Kirana mengikuti langkah nenek dan diikuti pengawal yang sigap berjalan di belakangnya.
'Kenapa gue bisa bertemu dengan nenek lampir ini sih? Apes banget,' keluh Kirana.
Tok... Tok... Tok... Nenek mengetuk pintu.
Beberapa kali belum ada sahutan.
"Maaf nyonya, cucu anda berada di taman belakang", beritahu suster.
Tak menjawab, nenek langsung menarik Kirana dan berjalan menuju taman yang dimaksud.
Deg... Deg... Deg... Detak jantung Kirana lebih cepat dari biasanya.
'Smoga tak terjadi apapun Tuhan,' harap Kirana dalam hati.
"Sejak kapan selera pakaian kamu berubah?" tatapan nenek seakan menghujam tepat di jantung Kirana.
'Emang selalu begini gayaku,' jawab Kirana, tapi tak sampai keluar suara.
Saat ini Kirana pakai celanan denim, kaos yang menurut Kirana nyaman dipakai, topi untuk menguncir rambutnya biar tak tergerai. Tak lupa sepatu sneakers menutupi kaki.
"Tak bermerk semua?" lanjut nenek.
Kirana hanya bisa membalas dengan tersenyum kecut.
'Ini aja belinya pakai potong gaji,' batin Kirana.
"Max, mau kemana?" seru nenek ketika melihat cucunya tergesa-gesa ingin pergi.
"Oh, nenek," Maxime menoleh ke arah Kirana dan nenek.
Deg... Deg... Deg... Jantung Kirana dipacu semakin cepat.
'Makhluk ganteng yang kemarin. Aduh..duh... Kenapa jantungku berdesir,' reflek Kirana memegangi dadanya.
Bukannya menghampiri nenek, Maxime berjalan ke arah Kirana.
"Darimana lagi kamu?" tanya Maxime dengan ketus.
"Pakai gaya abege pula," olok Maxime. Tatapan tajamnya bagai menelanjangi Kirana.
"Emmmmm....," Kirani kikuk mau menjawab.
"Ikut aku," tangan Maxime menggandeng lengan Kirana seakan meminta Kirana mengikuti langkahnya.
"Ke... Kemana?" Kirana hendak menolak tapi cengkeraman Maxime terlalu kuat bagi Kirana.
"Selama ini aku sudah menuruti apa kemauan kamu," ucap Maxime terlihat kesal.
"Ta... Tapi... Apa yang sudah kulakukan?" sela Kirana.
"Jangan pura-pura kamu. Sudah berapa pria yang tidur sama kamu? Jangan kamu pikir dengan aku diam, aku tak tahu" tuduh Maxime.
'Hello, gue masih perawan wir,' kesal hati Kirana.
"Mommy," suara anak kecil memanggil.
Anak kecil yang sedang duduk di sebuah kursi roda.
'Anak itu lagi?' Kirana menutup mulutnya.
Wajah yang semula tertekuk menjadi riang kembali saat melihat Kirana.
'Apa aku harus bilang kalau aku bukan mommy nya?' pikir Kirana.
"Mommy, peluuukkkk," pinta Cantika.
Meski kikuk, Kirana menuruti saja permintaan bocah itu.
Melihat wajah Cantika yang sayu, membuat Kirana tak tega untuk jujur mengakui siapa dirinya.
"Lamaaaaaaaa aku nunggu momen ini Mom," suara Cantika terdengar miris di telinga Kirana.
Kirana mengurai pelukan dan menatap wajah sayu itu.
"Selama ini mommy selalu menolak untuk aku peluk. Katanya jadi anak nggak boleh manja," ungkap Cantika.
"Sekarang mommy beda, bahkan pelukan mommy berasa hangat sekali," Cantika ingin dipeluk lagi oleh Kirana.
"Mommy sayang Cantika?" tanya polos bocil itu.
Wajah polosnya membuat Kirana tak kuasa untuk menggeleng. Kirana menganggukkan kepalanya.
"Iya, mommy sayang sama kalian," kata Kirana.
"Horeeeeee...," teriak senang Cantika.
"Mommy kok nggak jadi pergi?" tanya Kenzo dari arah samping Kirana.
"Ah...eh....eh...," Kirana bingung musti jawab apa. Dia juga barusan datang.
"Tumben mommy batalin? Katanya tadi mau keluar negeri," lanjut Kenzo.
"Iya...eh enggak," jawab Kirana gugup.
"Mommy ini kenapa sih? Aneh banget hari ini. Kalau mommy mau pergi, pergi saja. Cantika biar Kenzo yang jagain," kata bocah laki-laki itu dengan tegas.
"Enggak mau, aku mau tidur barengan mommy," teriak Cantika.
'Aduh, kenapa gue bisa berurusan lagi dengan keluarga ruwet ini sih,' gerutu Kirana.
"Kirana, putri kamu kangen sama kamu. Sebaiknya kamu di rumah selama beberapa hari ini," suruh nenek.
Kirana tak menjawab.
'Bolos kerja lagi nih. Bisa dipecat gue sama kak Mega,'
"Mommy, jawab dong nenek," suruh Kenzo.
"Iya, sebaiknya kamu tak pergi sampai Cantika sembuh," tegas Maxime tak mau dibantah.
"Kalau kamu memaksa, maka semua pengawal akan aku kerahkan untuk menjaga kamu," lanjut Maxime.
'Apa aku bisa lolos kali ini?' Kirana memikirkan cara.
"Mommy, lapar. Aku mau makan," kata Cantika manja kepada Kirana.
"Hhmmm iya sayang," pesona gadis cilik ini tak kuasa Kirana tolak.
'Apa aku berdosa jika keadaan lah yang memaksa?' Kirana galau.
"Kenapa diam? Jangan bilang kalau kamu mau pergi lagi," kata Maxime terdengar kecewa
"Kita balik kamar Mom," tangan mungil Cantika menggandeng Kirana.
Seperti terkena aliran listrik ratusan ribu watt, Kirana pun menurut.
Cantika tertawa senang.
"I love you Mommy," serunya dengan jari tangan membentuk 'saranghaeyo' dan Kirana membalas dengan melakukan hal yang sama.
"Tadi nenek ketemu dia di mana?" tanya Maxime dan kebetulan Kirana ikut mendengar.
"Resto seafood," tukas nenek singkat.
"Seafood?" perjelas Maxime.
"Iya," jawab nenek yakin.
"Tumben?" dan nenek mengangkat kedua bahu tanda tak tahu.
Cantika mengajak balik ke kamar.
Puluhan pengawal mengikuti keluarga Bagaskara sehingga menarik perhatian penghuni rumah sakit lain.
"Mom, lapar," rajuk Cantika.
Panggilan itu lama-lama terdengar biasa di telinga Kirana.
"Mau apa sayang?" tukas Kirana.
Arah mata Cantika melihat ke arah piring makan di meja dan belum tersentuh.
"Kok masih utuh?" celetuk Kirana.
"Cantika tak mau makan kalau tak kamu suapin," celetuk Maxime di belakang mereka berdua.
"Sekarang Cantika mau makan Dad," imbuh Cantika menimpali.
"Tapi makannya disuapin Mommy," lanjut gadis kecil itu ragu-ragu. Takut ditolak oleh mommy nya.
"Baiklah," Kirana mengambil piring yang ada di meja.
Dengan telaten Kirana suapin Cantika, hingga tak lama suasana kikuk yang tadi tercipta terurai dengan sendirinya.
Hingga obrolan seru bersama Cantika bisa diimbangi oleh Kirana.
Maxime merasa lega, ada perubahan signifikan dari istrinya. Meski dalam hati kecilnya, Maxime merasakan keanehan. Tapi berusaha disangkal karena melihat keakraban mereka berdua.
Kenzo duduk menyilangkan tangan.
Kenzo yang lebih dewasa dari usia sebenarnya tak begitu suka dengan keakraban Cantika dan Kirana.
"Gadis manja," olok Kenzo.
"Biarin," Cantika menjulurkan lidah ke arah sang kakak.
Cantika makan dengan lahap.
"Makan yang banyak biar lekas se....," kata Kirana mengajak tebak-tebakan Cantika.
"Sehaaattttt....," tukas Cantika dengan riang.
"Gadis pintar," puji Kirana.
"Mom, habis makan. Cantika mau tidur dipeluk Mommy. Tapi mommy janji ya, tak boleh pergi lagi saat Cantika bobok," pinta Cantika.
"Hhmmmm," Kirana menyetujui.
Kirana melakukan apa yang diminta gadis kecil itu.
Dalam lelapnya tidur, Cantika sering mengigau dan tak mau ditinggalin mommy nya.
'Siapa sih mommy nya. Tega banget dengan anak secantik ini?' batin Kirana.
Meski telah pulas, tangan gadis kecil itu masih menggenggam erat tangan Kirana yang berbaring seranjang dengannya sampai Kirana kesulitan untuk melepas.
Sebuah kecupan mengagetkan Kirana.
"Makasih," ucap Maxime lirih tepat di belakang telinga membuat kuduk Kirana berdesir.
Jantung Kirana berasa naik roller coaster sekarang.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
HAPPY READING
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Esther Lestari
nah lho Kirana...bagaimana mau melarikan diri dari keluarga ini🤔🤔
dapat bonus kecupan bikin jantung gk aman ya Kirana😂😂.
2024-02-04
2