Andika dan ibunya kini menempati sebuah rumah sederhana, waktu berlalu Andika yang sudah beranjak dewasa tumbuh menjadi seorang yang tampan dan cerdas.
Ibu Andika membuka sebuah usaha laundry untuk membiayai hidup mereka, hampir setiap hari Andika bertanya tentang ayahnya, berbagai alasan terus di berikan oleh ibu Andika untuk menjawab pertanyaan Andika, walaupun dia sadar suatu saat Andika pasti akan tahu kebenaran tentang ayahnya.
"Ibu." Andika menggenggam tangan ibunya yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit.
"Ibu tidak apa apa sayang."
"Ibu cepat sembuh ya, Andika tidak akan bertanya tentang ayah lagi." Andika menitihkan air mata melihat kondisi sang ibu.
"Maafkan ibu sayang." Air mata menetes dari mata ibu Andika.
"Andika yang salah, Andika yang membuat ibu sakit." Andika menunduk dan mencium tangan ibunya.
"Mungkin sudah saatnya kamu tahu kebenarannya sayang."
"Maksud ibu?"
Ibu Andika akhirnya bercerita tentang kebenaran kisah ayah Andika, Ayah Andika di fitnah oleh rekan kerjanya, dia difitnah telah memperkosa dan membunuh sekretaris pribadinya, itu semua di lakukan oleh orang yang tidak suka dengan kinerja ayah Andika yang selalu mendapat pujian dari CEO perusahaan.
Ayah Andika akhirnya di jatuhi hukuman mati karena di tuduh melakukan pembunuhan berencana dan pemerkosaan.
"Ibu aku bersumpah akan membalas dendam ayah."
"Jangan sayang, jangan peliharaan dendam di hatimu." Ibu Andika menatap lembut anaknya
Andika sesaat terdiam, dendam sudah terlanjur tumbuh dihatinya.
"Aku akan mengambil jurusan hukum, aku hanya akan membersihkan nama ayah Bu." Andika tersenyum di depan ibunya, dia sedang berpura-pura.
"Ibu sangat menyayangi mu nak, jadilah orang besar sesuai dengan keinginan ayahmu."
"Aku akan membanggakan ayah dan ibu."
Andika akhirnya memutuskan mengambil jurusan hukum, dia sangat semangat dalam belajar, dia ingin membuktikan bahwa ayahnya tidak bersalah dan membalas dendam pada orang yang telah menghancurkan keluarganya.
Setelah mengetahui kebenaran kisah ayahnya Andika berubah menjadi sosok yang dingin dan menakutkan, karena dendam di hatinya membuat Andika begitu bengis pada orang yang menurutnya membuat susah hidup orang lain, hingga Andika menjadi pengacara terkenal dia masih memiliki sifat yang sama.
Tepat satu bulan sebelum hari wisuda Andika ibunya pergi meninggalkan Andika, sang ibu sudah tidak bisa melawan penyakitnya, Andika merasa hancur, dia merasa sudah tidak ada artinya lagi hidup, semangat Andika kembali tumbuh mengingat dendam pada seseorang.
- - -
Tanpa sadar Jeny menggenggam tangan Andika, dia meneteskan air mata mendengar cerita hidup Andika, Jeny tidak menyangka orang seperti Andika memiliki masa lalu yang sangat pahit.
Jeny menatap Andika, orang yang beberapa waktu lalu dia kenal dengan sebagai orang yang sangat dingin dan keras kini sedang menitihkan air mata di depannya.
"Aku akan selalu ada untukmu tuan." Kata Jeny berjanji dalam hatinya.
"Tuan." Jeny masih terus menatap Andika yang sangat terlihat sedih setelah menceritakan kisahnya.
Andika masih diam, dia menatap langit-langit mobilnya, perasaannya sangat sedih mengingat semua kisah masa lalunya.
"Tuan, jangan bersedih lagi orang tua tuan pasti sangat bangga di sana, melihat tuan menjadi orang besar sekarang." Jeny berusaha menyemangati Andika.
Andika masih diam, Jeny tidak putus asa, dia terus menyemangati Andika, entah kenapa Jeny merasa sangat sakit melihat Andika terpuruk.
"Apakah saya boleh bertanya tuan?" Jeny memberanikan diri bertanya setelah melihat Andika lebih tenang.
"Siapa orang yang telah membuat keluarga tuan hancur?" Tanya Jeny setelah Andika menoleh ke arahnya.
Timbul seringai di wajah Andika, Jeny menatap Andika dengan tatapan takut, dia merasa Andika seperti orang lain ketika tersenyum saat mendengar pertanyaan Jeny.
"Ferry Mahesa." Andika menyeringai lebar setelah menyebutkan nama Presdir Mahesa group.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
ℳ𝓇𝓈. ℛ
Mampir😊
2020-08-31
1
Nita.P
semangat. Salam dari KETULUSAN CINTA SALWA
2020-08-26
1