Di dalam gedung pusat Mahesa group, tepatnya di lantai teratas ruangan Presdir Ferry.
"Panggil semua direktur sekarang." perintah Presdir Ferry pada Roy.
"Baik tuan."
Posisi Mahesa group sedang goyah, Presdir Romy mulai melancarkan serangan pada Mahesa group dengan mengakusisi beberapa perusahaan rekanan Mahesa group dengan tujuan mengacaukan Project dari Mahesa group.
"Apa kalian sudah bosan hidup hah!" teriak Presdir Ferry di depan para direktur.
"Apa saja kerja kalian, sehingga bisa seperti ini," para direktur hanya menunduk diam, bahkan sekedar melihat wajah Presdir Ferry pun mereka tak berani.
"Roy."
"Saya tuan."
"Bereskan semua kekacauan ini, buang sampah ini pada tempatnya." tunjuk Presdir Ferry pada para direktur di depannya.
Dengan lambaian tangan asisten Roy para direktur keluar sambil tertunduk dari ruangan Presdir.
"Roy."
"Saya tuan."
"Ada informasi apa?"
"Kemarin Andika sudah bertemu dengan Chandra, dia juga merekrut asisten pribadi Romy untuk membantunya."
"Bodoh, kenapa Adrian bertindak begitu bodoh dengan tidak memperhitungkan Andika."
"Apa kau mengawasi Adrian Roy?"
"Adrian masih seperti anak manis tuan."
"Kau tahu apa yang harus kau lakukan ketika dia sudah mulai melampaui batas Roy."
"Mengerti tuan."
- - -
Jeny sedang menunggu Andika di sebuah restauran bersama dengan seseorang yang dia inginkan, Jeny berhasil membawa orang yang dekat dengan Amanda dikantor.
"Kak Jeny kenapa tuan Andika Ingin bertemu saya?" Tanya gadis mungil berparas cantik.
"Tenang saja Via, mungkin tuan Andika hanya ingin bertanya beberapa hal."
"Tapi perasaan Via tidak enak kak."
"Tenang saja dia orang baik."
Jawaban Jeny semakin membuat gelisah Via, bahkan kata orang baik yang ditunjukkan untuk Andika terdengar begitu mengerikan di telinga Via.
"Silahkan tuan Andika." Jeny mempersilahkan Andika duduk di depan via, Andika mengangguk sambil tersenyum.
"Terimakasih nona Jeny."
"Sama sama tuan."
"Ini Via tuan, staf sekretaris di ruangan tuan Chandra." Jeny memperkenalkan via.
"Nona Via."
"Orang ini benar-benar menakutkan." Via masih tertunduk melihat tatapan tajam Andika
"Saya tuan." Via berusaha menjawab setenang mungkin.
"Apa nona tahu kenapa nona bertemu saya hari ini?"
"Tidak tuan."
"Nona Via" Andika memberi sedikit penekanan untuk mengintimidasi Via, itu adalah trik yang dia lakukan agar bisa menjatuhkan mental seseorang.
"I iya tuan." dengan suara tergagap Via mengangkat kepalanya.
"Tentu anda tidak terlalu bodoh untuk mengatakan tidak tahu tujuan saya bertemu anda."
"Maaf tuan."
"Ceritakan yang anda tahu nona!"
"Tuan Chandra dan Amanda memang memiliki hubungan spesial di luar rekan kerja."
"Dari mana anda tahu nona?"
"Amanda beberapa kali bercerita kepada saya tentang hubungan mereka tuan."
"Lanjutkan ceritamu nona."
"Amanda dua tahun bekerja sebagai asisten pribadi tuan Chandra, beberapa bulan belakangan sikap tuan Chandra berubah, awalnya saya bingung tuan Chandra orang yang angkuh bisa berubah menjadi orang baik, tapi setelah Amanda bercerita tentang hubungan mereka saya menduga yang merubah tuan Chandra adalah Amanda."
"Sejak kapan nona dekat dengan nona Amanda?"
"Dari awal mulai bekerja tuan "
"Apa nona Via tahu latar belakang nona Amanda?"
"Saya tidak tahu tuan, Amanda orang yang tertutup dengan kehidupan pribadinya."
"Apa nona masih berhubungan dengan nona Amanda saat ini."
"Semenjak kejadian itu saya sudah tidak bisa menghubungi Amanda tuan."
Andika terdiam, dia sedang berpikir mencoba mengurai benang yang kusut, dia sudah bisa menemukan benang merah dari masalah ini tapi dia tidak mau terburu buru untuk menarik kesimpulan.
"Nona Jeny silahkan antar nona Via kembali, saya tunggu di sini " perintah pada Jeny.
"Baik tuan."
"Saya permisi tuan."
Jeny dan via mulai berdiri meninggalkan Andika yang masih duduk di situ, baru beberapa langkah Andika memanggilnya.
"Nona Via."
Via dan Jeny berhenti dan berbalik ke arah Andika
"Lupakan semua yang kau tahu, jangan mempersulit dirimu nona." ucap Andika tanpa berbalik menghadap via dan Jeny.
"I.. iya tuan."
"Hati hati di jalan nona."
Tangan Via seketika gemetar ketakutan, pesan Andika seperti mencekik dirinya, Jeny yang melihat via ketakutan menggenggam tangan Via sembari mengantarkan Via ke depan.
"Tenang saja Via, kamu hanya perlu seolah olah tidak pernah terjadi apa apa, lupakan semua dan jalani rutinitas mu seperti biasa." Via sedikit tenang dengan ucapan Jeny dan genggaman tangannya.
Jeny kembali ke dalam menghampiri Andika yang masih duduk di dalam.
"Nona Jeny."
"Iya tuan."
"Awasi semua yang dilakukan nona Via, selidiki semua tentang dia."
"Baik tuan."
"Apa kamu tidak mau tahu alasannya?"
"Tidak tuan."
"Hahaha tapi matamu tidak bisa membohongi ku nona."
"Iya tuan."
"Jangan tertipu dengan muka polosnya, ingat nona musuh mu selalu berusaha sedekat mungkin dengan mu."
Jeny sudah mulai terbiasa dengan ucapan mengejutkan dari Andika, dia sudah bisa menebak maksud dari kata kata Andika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
lita kurnia
seruuuuuu susah ditebak ceritanya... ky novel ditektif gitu...
2020-10-11
0
meme
nyicil dulu ya bacanya kak🤗
ditunggu feedback nya☺️
2020-09-06
1
Harisa Humania
semangat thor
2020-09-03
1