, aku balik aja ya." saat akan balik, Nanda mencegahnya bukan apa-apa karna Nanda takut Aisyah akan mendapatkan sanksi dari pihak guru.
"Jangan Aisy, aku mohon jangan." Nanda memegang tangan Aisyah, melihat Nanda memohon seperti itu Aisyah tidak bisa menolak.
"Ok Nan, kalian jalan dulu biar aku di belakang." Aisyah sangat kesal dengan Edwin, Nanda bisa merasakan bagaimana kesalnya Aisyah karna ulah Edwin dan teman-temannya.
"Enggak bisa Ais, yang depan perempuan yang belakang kan laki-laki. Masa kamu mau jalan sama laki-laki." ledek Rasya berusaha mencairkan suasana.
"Gini aja deh, kita jalan dulu dari nanti kita bertemu di tempat Bu Sinta bagaimana?" usul Syahil, menurutnya lebih baik ia mengalah dari pada ia melihat Aisyah tidak ikut sama sekali.
"Jangan hil, kan kamu yang tau rumahnya." mereka juga tidak setuju jika Syahil dan sahabatnya meninggalkan mereka.
"Entar aku Sherlock, kalian pada bawa hp kan?" tanya Syahil, handphone Syahil memang sudah canggih sedangkan handphone mereka belum canggih.
"Maaf Hil, Handphone kita belum canggih." Syahil lupa jika teman-temannya belum punya handphon seperti miliknya.
"Gue bawa, elu Sherlock aja ke gue." mau tidak mau Angga turun tangan.
"Enggak usah deh, makasih." ucap Luna dengan sinis.
"Orang enggak merasa bersalah seenaknya." sindir Cantika, sejak tadi dia diam dan sekarang ia keluarkan.
'Sepertinya apa yang di lakukan Edwin sudah membuat mereka kesal. Dan itu artinya sangat keterlaluan.' batin Angga menebak dari tatapan mereka satu persatu.
"Lebih baik kalian jalan dulu aja, nanti kita nyusul." putus Rasyah, karna hari juga mulai siang.
Mereka setuju dengan keputusan Rasya akhirnya Syahil dan para teamnya jalan lebih dulu, kemudian di susul oleh Nanda dan para temanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments