"Mari kita mulai bicara sesama lelaki putra mahkota." Andika memperhatikan ekspresi dari Chandra sebelum melanjutkan ceritanya.
"Aku tak pernah bicara pada orang lain, aku hanya bercerita pada temanku."
"Saya rasa anda tak pernah bercerita sepanjang hidup anda." Andika tersenyum mengejek pada Chandra.
"Hahahaha ya ya ya, kau mau aku mulai bercerita dari mana?"
"Jangan terlalu mudah menganggap orang lain sebagai teman putra mahkota."
"Aku tak berteman denganmu, aku tahu siapa kau Andika."
"Hahaha kalau begitu tak seharusnya anda bercerita pada saya putra mahkota, jika anda tahu siapa saya."
Chandra tahu orang seperti apa yang sedang bicara di depannya, orang misterius dengan tatapan tajam dan ekspresi wajah yang dingin, tapi memiliki hati yang baik.
"Apa mau mu Andika?"
"Seharusnya saya yang bertanya seperti itu putra mahkota."
Andika sangat pandai memainkan emosi orang lain, bahkan Chandra orang yang biasanya tidak mudah terpancing pun sangat sulit menghindar.
Jeny yang berada pada situasi itu hanya diam, tak tau apa yang harus dilakukan.
"Kenapa aku harus berada di antara dua orang aneh ini, apa salahku." Jeny mengutuki diri sendiri
"nona Jeny."
"I..I... iya tuan." panggilan dari Andika menyadarkan Jeny dari lamunan akan nasibnya.
"Catat semua yang kau lihat dan kau dengar dalam otakmu"
"Baik tuan"
"Apa kau mau mengetesku setelah ini, apa kau mau bertanya macam macam, huh merepotkan saja." Jeny
"Jadi?" Andika menatap dalam mata Chandra
"Baru kali ini aku merasa terintimidasi hanya dengan tatapan." Chandra
"Keluarkan aku dan dapatkan bayaran mu setelah itu."
Andika masih diam, menatap tajam kepada Chandra, Chandra yang terus terusan di tatap mulai merasa tidak nyaman, Andika berdiri berjalan keluar tanpa mengatakan apapun, dia meninggal kan Chandra dan Jeny yang sedang kebingungan di dalam.
"Maaf tuan." Jeny tergopoh-gopoh mengejar Andika, Andika berhenti dan menoleh ke arah Jeny.
"Ada apa denganmu?"
"Dasar aneh, pertanyaan macam apa itu." Jeny
"Bagaimana dengan tuan Chandra?"
"Ku kira kau gadis yang cerdas, jangan membuatku melakukan kesalahan yang baru pertama kali aku lakukan dengan memilihmu menjadi asistenku."
"Aku tunggu di mobil, sampaikan pesanku pada Chandra." Andika berlalu meninggalkan Jeny yang masih berdiri dengan mimik wajah kesal dan bingung.
"Dasar orang gila, kau bahkan hanya bicara untuk menghinaku, pesan apa yang kau katakan, dasar aneh" Jeny
Jeny kembali berjalan memasuki ruangan tempat Chandra menunggu, di berjalan sembari berfikir maksud dari Andika.
"Ah aku benar benar bisa gila meghadapi manusia itu, masih mending aku menghadapi Presdir." gerutu Jeny sambil membuka pintu ruangan.
"Maaf tuan Chandra."
"Ada pesan apa dari Andika?"
"Ah benar benar aneh semua orang." Jeny
"Taun Andika akan kembali lagi nanti, saya akan memberitahu waktunya kepada tuan Chandra." Jeny menjawab dengan sedikit terbata bata.
"Yasudah, terimakasih Jeny."
"Aku sudah benar benar gila, sejak kapan manusia itu memiliki adab dengan berterimakasih." Jeny
"Permisi tuan."
"Hati hati di jalan, sampaikan salam ku pada Andika."
"Baik tuan."
Jeny memasuki mobil dan langsung meninggalkan kantor polisi setelah itu
"Kita makan siang dulu nona Jeny."
"Baik tuan."
Jeny tahu posisi dirinya, dia hanya menjawab jika ditanya, lebih aman seperti itu untuk dirinya.
"Saya rasa anda bukan tipe orang pendiam nona." Andika membuka suara memecah keheningan.
"Apa dia berusaha membuka pembicaraan, sungguh orang yang tidak bisa di tebak." Jeny
"Maaf tuan."
"Hahahaha kau memang sudah pikun nona Jeny seperti kata Presdir Romy." Andika tertawa keras membuat Jeny menatapnya,
Jeny terdiam bingung mencerna maksud dari kata kata Andika.
"Jangan pernah meminta maaf untuk sesuatu yang tak pernah kau perbuat nona."
"Kenapa dia serasa hangat ketika tertawa." Jeny
"Iya tuan."
Mobil terus melaju untuk menuju ke sebuah restoran, terjadi beberapa obrolan ringan antara Jeny dan Andika suasana pun menjadi lebih mencair, Andika sebenarnya tipe orang yang gampang akrab dengan orang lain hanya saja dia harus membatasi diri untuk tetap menjaga komitmen pekerjaan nya.
"Nona Jeny."
"Iya tuan."
"Apa kau mengenal dekat dengan Amanda."
"Saya hanya mengenal sebatas rekan kerja tuan."
"Ada satu tugas untukmu."
"Baik tuan."
"Cari tahu orang yang dekat dengan Amanda dikantor."
"Besok atur waktu untuk kita bertemu."
"Dengan senang hati tuan." jawab Jeny dengan sedikit bercanda.
"Hahaha sepertinya kau sudah merasa akrab denganku nona, hati hati nona karena penjahat biasanya mudah mendapatkan kepercayaan orang lain sebelum dia memperdaya nya."
"Tapi saya rasa tuan orang yang baik."
"Dan saya rasa nona orang yang terlalu cepat menyimpulkan."
"semua orang juga sudah tahu tuan, anda orang seperti apa, hanya saja tatapan anda menakutkan, tapi hari ini saya merasa lebih mengenal anda." Jeny.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Triana R
lanjut kak
2020-09-02
1
Ig & fb : Karlina_Sulaiman
Semangat kak.. sudah like...
🥀ceosomplak & MDD
2020-09-01
1
Lucky
hai kak aku mampir bawa like, rate, dan fav😊
semangat terus kk💪😊
2020-08-31
1