Bagaimana pun ayahmu, dia tetaplah ayahmu, karna tanpa seorang ayah kamu tak ada dalam dunia, karna ayahlah yang mengukir jiwa dan ragamu.
Jangan pernah kamu merasa dendam terhadapnya, meskipun engkau tidak suka dengan sikapnya lebih baik engkau bicara kan , ajak ayahmu bicara berdua.
Bicarakan apa yang kamu suka dan apa yang tidak kamu sukai, tanpa engkau ketahui dan tanpa kau minta pasti seorang ayah rela mengorbankan dirinya untuk anaknya.
Bahkan dia rela mengorbankan waktunya untuk mencari sesuap nasi untuk keluarga kecil nya makan, dia rela kehujanan ke panasan dan rela menahan lapar agar anak dan istrinya bisa makan.
Lalu bagaimana dengan Ayahku, jika di mata Ayahku, aku selalu salah. Bahkan dia sering bilang kalau aku anak yang tak berguna, yang tak bisa di andalkan. Yang tak bisa membanggakan orangtua.
Ayah ku juga selalu sering menyalahkan ibuku prihal mendidik ku, padahal didikan ibuku tak pernah salah hanya saja aku yang terlalu kesal dengan ayahku, sudah terlalu sering aku melihat ibuku menangis, sudah terlalu sering pula aku melihat ayahku membohongi ibuku.
Sudah terlalu sering pula aku melihat ibu ku di marahi oleh ayahku meskipun tidak fisiknya namun kata-kata ayah selalu menyakiti ibu ku bahkan sangat tak pantas untuk di ceritakan.
Tidak hanya itu jika ibuk ku dan aku di rendahkan oleh saudara-saudara ayahku, ayahku tak membela nya justru ia membela saudaranya, dia bahkan memarahi aku dan ibuku.
Dan apabila aku meminta membeli sesuatu ayah ku selalu mengungkitnya. Lantas apakah benar perilaku seorang ayah seperti itu? Jika kalian bertanya mengapa aku tak pernah dekat dengan ayahku itulah alasan ku, aku sudah capek dan terlalu letih menghadapi nya. Bahkan ayahku juga tidak bisa menjaga kehormatan istrinya padahal seorang suami dan istri bagaikan satu pakaian yang mana mereka selalu saling mensupport, menghargai, dan saling menjaga kehormatan satu sama lain. kehormatan istri adalah kehormatan suami, dan kehormatan suami adalah kehormatan istri.
'Maafkan aku ayah, aku tak bisa dekat dengan mu bahkan aku sudah mencoba untuk tidak membenci mu namun rasanya saat aku ingin dekat seperti ada sekat di antara kita. Aku memang membutuhkan figur seorang ayah namun yang ku dapatkan bukan dari mu. Melainkan dari pakde.' dalam hati kecil Aisyah ia sangat ingin sekali dekat dengan ayahnya layaknya seperti teman-teman nya. Namun saat Aisyah ingin mencoba untuk dekat seolah-olah ada penghalang untuk dirinya dan ayahnya.
Sepanjang malam Aisyah tidak bisa tidur dengan tenang padahal dia sudah sholat entah kenapa hatinya tidak tenang.
"Sudah jam 11 malam tapi aku tidak bisa tidur, ada apa dengan ku." gumam Aisyah ketika melihat ke arah jam dinding.
Menjelang sahur Aisyah baru bisa tidur, tepat pukul 3 pagi Aisyah sudah di bangunkan oleh ibunya, tidak biasanya Aisyah di bangunkan oleh ibunya.
"Assalamualaikum, Aisyah bangun sayang.." ucap Fatimah membangunkan anaknya sambil mengetuk pintunya namun tapi tak kunjung dibuka, akhirnya Fatimah membuka pintu kamar anaknya untungnya kamar Aisyah tidak di kunci, tidak biasanya Aisyah lupa mengunci kamarnya.
"Pantas saja di panggil enggak di sahut, pintu nya enggak di kunci. Ternyata tidurnya nyenyak banget, sampai mendengkur lagi." ketika melihat wajah Aisyah sedang tidur entah kenapa, Fatimah mengingat bagaimana Aisyah waktu kecil mulai dari dalam kandungan hingga sampai usia balita dan ketika dia sudah sampai remaja, Aisyah selalu menjadi obat bagi Fatimah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments