"Beritahu jika ada yang kau butuhkan, sekarang semua langsung kordinasi dengan Jeny."
"Tentu saja yang mulia."
"Nona Jeny."
"Iya tuan Andika."
"Antar saya menuju ruangan Chandra."
"Baik tuan."
Mereka berjalan menuju lift untuk menuju ruangan Chandra yang berada satu lantai di bawah ruang Presdir Romy. Sampai di ruangan Chandra terdapat garis polisi di depannya tanpa memperdulikan itu Andika langsung masuk kedalam dan melihat sekeliling.
"Apa ada yang memasuki ruangan ini setelah kejadian itu?"
"Hanya polisi yang melakukan olah TKP saja tuan."
"Ceritakan apa yang kau tau tentang kejadian itu nona Jeny."
Malam itu Jeny harus lembur karena ada beberapa laporan yang harus di kerjakan, Jeny harus turun ke lantai bawah untuk meminta tanda tangan dari Chandra, saat tiba di depan ruangan Chandra dia mendengar ada teriakan seorang wanita dari dalam, Jeny mengenali suara itu, teriakan itu berasal dari Amanda asisten Chandra, merasa ada yang tak beres Jeny mencoba untuk masuk dan melihat apa yang terjadi, ketika Jeny berusaha membuka pintu tiba tiba dari belakang datang beberapa orang polisi yang langsung menerobos masuk ke dalam ruangan Chandra.
"Hmm memang sudah di rencanakan." gumam Andik
"Apa tuan?" Jeny berhenti bercerita ketika mendengar gumaman Andika.
"Tak perlu kau tahu, lanjutkan ceritamu."
Ketika Jeny berusaha masuk ada seorang polisi yang menghalangi akhirnya Jeny memilih menunggu di depan ruangan Chandra, tak berapa lama Chandra keluar dengan kondisi tidak memakai baju dan tangan terborgol menyusul kemudian Amanda keluar dengan kondisi rambut yang acak acakan pakaian yang sobek di beberapa bagian dan air mata yang keluar dengan deras.
"Apa kau melihat bagaimana kondisi Chandra saat keluar?"
"Maksud tuan kondisi bagaimana?"
"Ceritakan saja apa yang kau lihat dari Chandra se detail mungkin."
"Baik tuan."
Chandra keluar dengan di seret dua orang pria, tak seperti Chandra yang biasanya sombong dia hanya menunduk saat itu. Padahal sebelum kejadian itu Chandra pernah melakukan hal yang sama pada asisten dia sebelumnya tapi Chandra masih mendongakkan kepala sambil memaki orang yang berusaha membawanya.
"Hei apa apaan kalian, berani beraninya kalian menyentuhku, kalian tidak tahu siapa aku."
Tapi malam itu Chandra hanya diam saja tertunduk lesu, seperti ada rasa bersalah di matanya.
"Apa nona tahu hubungan Chandra dan asistennya selain rekan kerja?"
"Ada beberapa informasi yang saya dengar tentang mereka tuan."
"Ceritakan."
Amanda sudah dua tahun menjadi asisten Chandra, Amanda merupakan seorang yang cerdas tapi terlihat lugu, Chandra merupakan orang yang kasar dan bertingkah semaunya, tapi beberapa bulan belakangan sifatnya berubah, dia menjadi seperti bukan Chandra yang biasanya, Chandra seperti orang lain karena dia sudah mulai tersenyum dan mengucapkan terimakasih bahkan untuk hal hal yang kecil.
"Cih, licik sekali kau." entah kepada siapa Andika memaki, tapi dari posisinya sekarang sudah jelas dia memaki kepada Adrian.
"Maaf tuan?" Jeny berhenti bercerita mendengar Andika mengumpat.
"Tak usah kau pedulikan nona lanjutkan saja ceritamu." Jeny menatap Andika sejenak.
"Dasar aneh." ucap Jeny dalam hati
"Nona." Andika berbicara karena Jeny tidak kunjung melanjutkan ceritanya.
Akhir akhir ini beredar gosip bahwa Chandra memiliki hubungan dengan asistennya bukan hanya sekedar hubungan kerja tapi terjalin hubungan spesial, banyak karyawan disini yang melihat Chandra keluar menghabiskan waktu bersama Amanda, selain itu perlakuan yang di berikan Chandra pada Amanda seakan mereka sepasang kekasih.
"Besok temani aku bertemu Chandra." Andika nampaknya sudah mengerti permasalahan apa yang akan dihadapinya.
"Baik tuan, nanti akan saya atur dan saya beritahu untuk waktu bertemunya."
Andika sontak menoleh dan menatap tajam Jeny, Jeny yang di tatap langsung mundur beberapa langkah karena merasa takut.
"Hanya dengan tatapan saja orang sudah merasa ngeri, bagaimana kalau kau bicara tuan Andika, bahkan Presdir tak semenyeramkan dirimu." ucap Jeny dalam hatinya.
"Dengarkan nona Jeny."
"Maaf tuan."
"Jangan pernah mengatur saya, saya yang mengatur orang lain."
"Maaf tuan."
"Satu lagi."
"Iya tuan."
"Jangan terlalu banyak bicara maaf."
"Baik tuan."
"Besok temui aku jam 10.00 dikantor ku kita langsung ke kantor polisi setelah itu, atur semuanya nona Jeny."
"Baik tuan."
Andika berjalan keluar meninggalkan Jeny yang masih berdiri mematung dengan tangan bergetar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Trinity Trinityelf
hmm jadi Amanda itu orgnya dari mahesa grup,buat ngancurin Chandra (perusahaannya mksdnya)??
2022-09-17
0
maria yosefa
hmmmm andika....
2021-03-16
0
Sujaandy
pembawaan andika itu terlalu dingin, meskipun dia sebenarnya baik tapi kadang sikap dingin itu bisa menjadi bumerang untuk diri sendiri.
2020-09-09
1