Di tengah keheningan, ponsel Axel berdering.
"Di mana? Lo tahu nggak di mana Kirani?" tanya Maxime di ujung telpon.
"Kirani? Dia istri lo, ngapain lo nanyanya ke gue?" kata Axel.
'Kirani?' batin Kirana.
Kirana teringat akan ucapan seseorang yang mengira dirinya adalah istri yang bernama sama seperti yang disebutkan Axel tadi.
"Oke, gue mampir ke rumah sakit. Kalau tak ingat Cantika, ogah gue," kata Axel seraya ngedumel.
"Sorry, kita ke rumah sakit bentar. Anak temen gue sakit," ujat Axel setelah menutup telepon.
Hening karena Kirana tak menjawab.
Lagu 'kasih tak sampai' milik Padi Band mengalun menyayat.
'Issshhh kenapa muterin lagu ini sih? Jadi teringat sama Firman sialan,' gerutu Kirana dalam hati.
"Kenapa diam? Sakit gigi?" celetuk Axel menggoda.
Kirana mencebikkan bibir.
Laju mobil terus berjalan.
'Bukankah ini jalan menuju rumah sakit itu? Wah, bisa berabe nih. Kalau sampai ketahuan kalau gue pasien melarikan diri kapan hari bisa ketangkep gue. Mana belum bayar lagi," keluh Kirana dalam hati.
"Tuan Axel," keluar juga suara Kirana.
"Iya sayang," goda Axel.
"Issshhhh," kesal Kirana dipanggil sayang.
"Iya, ada apa?" lanjut Axel.
"Apa ini mau ke rumah sakit 'Harapan Bunda'?" tanya Kirana.
"Yapppp," jawab singkat Axel.
'Sebaiknya gue nunggu di mobil aja deh, daripada ketahuan,' niat hati Kirana.
Mobil telah terparkir di basement yang menurut Kirana terlalu mewah untuk parkiran rumah sakit.
Tahu jika Kirana terkagum, maka Axel dengan beraninya menoel pipi cewek cantik itu.
"Apaan sih tuan?" kata Kirana seraya menggerutu.
"Biasa aja deh. Ini memang parkiran khusus buat vvip," jelas Axel.
"Oooohhh," tukas Kirana.
"Ayo turun!" ajak Axel.
"Saya boleh menunggu di sini aja," tolak halus Kirana.
"Hhmmmm baiklah, aku janji nggak akan lama," ucap Axel.
Kirana mengangguk.
Mesin mobil tak dimatikan oleh Axel, agar Kirana nyaman berada di dalamnya.
Karena kecapekan kerja atau memang mobilnya yang nyaman, Kirana tertidur selama menunggu dalam mobil.
Kirana sedikit membuka mata saat sayup terdengar ada yang mengetuk pintu mobil.
"Axel... Axel...," seru wanita yang belum kelihatan jelas sosoknya di mata Kirana.
Kirana pun membuka kaca mobil yang sebelah.
"Axel, cewek mana lagi yang lo bawa?" lanjut wanita itu bernada ejekan.
'Kok tahu kalau ini mobil punya tuan Axel? Apa wanita ini pacar tuan Axel? Lihat gayanya sih enggak ya. Biarin aja lah. Mendingan tidur lagi,' batin Kirana dan kembali menutup kaca mobil yang sedikit terbuka.
.
"Haiii Cantika...," sapa Axel saat bocah cantik itu sedang makan ketika dia datang.
"Hai uncle," balas Cantika.
"Uncle cari Daddy?" tanyanya.
"Atau cari mommy?" sela Kenzo.
"Cari Daddy dong, ngapain nyari mom kalian. Ntar uncle dijitak sama Dad Max," jawab Axel dengan tawa lebar.
Axel mendekat ke Cantika.
"Masih demam?" Axel memegang kening putri Maxime itu.
"Ngapain lo pegang-pegang anak gue?" tanya Maxime dari belakang Axel.
"Yaelah...gitu doang Max," jawab Axel gusar.
"Jangan mulai deh," ucap Kenzo kembali menyela.
"Dad kamu yang mulai Ken," tukas Axel.
"Uncle, tolong bilangin Mom. Cantika kangen," anak kecil itu berkata dengan mata mulai berkabut.
Axel sampai termangu tak bisa menjawab.
"Nanti uncle bantu cariin mommy deh," kata Axel.
"Cari kemana uncle? Daddy aja tak tahu kemana mommy pergi. Ya kan Dad?" ujar Kenzo. Kata-kata Kenzo tak terbantahkan. Toh itu kenyataan yang ada, saat ini Maxime kesulitan mencari Kirani.
"Katanya CEO, nyari istri sendiri aja nggak bisa," olok Axel.
"Sialan lo," umpat Maxime tepat di telinga Axel, agar tak terdengar oleh kedua anaknya.
"Ha...ha... Kamu tuh, CEO kalah sibuk sama istri," olokan Axel semakin menjadi.
"Halo semua....Mommy datang," suara wanita anggun melenggang cantik masuk ke ruangan rawat inap Cantika.
Tanpa merasa bersalah diapun mendekat ke arah Cantika.
"Anak mommy yang cantik kenapa sakit?" pelukan hangat diberikan untuk Cantika.
"Cantika kangen mommy," jawab Cantika.
"Jangan manja deh. Cantika sudah besar. Tahu kan kalau mommy sibuk," jelas wanita yang ternyata adalah Kirani.
"Mommy sibuk apaan? Bukannya sudah dipenuhin semua kebutuhannya sama Daddy," ucapan Kenzo terdengar dewasa seperti biasa.
"Ah, kamu tahu apa sayang," celoteh Kirani.
"Hei Axel kamu di sini juga? Siapa tuh cewek di mobil?" rem mulut blong Kirani.
"Kamu ketemu dengannya?" tanya Axel merasa was-was.
'Apa Kirani bertemu dengan Kirana?' gejolak batin Axel.
'Jangan sampai mereka berdua ketemu,' harap Axel.
"Ketemu...," tukas Kirani.
"Hah?" tanggap Axel tak percaya.
Kalau mereka berdua bertemu, tentu tak sesuai harapan Axel.
Kirani melempar Axel yang melongo tak seperti biasa.
"Lalat nyemplung tuh ke mulut kamu," seru Kirani tertawa renyah.
"Beneran lo ketemu sama cewek yang aku bawa?" tanya ulang Axel.
"Ha...ha... Nggak biasanya lo gugup seperti itu? Pake keringat dingin segala," Kirani malah tertawa.
"Cewek keberapa tuh?" sindir Kirani.
"Kirani, gue tanya sekali lagi. Emang lo ketemu sama dia?" tanya Axel sekali lagi.
"Ha...ha...," tawa Kirani semakin keras.
"Kalian ini bahas apa sih? Perkara cewek aja diributin," sela Maxime yang kasihan sang putri tetap saja dicuekin sama mommy nya.
'Apa itu artinya mereka memang benar orang yang berbeda? Yesssss,' senang rasa hati Axel.
"Baiklah, gue pergi!" Axel beranjak.
"Mau kemana lo?" seru Maxime.
"Kencan" Axel pergi dengan raut wajah beda seperti biasa.
"Bahagia banget dia? Tumben?" celetuk Maxime.
"Ya biarin aja. Kali aja ketemu jodoh. Dan secepatnya move on dari gue," tukas Kirani menimpali.
"Darimana?" tanya Maxime saat memandang tajam Kirani. Tema mereka sudah beralih.
"Ada perlu," jawab Kirani singkat.
"Cantika, mommy sudah datang nih. Besok sembuh ya?" kata Kirani dengan duduk menyilangkan kaki di samping tempat tidur sang anak.
"Mom, aku ingin tidur dipeluk sama mommy," pinta Cantika.
"Udah deh jangan manja. Mommy sudah nyempatin waktu buat kamu malam ini sayang," balas Kirani.
"Kirani, apa salahnya sih kamu pelukin anak kita? Cantika kangen banget sama kamu," kata Maxime dengan nada suara menaik.
"Sudah deh jangan mulai ngajak ribut. Aku ingin anak kita belajar mandiri dan tidak malas," bela Kirani.
"Tapi mereka masih kecil-kecil," balas Maxime kesal.
Cantika menangis melihat Dad dan Mom beradu mulut seperti biasa.
Cup. Kenzo mengecup kening sang adik.
"Biar kakak aja yang peluk kamu," katanya seraya menarik selimut dan tidur seranjang di bed rumah sakit. Tanpa peduli Maxime dan Kirani yang masih saja berdebat.
.
Axel datang sambil bersiul.
Kirana terkejut saat pintu mobil terbuka dan Axel masuk.
"Oke, kita lets go," kata Axel sembari menginjak pedal gas.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Happy reading
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Esther Lestari
Cantika itu anak Kirani atau bukan sih, koq gk ada sayang2nya sama anak sendiri.
Axel bahagia banget setelah tahu kalo Kirani & Kirana adalah 2 orang yg berbeda.
2024-02-01
3
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-02-01
2