Maxime meminta anak buahnya untuk mengirim lokasi kejadian istrinya kecelakaan.
"Aku harus memastikannya sendiri," ujar Maxime. Info sebelumnya Kirani sedang bersama seorang pria. Karena tak ingin terendus, pria itu meninggalkan istri Maxime di tepian jalan pasca kecelakaan.
Pagi sekali dengan baju kasual, Maxime mendatangi lokasi kejadian.
Seorang pengemudi becak yang sedang mangkal menunggu penumpang menghampiri Maxime.
"Cari apa tuan muda?" tanyanya.
"Bapak tahu nggak kecelakaan yang terjadi beberapa hari yang lalu?" tanya Maxime.
"Yang korbannya seorang wanita muda?" lanjut Maxime.
Bapak yang sudah berumur itu pun mencoba mengingatnya.
"Oh, wanita muda yang terjatuh dari motor? Terus mobil yang menyenggol melarikan diri? Kemarin dia ke sini tuan muda. Nyariin hape sama tas katanya," kata bapak itu semangat.
'Jatuh dari motor? Tak mungkin istriku naik sepeda motor," pikir Maxime.
"Bukan pak. Istriku naik mobil sama temannya, tapi dia ditinggal sendirian di sini," ungkap Maxime.
Bapak itu mencoba mengingat lagi
"Kapan kejadiannya tuan?" tanyanya balik.
"Dua hari yang lalu," jawab Maxime.
"Kalau dua hari yang lalu, hanya ada nona pengendara sepeda motor itu yang jatuh. Dan anehnya lagi tuan, sebuah mobil mewah yang membawanya pergi dari sini," jelas bapak pengemudi becak.
"Kok makin tak jelas gini kejadiannya," pikir Maxime.
"Oke pak, makasih atas infonya," Maxime menyerahkan selembar uang ratusan ribu.
"Makasih... Makasih tuan muda. Wah, rejeki nomplok nih," seru bapak itu dengan bahagia.
Dengan pakaian yang sama, Maxime langsung melajukan mobil ke arah perusahaan.
Banyak pasang mata melihat ke arah sang bos yang nampak berpakaian santai itu.
Maxime meminta sekretarisnya untuk memanggil orang-orang yang membawa Kirani dari lokasi kecelakaan.
"Baik tuan," jawab sekretaris seksi yang tak pernah dilirik oleh Maxime karena setianya terhadap sang istri.
Maxime membuka pintu ruangannya yang selalu wangi itu.
Sudah ada Axel di sana.
"Pagi bro," sapa Axel.
"Tumben loh ke sini pagi-pagi? Kesambet?" tanya Maxime.
Axel yang selalu bangun kesiangan, malas untuk berangkat kerja. Axel yang selalu foya-foya. Itu lah analogi yang pas buat menggambarkan Axel.
"Mampir aja," seru Axel.
"Mendingan lo pergi aja deh. Gue sibuk hari ini," usir Maxime.
"Lanjutin aja kerja lo. Gue nggak bakal ganggu kok. Gue cuman ingin duduk di ruangan lo ini aja," seru Axel.
"Gila lo" umpat Maxime sambil duduk.
Tok... Tok... Pintu kaca itu diketuk.
Beberapa orang berjas rapi masuk ke ruangan Maxime.
"Selamat pagi tuan," sapa ketiganya dengan sopan.
"Bisa dijelaskan kronologi kalian membawa istri saya ke rumah sakit?" todong Maxime.
"Sesuai perintah anda tuan. Siang itu kami terus mengikuti nyonya Kirani pergi. Tapi hampir satu jam kami kehilangan jejaknya," jelas pria yang berdiri paling kanan.
"Lantas?" kejar Maxime.
'Ternyata mereka sempat kehilangan jejak. Kirani memang pintar menemukan cara untuk mengelabui para pengawalku,' batin Maxime.
"Kami mencari kemana-mana. Hingga tak sengaja melihat nyonya keluar dari sebuah tempat loundry dengan membawa sepeda motor. Karena merasa aneh, kami terus mengikuti arah motor itu berjalan. Dan terjadilah kecelakaan itu,"
"Kita berempat turun dari mobil untuk memastikan bahwa itu memang beneran nyonya Kirani. Dan ternyata betul, maka kami memutuskan untuk membawa nyonya ke rumah sakit," lanjut pria itu memberi penjelasan.
"Sampai sini sudah jelas, ada beberapa waktu yang hilang di balik cerita mereka. Tapi apa mungkin Kirani bisa naik motor? Yang aku mengerti dan pahami, Kirani tak bisa naik motor kecuali dibonceng," pikir Maxime.
"Maaf tuan, saat itu kami langsung mengangkat nyonya karena pingsan lumayan lama," imbuh yang lain.
"Oke, kalian boleh pergi," kata Maxime.
Maxime termangu, membayangkan situasi saat itu.
"Apa tujuan Kirani melakukan itu? Aneh?" gumam Maxime.
Axel yang mendengar semua, mencoba meraba-meraba.
Sebenarnya kedatangannya pagi ini ingin bercerita kepada Maxime.
Tapi sepertinya Axel mengurungkan niat.
Wanita yang ditemuinya semalam sangatlah menganggu pikirannya.
"Max, apa Kirani semalam keluar?" tanya Axel pada akhirnya.
"Ngapain lo nanya bini gue?" tukas Maxime.
"Nanya doang. Sensi amat sih," celetuk Axel.
"Iya, bini gue semalam keluar," jelas Maxime ketus.
"Puassss lo," lanjut Maxime.
"Ngapain juga keluar selarut itu? Hang out? Kirain sejak jadi istri lo, Kirani jadi cewek rumahan," tanggap Axel.
Maxime mencibir ucapan Axel yang menyindirnya itu.
"Gue pergi. Bosan disini nggak ada minuman," Axel beranjak.
"Pergi sana!" usir Maxime.
.
Di lobi perusahaan Bagaskara, Axel menghubungi sebuah nomor ponsel yang baru didapatnya. Tapi tak terangkat.
Axel mau mencoba untuk yang kedua kali, tapi sebuah nomor tak dikenal masuk. Axel mengangkat kedua alisnya, "Siapa nih?"
Padahal Axel hanya menyimpan nomor-nomor khusus. Khusus nomor cewek yang sengaja didekatinya, jika berhasil maka akan langsung dihapus nomor-nomor mereka.
Belum juga terangkat, panggilan itu berakhir.
Sedetik kemudian, panggilan masuk kembali datang.
"Halo," sapa Axel.
"Tuan, apa ini tuan yang semalam? Tolong saya tuan," suara itu, batin Axel.
Axel tak bergeming.
"Tolong datang tuan. Saya perlu bantuan anda," suara di ujung telpon.
Axel tak menjawab, tapi langsung mempercepat langkah menuju parkiran mobil.
"Aku harus memastikan kalau cewek itu bukan dia," gumam Axel.
Axel menggeber mobil mewahnya ke arah yang diberitahu sang penelpon.
Beberapa orang yang melihat Axel turun dari mobil, memandang kagum. Bak melihat artis ibukota saat melihat Axel turun dengan jas rapi lengkap dengan kacamata hitam berjalan tergesa masuk ke ruangan.
"Hmm.... Hmm...," Axel berdehem dan semua orang di sana menoleh ke arah Axel.
Sementara itu pandangan Axel terfokus pada seorang wanita yang tertunduk dan tak berani menatap lawan bicaranya.
"Ada apa ini?" seru Axel.
"Anda siapa? Maaf ini urusan internal," kata cewek yang lebih dewasa daripada cewek yang tertunduk tadi.
Axel meraih ponsel dan menekan nomor yang menghubunginya tadi.
Dan cewek dewasa itu merogoh sakunya.
"Oh, jadi anda lah saksi yang dimaksud? Perkenalkan, nama saya Mega. Kepala toko di sini," bilangnya.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
Happy reading
Hari Senin, waktunya vote 😄
N' jangan lupa like, komen dan subscribe
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
intan aulia
lanjut
2024-01-23
2
Kasih Bonda
next Thor semangat
2024-01-22
2