Maxime beranjak dan berencana untuk pergi ke rumah sakit karena putri mungilnya sedang menunggu di sana.
Sebuah notif pesan masuk ke ponsel Maxime saat dirinya tergesa.
"Aku sibuk sayang. Jangan mencariku untuk sementara waktu," bunyi pesan yang ternyata dari Kirani.
Maxime langsung menghubungi sang istri untuk memberi kabar jika Cantika sakit.
Tapi sekali lagi Maxime kecewa, karena ponsel Kirani telah dimatikan.
'Tanggung jawab kamu sebagai ibu mana Kirani?' kesal sekali hati Maxime.
Demam tinggi Cantika selalu kambuh jika putrinya itu kangen sama Mommy nya.
Maxime mengetik pesan untuk sang istri.
Memintanya pulang karena Cantika sakit.
Sedetik dua detik sampai lima belas menit menunggu, belum ada jawaban dari Kirani maka Maxime menginjak pedal gas dengan kuat. Mobil sport itu pun meraung dan membelah jalanan yang sedang padat.
.
Kirana masih memikirkan cara agar segera bisa mengganti uang Axel yang dipakai untuk membayar ganti kerugian toko.
Mengingat syarat yang diajukan Axel membuat Kirana begidik ngeri.
Bagaimana tidak, dengan uang segitu Axel mengajukan syarat jika sewaktu-waktu Axel butuh ditemani maka Kirana harus siap.
"Ber, bantu aku dong," rajuk Kirana.
"Bantu apa?" tukas Berlian yang kembali satu shift dengan Kirana.
Kirana menceritakan perjanjiannya dengan Axel.
Alhasil Berlian menjitak kepala Kirana.
"Lo ini gimana sih? Tinggal nemenin doang aja. Apalagi tuan Axel super ganteng," kata Berlian mengulum senyum karena membayangkan pesona Axel.
Sekarang Kirana membalas menjitak kepala Berlian.
"Aduh...sakit tau," keluh Berlian.
"Ha...ha...makanya bantuin gue," Kirana terbahak melihat ekspresi sahabatnya itu.
Tawa renyah itu terhenti saat ponsel jadul Kirana berbunyi.
"Isshhhh, panjang umur banget nih orang. Baru juga diomongin," gumam Kirana.
"Siapa?" tanya Berlian.
"Nih," Kirana menunjukkan layar ponsel yang bertuliskan 'Axel incoming call,'
"Angkat dong Kir," suruh Berlian.
Kirana memanyunkan bibirnya ke depan, sebal. Merasa diteror oleh Axel.
"Males gue," seru Kirana.
Panggilan itu berhenti dengan sendirinya, tapi sedetik kemudian notif pesan masuk.
'Kalau tak angkat, aku akan ke toko sekarang,' bunyi pesan itu.
"Issshhhhhhh," Kirana akhirnya menggeser ikon hijau di ponsel saat ada panggilan masuk lagi.
"Cie....cie....," olok Berlian.
'Temenin aku makan siang. Akan kujemput selepas kamu pulang kerja," kata Axel saat panggilan tersambung.
"Ta... Tapi tuan," Kirana hendak beralasan jika siang ini tak bisa karena akan pergi bersama Berlian.
"Tak ada tapi-tapian jika hanya punya alasan yang tak bermutu. Pasti kamu akan bilang kalau mau pergi sama teman kamu bukan?" balas Axel.
'Ih, dia bagai dukun aja,' batin Kirana.
Tak lama setelah menghubungi Kirana, Axel telah sampai di tempat Kirana kerja.
"Tuan, jam kerja saya masih satu jam lagi," sambut Kirana untuk memberitahu.
"Aku tahu. Aku akan menunggu kamu di depan," bilang Axel sambil menunjuk satu set meja kursi yang sengaja disediakan oleh pihak toko.
Kirana tak bisa menjawab.
Mobil sport mewah milik Axel yang parkir di area depan toko pun menarik perhatian beberapa pengunjung.
"Mobil milik siapa tuh? Mentereng banget," seru Mega yang barusan keluar dari ruangannya.
"Oh itu? Milik tuan yang sedang nungguin Kirana tuh," tunjuk Berlian.
"Apa itu tuan Axel?" tanya Mega dengan mata tak beralih ke sosok pria yang sedang duduk di depan toko sambil menikmati sebotol minuman dingin.
"Iya kak," jawab Berlian.
"Aku temenin dia dulu, daripada bosan nungguin Kirana yang sedang kerja," ucap Mega.
"Kir, kamu beresin dulu gih barang yang ada di gudang," suruh Mega saat melihat Kirana hendak balik ke meja kasir.
'Aku harus membuatnya sibuk agar tuan Axel tak bisa melihatnya,' akal bulus Mega muncul karena dilihatnya Axel sering melirik ke arah Kirana.
"Tadi pagi sudah aku beresin loh kak," sela Berlian.
"Beresin lagi. Emang tadi kalian berdua nggak ambil-ambil barang lagi," tukas Mega sengit.
"Oke kak, aku ke sana," kata Kirana tak mau berdebat.
Lagian ini juga kesempatan buat Kirana buat istirahat dan menghindari tatapan pria yang sering mencuri pandang dan membuat Kirana risih.
Kirana telah pergi ke gudang.
"Kesempatan gue nih," gumam Mega seraya berjalan ke luar toko untuk menemui Axel.
"Selamat siang tuan Axel. Ada yang bisa saya bantu?" tanya Mega dan langsung duduk di samping Axel.
'Sok akrab,' batin Axel kesal.
"Oh nggak perlu. Aku nggak mau ganggu yang sedang sibuk kerja," tukas Axel untuk menolak halus.
"Nggak papa tuan. Saya juga sedang istirahat nih," lanjut Mega.
"Oh..., aku mau ke toilet," kata Axel beranjak dari tempatnya duduk. Untuk menghindari Mega tentu saja.
"Baik tuan. Toilet ada di ruang belakang," tunjuk Mega ke arah pintu yang ada di pojok dekat etalase berbagai macam sabun.
"Oke," Axel meninggalkan begitu saja Mega yang masih duduk di sana untuk menunggu Axel balik.
Axel bertanya ke Berlian di mana Kirana.
Bukannya ke toilet tapi mencari Kirana yang sedang berada di gudang sesuai arahan Berlian.
"Halo cantik," sapa Axel membuat Kirana terkaget.
"Tuan ini bagai cenayang deh. Datang tak diundang main nongol aja," kata Kirana kesal saking kagetnya.
"Ha...ha...masih muda kok jantungan," Axel tertawa melihat ekspresi lucu Kirana.
"Tuan kok masuk ke sini? Kalau ketahuan, saya bisa dipecat tuan," kata Kirana.
"Wah, kebetulan. Malah aku berharap kamu dipecat aja," balas Axel di luar ekspektasi Kirana.
Kirana melotot ke arah Axel, membuat tawa pria itu semakin keras.
Kirana tak sungkan membungkam mulut Axel karena takut ketahuan Mega.
"Tuan, mendingan anda keluar saja deh. Gangguin orang kerja aja," seru Kirana dengan tangan masih menutup mulut Axel.
Axel melotot, baru kali ini ada cewek yang dengan berani mengancam dirinya.
'Wajah mereka sama, tapi sikapnya sangatlah bertolak belakang,' batin Axel.
Axel mengangkat kedua tangan tanda menyerah.
"Oke, aku keluar," kata Axel setelah tangan Kirana berpindah dari mukanya.
"Lebih baik begitu," kata Kirana dan melanjutkan kerjaan yang tertunda karena kedatangan Axel.
Dan kini mereka berdua telah duduk di mobil mewah milik Axel setelah beberapa lama Axel menunggu.
Kirana sengaja memperlama waktu operan shift, tapi ternyata pria itu dengan sabar masih menunggunya sampai selesai.
Di tengah keheningan, ponsel Axel berdering.
"Di mana? Lo tahu nggak di mana Kirani?" tanya Maxime di ujung telpon.
"Kirani? Dia istri lo, ngapain lo nanyanya ke gue?" kata Axel.
'Kirani?' batin Kirana.
Kirana teringat akan ucapan seseorang yang mengira dirinya adalah istri yang bernama sama seperti yang disebutkan Axel tadi.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
To be continued, happy reading guyssss
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-01-27
2
Esther Lestari
Kirani kemana dirimu pergi koq gk pulang2.
2024-01-27
2