Jeny sedang duduk di sofa loby kantor Andika, dia di minta menunggu oleh staf Andika.
"Mari nona." Jeny langsung berjalan mengikuti Andika menuju mobil yang sudah menunggu di depan loby.
Sepanjang perjalanan Andika hanya diam, beberapa kali dia terlihat sibuk dengan ponselnya, Jeny pun enggan mengajak Andika untuk berbicara karena dia masih ingat bagaimana harus bersikap pada Andika.
"Sungguh anda orang yang membingungkan tuan." Ucap Jeny dalam hati.
Jeny merasa bingung dengan sikap Andika, kemarin Andika terlihat begitu hangat saat mereka makan siang bersama, tapi entah kenapa hari ini Jeny melihat Andika yang dingin dan menakutkan seperti biasa.
"Silahkan tuan." Jeny menarik kursi untuk Andika duduk, kemudian dia ikut duduk di kursi sebelah Andika, di depan mereka sudah duduk seorang laki-laki yang sudah kembali menunjukkan wajah angkuhnya, Jeny hanya menyapa lewat senyuman pada Chandra.
"Bagaimana kabarmu putra mahkota?"
"Langsung saja Andika tidak perlu berbasa-basi."
"Hahaha baiklah."
"Saya lebih suka melihat putra mahkota yang angkuh dari pada kemarin." Andika berbicara sembari tersenyum mengejek.
"Sudahlah tidak perlu seperhatian itu padaku."
"Wah terimakasih jika putra mahkota menganggap saya perhatian." Jeny tersenyum bahkan mengeluarkan sedikit suara tawa mendengar perbincangan Andika dan Chandra.
"Ada informasi apa?" Chandra terlihat tidak sabar menunggu Andika berbicara.
"Apa putra mahkota sudah tidak sabar, bahkan hanya untuk sekedar menunggu saya bicara."
"Sudahlah Andika tidak usah terlalu lama mempermainkan ku." Chandra benar-benar merasa kesal.
"Hahaha baiklah."
Andika berbicara tentang masalah kebebasan Chandra, dia menyampaikan butuh waktu untuk membebaskan Chandra karena belum bisa menemukan Amanda.
"Ternyata kau tidak sehebat omongan orang Andika." Chandra tersenyum mengejek
"Nikmati hari anda putra mahkota." Andika berdiri kemudian keluar ruangan, Jeny hendak menyusul Andika.
"Jeny." Jeny kembali berbalik mendengar Chandra memanggilnya.
"Iya tuan."
"Apa kamu masih menjalankan tugas ayah." Jeny mengedarkan pandangannya melihat apakah Andika sudah benar-benar keluar.
"Iya tuan."
"Tetap hati-hati dengan dia, cari tahu apa yang belum kita ketahui."
"Baik tuan."
"Pergilah."
Jeny langsung buru-buru keluar mengejar Andika, dia takut Andika akan bertanya macam-macam pada Jeny, Jeny tidak akan bisa berbohong jika Andika sudah bertanya.
"Syukurlah dia tidak bertanya apa-apa." Kata Jeny saat Andika hanya diam saja ketika mobil sudah melaju cukup jauh meninggalkan kantor polisi.
"Nona."
"Iya tuan." Jeny tersentak ketika Andika berbicara dan menatapnya.
"Bicaralah."
"Maksud tuan?"
"Apa saja yang kamu tahu dan ingin kamu ketahui nona."
"Tidak tuan." Jeny berusaha menghindari tatapan Andika.
"Sepertinya nona sudah lupa."
"Maksud tuan?"
"Hahaha." Jeny semakin bingung melihat Andika tertawa
"Baiklah, aku akan bercerita jika nona ingin tahu."
"Eh." Jeny terlihat sangat gugup.
"Bukankah nona ingin tahu tentangku?."
"Bagaimana dia bisa tahu apa yang aku bicarakan dengan tuan Chandra." Jeny meremas tangannya.
"Tidak usah gelisah nona." Andika tersenyum melihat Jeny sangat gelisah.
"Apa dia juga tahu selama ini aku selalu mengawasi dan melaporkan pada tuan Romy."
"Anggap saja sebagai hadiah untuk nona." Andika akan mulai bercerita.
"Tidak usah tuan." Jeny terlihat ragu akan mendengar cerita Andika.
"Dengarkan saja nona." Andika tersenyum.
"Kita belum terlalu dekat untuk berbagi cerita pribadi tuan." Jeny masih berusaha agar Andika tidak bercerita, entah kenapa Jeny tidak mau mendengarkan cerita Andika padahal cerita pribadi Andika lah yang sangat di tunggu oleh Presdir Romy.
"Belum?" Andika mengangkat alisnya.
"Berarti kita akan lebih dekat setelah ini." Andika tersenyum dan menatap Jeny dengan tatapan yang berbeda.
"Kenapa kamu menatapku seperti itu tuan, ah bikin aku dag dig dug tau."
"Dengarkan ini nona, aku tidak akan mengulang ceritaku lagi." Andika berbicara serius pada Jeny, Jeny langsung menggeser posisi duduknya sedikit menyerong ke arah Andika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Cahya
next
2020-09-03
1
Aldekha Depe
kak, aku tepatin janji buat mampir, aku fav, rate5 n like nyicil sampai sini dulu ya?
2020-08-26
1