Datangnya perasaan ini karenanya, dan hilangnya perasaan ini juga karenanya, entah Allah menitipkan sebuah getaran di hati karna Allah ingin mengujiku, atau justru sebaliknya karna Allah ingin aku bersamanya.
Aku tidak sanggup melawan atas takdirnya, namun aku percaya di balik rasa yang Allah titipkan kepadaku saat ini pasti ada maksud tertentu.
Pasal jodoh merupakan sebuah takdir mualaq, kita tidak tau dengan siapa ? Kapan ? Dan bagaimana cara bertemunya ?, jika di pikir caraku bertemu dengan ku memang sangat unik.
Dengan sekejap, engkau mampu menggetarkan hati ku yang dulu belum ada. Terkadang aku tak pernah berpikir untuk jatuh hati dengan siapapun. Karna banyak sekali luka yang ku pendam.
Tidak ada satupun orang yang tau, apa yang ku rasakan, hanya Allah-lah yang tau apa yang terbaik yang aku inginkan. Ada sepenggal harapan bagiku untuk memiliki mu. Semoga Allah mempertemukan kita di sebuah ikatan pernikahan.
Akan ku titipkan rindu ini kepada Allah, dan akan ku sebut namamu dalam setiap sujud dan sholat ku. Aku percaya bahwa Allah sudah mempersiapkan yang terbaik untuk kita.
Tepat pukul 3 pagi di sepertiga malam, aku mendoakan mu, dan malam ini ku sebut namamu. Ini baru pertama kali aku menyebut nama seorang wanita dalam setiap doaku selain nama adik perempuan ku dan juga ibu ku.
"Ya Allah, aku sebut namanya dalam doaku. Aku belum tau bagaimana dia dan siapa namanya, namun tatkala pertemuan ku untuk pertama kalinya aku bertemu dengannya, sungguh ada sebuah rasa yang tak biasa dalam hati. Ya Allah jika memang Atas kehendakmu hamba bersamanya, hamba mohon kepadamu jagalah dia, tapi jika rasa ini hanya ujian untuk ku maka hapuskan. Hambah tidak ingin berbuat dosa, karna sudah terlalu banyak dosa yang hamba lakukan baik di sengaja maupun tidak." begitu indahnya doa yang ia ucapkan sekalipun dia belum tau sosok nama seorang gadis yang tengah menggetarkan hatinya.
Di matanya gadis itu sosok yang sangat unik, memiliki mata yang sayup menambah kecantikannya. Sungguh ada sebuah harapan yang besar baginya untuk memilikinya meskipun gadis itu masih kelas 2 MA.
Pagi harinya, Aisyah sudah sampai di sekolah. Hatinya sangat ceria seperti biasanya, bahkan gadis itu bercanda dengan sahabatnya Nala.
"Ohya Syah, kemarin Alea pulang jam berapa?" tanya Nala, Aisyah hanya tersenyum tanpa menjawab seolah di pikirannya terbayang terus wajah seorang pria tersebut.
"Syah, jangan diam aja." Nala menyenggol tangan Aisyah.
"Eeh, maaf Alea kemarin pulang jam 5 di jemput sama kakaknya." ujar Alea, Nala mengerutkan keningnya tidak biasanya sahabatnya itu tersenyum tidak jelas.
"Pagi guys.." sapa Alea saat memasuki kelas, memang Alea datang nya sangat pagi setelah Aisyah dan Nala.
"Al, maafin aku enggak bisa nemenin kamu nungguin jemputan." sesal Nala, sebenarnya Nala juga ingin ikutan menemani Alea tapi karna Ibunya menyuruh untuk menemani sang adek. Nala lebih mengalah.
"Enggak apa-apa kali." ujar Alea, entah kenapa Alea merasa ada yang sama antara sikap Aisyah dan kakaknya.
Aisyah yang tengah kasmaran, hati dan pikirannya tidak fokus dan tidak bisa mencerna mata pelajaran, bahkan hafalannya juga amburadul entah kemana arahnya. Apalagi sekarang waktunya hafalan Al Qur'an yang hanya tinggal waktu 1 jam lagi.
'Astaghfirullah, fokus Aisyah kenapa mikirin itu orang Mulu. ' ucap nya dalam hati, dalam satu jam terakhir Aisyah baru menyetorkan hafalannya meskipun banyak yang ia lupa.
"Cukup, tumben enggak fokus?" tanya ustadz Imam, baru kali ini Aisyah tidak fokus meskipun setoran hafalan Aisyah jauh lebih sedikit dari temannya tapi sangat lancar, untuk kali ini Aisyah tidak lancar sama sekali.
"Maaf Ustadz, " jawab Aisyah tersenyum getir, memang diantara teman-temannya Aisyah lah yang paling lambat hafalannya. Wajar saja karna Aisyah tidak pernah menghafal Al Qur'an sama sekali. Meskipun di Mts dulu ada tapi tidak seketat di sekolahnya sekarang. Di Mts jauh lebih dominan banyak kelonggaran.
Sedangkan di pondoknya jauh lebih ketat, berbeda dengan sekolahnya yang sekarang, baik pondok maupun rumahan sangat ketat hafalannya. Itulah kenapa banyak sekali para murid dari sekolahan As Syam, memiliki rasa cinta terhadap Al-Qur'an dan mampu memahami Al Qur'an.
Setelah menyetorkan hafalan, kini para siswa kelas 2 Putri sudah di perbolehkan untuk istirahat, selama istirahat pun Aisyah tidak fokus merasa dirinya tidak nyaman bahkan pikirannya sangat kalut.
"Kenapa Syah, kamu gelisah gitu?" tanya Nala menyadari sikap Aisyah tidak seperti biasanya.
"Enggak apa-apa Nal." Elak Aisyah, berusaha menyembunyikan perasaannya.
'Sikap Aisyah seperti nya sama dengan kakak ku, pas waktu jemput aku pulang, bahkan tadi aja dia sempat seperti sedang orang mencari seseorang.' batinnya, dengan tersenyum Alea bisa menyimpulkan jika terjadi sesuatu dalam diri dua insan ini.
Saat sedang menyantap jajanan yang tadi di beli, Alea mencoba untuk mengetes reaksi temannya mengenai sang kakak nya
"Eh, tau nggak dari kemarin aku curiga sama kakak ku." ujar Alea, entah kenapa jantung Aisyah langsung bergetar hebat. Tapi dia mencoba untuk biasa saja.
"Aneh kenapa Al?" tanya Nala, Nala memang orangnya sangat kepo jika sudah bersangkutan bersama sahabatnya. Tapi jika bersama yang lain dia tidak kepo sama sekali.
"Iya aneh aja, masa kak Izzan semenjak jemput aku dari rumah Aisyah, dia gelisah banget." ujar Alea berkata jujur, dia juga sedang mencari tau reaksi dari Aisyah.
"Mungkin lagi mikirin pekerjaan atau tugasnya Al." tuturnya, wajah Aisyah terlihat sangat biasa padahal hatinya sangat gelisah
'Kenapa Aisyah wajah nya biasa aja, padahal dia tadi sangat gelisah.' gumam nya dalam hati.
Bagi dua insan yang belum pernah merasakan jatuh cinta itu memang sangat aneh, tapi bagi seseorang yang pernah jatuh cinta itu hal yang biasa.
Dalam kisah cinta mereka, memang terbilang sangat unik, tanpa adanya perkenalan pertemuan. Tapi mereka sudah merasakan jatuh cinta dalam hanya 1 kali bertemu.
Tapi entah lah, bisa jadi kisah mereka menjadi kisah cinta sejati, tapi bisa juga kisah cinta mereka menjadi kisah cinta yang bersejarah. Allahu'alam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments