Kirana dan Kirani

Berlian bersama Kirana menuju titik lokasi kecelakaan Kirana.

Kirana hendak mencari keberadaan ponsel dan tas butut miliknya yang hilang saat terjadi kecelakaan itu.

Beberapa orang tukang becak yang sedang ngobrol sambil menunggu penumpang tak luput dari sasaran pertanyaan kedua cewek itu.

"Kecelakaan? Dua hari yang lalu?" tanya salah satu tukang becak.

"Wah mba, saat itu situasinya kacau sekali. Apalagi kecelakaan saat itu melibatkan keluarga orang yang berpengaruh," terangnya.

"Keluarga berpengaruh?" sela Kirana.

"Betul atuh neng cantik. Barusan juga banyak orang-orangnya ke sini mencari sesuatu," beritahu yang lain.

"Mencari sesuatu?" Kirana mundur selangkah.

'Apa mereka disuruh mencariku?' pikir Kirana.

"Iya Neng. Katanya mencari istri bos nya. Fotonya sih cantik banget neng," lanjut penarik becak itu sambil terus mengamati Kirana.

Kirana yang merasa diperhatikan, kemudian menunduk.

"Eh Neng, kok wajah neng sama persis yang dicari orang-orang tadi?" tukang becak mencermati wajah Kirana.

"Ah, bapak ini pasti salah orang deh. Temanku ini belum punya keluarga pak. Seharian ini dianya bersama gue terus," jelas Berlian.

"Kita pergi aja yuk!" ajak Kirana.

"Lah? Katanya mau nyari tas sama ponsel lo?" timpal Berlian.

"Gue ikhlasin aja deh. Mendingan kita balik," Kirana berjalan menuju motor nya Berlian.

"Gue takut Ber. Kalau orang-orang yang dibilangin pak becak tadi sengaja mencari gue yang melarikan diri," bisik Kirana.

"Jadi beneran lo nggak ngarang cerita tadi?" canda Berlian membuat Kirana menjitak kepala sahabatnya itu.

"Lo kira gue ngigau?" kesal rasa hati Kirana.

"Ha...ha... Kali aja," Berlian terbahak.

"Gue penasaran. Gimana ceritanya lo bisa melarikan diri dari penjagaan super ketat?" Berlian mewakili para readers nih.

"Nasib baik sedang berpihak sama gue waktu itu. Meski toilet dikosongkan, ternyata ada seorang petugas yang sedang bersihin toilet masuk dan habis itu lepas shift. Aku pinjam tuh baju seragamnya yang kedodoran dan bau. Dengan bertopi, pakai masker aku lewatin tuh muka tuan tampan dengan membawa pel. Mana mungkin dia mau melihat seorang gadis lusuh, bau lagi...he...he...," Kirana terkekeh mengingat momen lucu itu.

"Kok dianya nggak tahu kalau ada petugas kebersihan masuk sebelumnya?" tanya Berlian.

"Ya mana gue tahu Ber. Tanya aja dia sendiri!" tukas Kirana ngedumel.

Berlian tertawa.

"Kapan-kapan gue tanya deh," tukas Berlian.

.

Di kediaman keluarga Bagaskara.

"Max, sudah ketemu istrimu?" sambut nenek saat Maxime masuk kediaman yang super besar itu.

"Belum nek," jawab Maxime.

"Semoga aja dia tak balik. Rumah ini damai jika tak ada dia," kata nenek sarkas.

"Nek, kok gitu sih?"

"Kenapa? Sedari awal nenek memang tak suka dengan wanita culas bin licik itu. Yang tak pernah tulus menyayangi anak-anaknya," lanjut nenek.

"Buka mata dan hati kamu Maxime. Dia hanya memeras kekayaan kamu," nenek tak pernah patah semangat untuk menasehati sang cucu.

"Nek, Maxime yakin Kirani akan berubah," bantah Maxime.

"Menunggu dia berubah? Sampai nenek meninggal pun, aku yakin dia tak akan berubah," imbuh nenek.

"Nek,"

"Nenek realistis Max. Bukan seperti kamu yang naif," seru nenek.

Obrolan itu terus berlanjut.

"Hai everybody. Apa ķabar semua?" suara seseorang masuk di antara obrolan nenek dan cucunya itu.

Maxime menoleh ke suara yang sangat dikenalnya itu.

"Kirani," sapanya.

Seorang wanita cantik, berkelas dan tampilan yang glamour ada di depan Maxime sekarang.

"Kamu dari mana saja? Semua pengawal aku kerahkan untuk nyariin kamu," kata Maxime.

"Ngapain nyari gue? Gue liburan sama teman-teman," jelas Kirani.

"Liburan? Teman-teman?" Maxime seperti orang bloon mendengar jawaban sang istri.

"Kenapa sih? Bukannya sudah biasa seperti itu?" tukas Kirani.

"Muka kamu yang bengkak? Kecelakaan?" Maxime masih belum bisa mengerti akan kenyataan di depannya.

Nenek Bagaskara langsung masuk, sepertinya nenek yakin jika yang datang adalah cucu menantu yang belum dapat restunya itu.

"Eh sayang, jangan ngada-ngada deh. Gue barusan pulang, capek. Gue mau istirahat," seru Kirani.

"Jelasin dulu! Kamu darimana?" nada bicara Maxime mulai naik satu oktaf.

"Party di Bali," Kirani melenggang meninggalkan suaminya yang masih tak bergeming dari tempatnya berdiri.

"Mommy," Kenzo dan Cantika berlari mendekati mommy nya yang sedang menenteng kopernya.

"Mommy mau istirahat. Mommy capek. Awas ya, jangan ganggu Mommy," ucapan Kirani membuat kedua bocil itu tak jadi memeluk sang mama.

"Kirani" panggil Maxime dengan rasa kecewa dan juga kasihan pada kedua anaknya yang sedang merindukan mommy itu.

"Nggak usah mulai deh. Gue mau istirahat," Kirani tak memperdulikan teriakan Maxime.

Maxime memijat pelipis saking kesal terhadap istrinya.

'Party? Di Bali? Terus siapa yang di rumah sakit kemarin? Tak mungkin mereka orang yang berbeda. Atau ini semua hanya kamuflase Kirani yang sejatinya sangat pintar berakting' semakin dipikirkan membuat semakin pening kepala Maxime.

"Dad? Mommy sudah sehat?" tanya polos Cantika.

"Tentu sayang, Mommy hanya ingin istirahat. Kalian main berdua dulu ya," kata Maxime.

"Oke Dad," balas Kenzo mengajak adiknya untuk menjauh dari Daddynya.

Kenzo dan Cantika adalah anak kembar yang dilahirkan oleh Kirani setelah setahun pernikahan mereka.

Maxime menyusul keberadaan Kirani yang telah masuk kamar duluan.

Dilihatnya Kirani telah rebahan dengan baju yang sama saat pulang tadi.

"Nggak mandi? Atau ganti baju kek," kata Maxime sambil melepas jas yang dipakainya.

Dasi yang melingkar di leher juga telah dilonggarkan.

"Cerewet amat sih," tukas Kirani dengan pandangan tak beralih dari layar ponsel dan sesekali mengulum senyum.

Maxime hanya geleng kepala.

Jadi suami kok bego amat sih. Pasti banyak netijen yang membatin.

Maxime tak ingin memancing keributan yang berujung sesak nafas dan sakit jantung bawaan Kirani kambuh. Jika sudah begitu, maka akan banyak negosiasi yang harus dilakukan Maxime.

Kirani wanita yang dikenal Maxime dan sekarang menjadi istrinya, selalu menggunakan alasan sakit jika posisinya terdesak. Dan Maxime tak ingin dibuat repot dengan drama-drama berikutnya.

Maxime tak ingin membuat hati kedua anaknya terluka karena pertengkaran mereka berdua.

Maxime masuk kamar mandi.

"Mau kemana?" tanya Kirani dari atas tempat tidur saat melihat Maxime telah berpakaian rapi lagi.

"Cari angin," kata Maxime tanpa mau menjelaskan lebih lanjut.

Dengan mobil sport Maxime keluar dari gerbang utama menuju tempat di mana teman-temannya sudah menunggu di sana.

🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻

Happy reading

Terpopuler

Comments

intan aulia

intan aulia

lanjut

2024-01-20

2

Kasih Bonda

Kasih Bonda

next Thor semangat

2024-01-19

2

Esther Lestari

Esther Lestari

pasti kembar deh...nebak sendiri. penasaran

2024-01-19

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!